Mohon tunggu...
Albert .
Albert . Mohon Tunggu... -

seorang satpam yang belajar menulis.\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Yesus Sang Penebus/Juru Selamat Sejati

22 Desember 2011   20:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:53 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Juruh selamat berarti orangyang menyelamatkan orang lain .dalam pemahaman Kristen juruh selamat sama artinya juga dengan penebusan atau pembesan dari dosa .

Menurut iman Kristen manusia dilahirkan dalam keadaan berdosa / dikuasai dosa, hal ini bermula dari penerimaan Hawa untuk makan buah pohon Pengetahuan yang ditawarkan oleh ular, dan kelanjutan dari itu adalah diusirnya Adam dan Hawa keluar dari taman edendan berkembang biak diluar taman eden

Dosa asal bukan berarti manusia telah melanggar perintah Tuhan, tapi kecendrungan untuk berbuat yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. pemazmur menulis “Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku”. naturnya manusia itu berdosa, hal ini terlihat juga pada anak anak , tanpa diajari atau bahkan diajari hal hal yang baik oleh orang tuahnyapun tetap saja berbuat dosa seperti pelit, berebut dll.

Lalu bagaimana dosa dibebaskan ?.

Sebelum datang Juruh selamat, lebih dahulu ada yaitu hukum taurat.Namun hukum taurattidak membebaskan manusiadari dosa , hukum taurat malah meransang dosa untuk beraksi / berkuasa dalam diri manusia (Roma 7:5)

Pembebasan manusia dari dosa sudah dinubuatkan secara simbolis oleh Allah dengan memerintahkan Musa membuat ular dari tembaga dan menggantungkan pada sebuah tiang, supaya orang yang digigit ular tidak akan mati jika memandang ular tembaga itu (Bil 21:8).  Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikansupaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal (yoh 3 :14-15) Dan kata Yesus : “orang-orang yang percaya sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka”(Mark 16:17-18)                                                                                        Hal ini akan berbeda jika kita melihat kasus Adam dan Hawa, mereka meminum “racun ular” dan mereka mati, mereka kehilangan kemuliaan Allah, mereka keluar dari taman eden, tapi percaya Yesus akan bebas dari “racun ular” (dosa)



Mengapah percaya kepada Yesus bisa bebas dari dosa ?

Seperti pengikut musa memandang ular tembaga dan mereka bebas dari pengaru racun ular demikian juga Yesus mengajarkan banyak “cara pandang” yang memungkin kita bebas dari dosa.Berikut ini beberapah cara pandang tersebut:

*sebagai utusan Tuhan, ”Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."(Yoh 20:21), diutus seperti tabib/ dokter untuk orang sakit, diutus untuk memperbaiki atau membangun (berkarya) dan bukan menghakimi, dengan berpandangan demikian rasanya sulit sekali untuk berbuat (berkeinginan berbuat ) dosa. dan "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala”(Mat 10:16), lalu bagaimana diserang serigala, mungkin cara pandang berikut ini bisa mengatasi.

*"ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Atau “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” firman ini memungkin kita tidak balas dendam, tapi timbul kasih untuk mendoakan, dengan demikian dosa mati atau tidak berkuasa dalam diri kita .dan masih banyak lagi cara pandang lainya yang semuanya dirangkum dalam satu kata yaitu KASIH




Dalam kasih itulah memungkin Stefanus meminum racun maut tapi ia tidak berdosa malah mendoakan (kis 7:60).  Jadi dalam Yesus ada pembebasan dari dosa (Yesus = Kasih ,1Yoh 4:8,16)
dan dalam Yesus ada pengampunan dosa (Kol 1:14). Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia (Rom 6:14)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun