"Jangan lupa, dibuka semua ikatannya!" Aku mengangguk. Beberapa orang mengulurkan bilah-bilah papan, dan kami mulai menyusunnya. "Sudah? naiklah" Kami naik, lantas perlahan lubang itu diurug.
*****
Peluhku bercucuran, lembut aku membelai rambutnya. "Terima kasih sayang, kau membuatku puas" Aku kembali menciumi sekujur tubuhnya, tapi matanya tetap terpejam. Nafsuku kembali bergolak, kain kafannya tak lagi menutupi badan.
*****
Om & Tante, Suli boleh ikutan ya? :)
Terinspirasi dari cerita Om Fikri :D
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI