Mohon tunggu...
Maman Natawijaya
Maman Natawijaya Mohon Tunggu... -

Saya ayah dari sepasang anak berusia 10 dan 5 tahun, sesekali menulis lepas di media lokal di Medan dengan tema-tema tentang perlindungan anak, sosial, budaya dan lingkungan. Senang fotografi dengan penguasaan teknik yang masih harus belajar terus. Membaca dan jalan-jalan ke tempat yang belum pernah dikunjungi adalah kesenangan yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malu-malu Kucing

26 Juli 2011   10:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:22 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kucing binatang pemalu?

Sampai-sampai ada istilah "malu-malu kucing", kenapa " tidak malu-malu gajah " oh ya kan sudah ada istilah 'kaki gajah'  atau "malu-malu kuda" ini juga sudah ada' tenaga kuda' atau malu-malu kutu ah maaf ini sudah dipakai untuk 'mati kutu'.

Hmm...apa yaa..malu-malu kodok mungkin yang belum dipakai.

Tapi sudahlah..mungkin memang kucing binatang yang sukanya menggelayut di pangkuan orang atau suka mengelendot di kaki, saat melihat tuannya datang. Tapi itu bukan berarti si kucing pemalu,sering kulihat malah dia (kucing) tak menunjukkan tanda-tanda sebagai mahluk pemalu, misalnya disaat musim cinta alias musim kawin.

Dengarlah suaranya yang mengeong merdu merayu, saling sahut menyahut antara jantan dan betina, sebagai tanda respon satu sama lain, tengah malam di atap rumah kita, walaupun dilempar sendal, mereka tak bergeming dan tak perduli sampai hajat cinta kasih mereka tersalurkan.

Bicara malu-malu kucing, malu rasanya untuk memulainya, karena diyakini sang kucing pasti akan marah kalau mengetahui namanya digunakan untuk kepentingan manusia dalam memberikan label pada orang yang mempunyai sifatnya 'seolah-olah tak mau'.

Mungkin kalau ras kucing ini mengetahui hal ini, maka dalam dunia perkucingan mereka akan balas menggunakan istilah " malu-malu presiden, malu-malu menteri, alau-malu gubernur, malu-malu bupati, malu-malu walikota, malu-malu anggota dewan, malu-malu duwit, malu-malu harta..dst.

Tapi apa manusia keberatan?
Ah..tidak lah yaaw..!
Kami manusia merasa tak malu kok.. jadi ya asik-asik aja cing...!

Karena rasa malu yang begitu besar (maaf jangan disalah tafsirkan), sampai-sampai saya sendiri juga malu untuk menuliskan apa yang membuat saya malu. Saya malu kalau catatan ini dibaca orang, pasti akan membuat saya malu dan akan dipermalukan, mungkin lebih baik kalau saya tidak mempublikasikan saja tulisan ini atau dibatasi saja untuk saya sendiri.
Tapi rasanya tidak adil dan malu juga kalau tulisan ini tidak dibaca orang, padahal saya sudah menggunakan waktu yang harusnya untuk kerja dan menggunakan fasilitas wifi yang seyogianynya untuk mendukung kelancaran kerja ..inilah yang membuat saya malu hati!

Saya orangnya jadi pemalu, karena tak juga kunjung menyelesaikan tugas utama.

Nah untuk itu saya membuat tulisan yang bisa mengurangi rasa malu saya.

Semoga tulisan ini tidak memalukan alias malu-maluin!

(Medan 13 Oktober 2009-16.55)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun