Sidang kongres yang dihadapi oleh CEO Tiktok, Shou Zi Chew, Kamis, 23 Maret 2023 berlangsung penuh dengan serangkaian pertanyaan.
Sidang yang dilakukan selama lima jam tersebut tampak jelas bagaimana posisi China telah dipandang sebagai ancaman bagi negara terkuat, Amerika Serikat. Ancaman tersebut meningkatkan kewaspadaan Amerika atas keamanan negara dan sipil, dominasi ekonomi yang mungkin terjadi, hingga tantangan ideologis yang berlawanan dengan nilai dan cara hidup warga masyarakat di Amerika Serikat.
Platform media sosial Tiktok di Amerika yang memiliki 150 juta akun pengguna yang dicurigai pemerintah Amerika bahwa ada potensi data pribadi warganya akan dibocorkan dan dieksploitasi oleh CCP atau Chinese Communist Party.
Para anggota parlemen juga berpendapat berbagai kemungkinan pemikiran bangsa mereka akan banyak diasupi konten dan informasi buatan China.
Hal ini ditakutkan akan menimbulkan tekanan pada prinsip kebebasan dalam politik dan HAM di Amerika Serikat dan juga menciptakan kebingungan atas kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang disampaikan oleh Kepala Komite Energi dan Perdagangan DPR Cathy McMorris.
Pemerintah Amerika Serikat terlihat serius dalam menanggapi ekspansi aplikasi media sosial Tiktok yang semakin merebak di negaranya.
Dengan demikian mengapa meluasnya pengguna akun dari sebuah aplikasi yang mayoritas memuat konten untuk berbagi pengalaman, pengetahuan, dan hiburan tersebut begitu terasa mengancam negara?
Seperti yang diketahui meluasnya penggunaan sebuah aplikasi akan mempengaruhi iklim ekonomi dan persepsi para pengguna di berbagai negara yang justru dapat berpotensi berbalik mengancam negara itu sendiri.
Perluasan dan tingginya pengguna aplikasi Tiktok menjadi indikator keberhasilan dari proses globalisasi yang dapat dikenali dari sejumlah ciri indikatornya yaitu technology connectivity, economic integration sekaligus political engagement.
Perkembangan ilmu pengetahuan dalam teknologi sangat berkembang pesat saat ini dan dari perkembangan tersebut yang dibarengi dengan sumber daya manusia yang berkualitas mampu menghasilkan technology connectivity yang tidak lagi mengenal batas negara.