Seiring berjalannya waktu, kemajuan teknologi informasi telah mengubah dan memengaruhi pola komunikasi masyarakat, terutama dalam era digital. Perkembangan alat komunikasi dan aplikasi yang kini berada dalam era digitalisasi menghadirkan tantangan tersendiri agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital secara bijak untuk memudahkan aktivitas sehari-hari. Hal ini tentunya terkait erat dengan dampak kemajuan teknologi internet yang kini semakin meluas dan dapat diakses oleh banyak orang, meskipun di Indonesia masih terdapat beberapa wilayah terpencil yang belum memiliki akses internet (Fitriarti, 2019).
   Kemajuan teknologi digital telah membawa perubahan signifikan pada berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang kesehatan. Saat ini, informasi kesehatan dapat diakses dengan mudah melalui internet, dan layanan kesehatan berbasis digital semakin banyak digunakan. Dalam konteks ini, literasi digital menjadi elemen penting agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi tersebut secara tepat dan mendapatkan manfaat optimal di bidang kesehatan. Meski begitu, walaupun teknologi kesehatan digital telah berkembang pesat, tingkat literasi digital masyarakat Indonesia masih tergolong rendah.
Definisi Literasi Digital dalam Kesehatan
   Berdasarkan definisi media digital dan media baru yang telah dijelaskan, konsep literasi juga perlu disesuaikan, sehingga muncullah istilah literasi digital (Dewi et al., 2018). Literasi digital merujuk pada kemampuan individu untuk menggunakan teknologi digital, mengakses informasi, serta memahami dan mengevaluasi informasi tersebut secara kritis. Kemampuan literasi digital tidak hanya terbatas pada penggunaan perangkat teknologi, tetapi juga mencakup keterampilan untuk mencari, menilai, dan memanfaatkan informasi secara cerdas. Masyarakat, terutama remaja yang sudah akrab dengan internet, perlu diberi pemahaman tentang pentingnya literasi digital. Keterampilan ini akan membantu mereka menyaring informasi yang valid dan berguna, serta menghindari hoaks dan informasi dengan sumber yang tidak jelas. Dalam sektor kesehatan, literasi digital mencakup kemampuan memperoleh informasi medis yang akurat, menggunakan aplikasi kesehatan, serta berinteraksi dengan tenaga kesehatan melalui platform digital. Hal ini penting agar masyarakat dapat membuat keputusan yang tepat terkait kesehatan mereka berdasarkan informasi yang valid dan terpercaya.
   Literasi digital juga mendorong masyarakat menjadi pemikir kritis yang aktif. Berpikir kritis adalah keterampilan tingkat tinggi yang diketahui berpengaruh pada perkembangan moral, sosial, mental, kognitif, dan ilmiah. Menurut Nuryanti et al. (2018), kemampuan berpikir kritis sangat penting untuk mengatasi berbagai masalah, baik dalam kehidupan masyarakat maupun pribadi. Kemampuan berpikir kritis setiap individu berbeda, dan perkembangan kemampuan berpikir juga bervariasi. Literasi digital dapat mendukung masyarakat dalam berpikir kritis di era modern. Penggunaan teknologi secara bijak dapat membantu masyarakat dalam menganalisis masalah dan mengembangkan pemikiran kritis mereka (Dhewi, 2022).
Tantangan Literasi Digital dalam Kesehatan
   Aktivitas digital terus berkembang dan meningkat sebagai respons terhadap kebutuhan banyak orang akan solusi untuk masalah digital. Dampak terus berkembangnya media digital pada kehidupan masyarakat membuat orang-orang menggunakan digital untuk digunakan kepada anak-anaknya dengan tanpa adanya pengawasan lebih dalam. Akibatnya, anak-anak semakin terpapar berbagai konten digital yang kurang sehat (Cynthia & Sihotang, 2023).
   Salah satu kendala terbesar dalam meningkatkan literasi digital disektor kesehatan adalah banyaknya informasi yang tidak valid atau hoaks di internet. Banyak orang kesulitan membedakan antara informasi yang didasarkan pada bukti ilmiah dan mitos atau informasi palsu. Masalah ini diperparah dengan rendahnya pemahaman mengenai cara menilai kredibilitas sumber informasi. Selain itu, tidak semua orang memiliki akses yang memadai terhadap teknologi digital, terutama di wilayah terpencil yang infrastruktur internetnya masih terbatas. Ketimpangan ini dapat menyebabkan perbedaan dalam pemahaman dan pemanfaatan teknologi kesehatan.
Manfaat Literasi Digital dalam Kesehatan Â
   Peningkatan literasi digital dalam bidang kesehatan memberikan dampak positif. Berikut adalah beberapa manfaatnya:
1)Akses Informasi Kesehatan yang Lebih Cepat dan Akurat
 Literasi digital yang baik memungkinkan masyarakat memperoleh informasi kesehatan yang benar dan valid dengan mudah. Ini membantu mereka lebih aktif menjaga kesehatan, mendeteksi gejala penyakit lebih dini, serta memahami berbagai opsi pengobatan.
2)Penggunaan Aplikasi Kesehatan Secara Efektif
 Berbagai aplikasi kesehatan, seperti aplikasi pencatat aktivitas fisik, pengingat obat, atau konsultasi medis daring, semakin populer. Literasi digital memungkinkan masyarakat memanfaatkan aplikasi ini dengan lebih baik, meningkatkan kualitas hidup, dan mempermudah pengelolaan kondisi kesehatan mereka.
3)Mengurangi Ketergantungan pada Informasi Tidak Valid
 Dengan meningkatnya literasi digital, masyarakat akan lebih kritis dalam menerima informasi kesehatan. Mereka dapat memeriksa keabsahan sumber informasi dan menghindari penyebaran hoaks yang berpotensi merugikan.
4)Peningkatan Kesadaran dan Pencegahan Penyakit
 Teknologi digital memungkinkan penyebaran kampanye kesehatan secara luas, seperti pencegahan penyakit menular, promosi gaya hidup sehat, dan peningkatan kesadaran vaksinasi. Literasi digital yang baik mendorong partisipasi masyarakat dalam kampanye ini, baik sebagai penerima informasi maupun sebagai penyebar informasi kepada orang lain.
Peran Pemerintah dan Lembaga Kesehatan
   Untuk meningkatkan literasi digital dalam bidang kesehatan, peran pemerintah dan lembaga kesehatan sangat penting. Edukasi tentang penggunaan teknologi kesehatan digital harus ditingkatkan melalui penyuluhan publik, seminar, atau program pelatihan khusus kepada masyarakat. Pemerintah juga perlu memastikan infrastruktur digital yang memadai tersedia di seluruh wilayah, sehingga semua lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat dari teknologi ini. Selain itu, perlu ada regulasi yang ketat terhadap informasi kesehatan yang beredar di internet agar hanya informasi yang valid dan dapat dipercaya yang tersebar.
Kesimpulan
   Literasi digital memiliki peran penting dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah masyarakat diera digital yang kompleks dan modern. Literasi digital tidak hanya melibatkan penguasaan teknologi, tetapi juga membutuhkan kreativitas, keterampilan kolaborasi, serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan yang cepat. Pentingnya literasi digital dalam menghadapi tantangan global semakin nyata, sehingga masyarakat sekitar perlu dipersiapkan untuk beradaptasi dengan lingkungan digital yang terus berubah. Dengan mempelajari etika digital, kemampuan berpikir kritis, serta keterampilan pemecahan masalah, masyarakat dapat berkontribusi pada perubahan dengan menangani tantangan kompleks secara inovatif dan sistematis (Cynthia & Sihotang, 2023).
   Literasi digital dalam kesehatan adalah elemen krusial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan literasi yang baik, masyarakat dapat lebih mandiri dalam menjaga kesehatan mereka, memanfaatkan teknologi digital secara optimal, serta menghindari informasi yang menyesatkan. Untuk mencapai hal ini, dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat agar literasi digital dalam bidang kesehatan dapat berkembang merata di seluruh Indonesia.
Referensi:
Cynthia, R. E., & Sihotang, H. (2023). Melangkah bersama di era digital : pentingnya literasi digital untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7, 31712–31723.
Dewi, R., Janitra, P. A., Janitra, P. A., Aristi, N., & Aristi, N. (2018). Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Informasi Kesehatan Bagi Masyarakat. Media Karya Kesehatan, 1(2), 162–172. Retrieved September 15, 2024, from https://doi.org/10.24198/mkk.v1i2.18721.
Dhewi, Asy Syifa, & Windy, W. N. (2022). “Strategi Literasi Digital Sebagai Sarana Penguatan Berpikir Kritis Mahasiswa Peminatan Jurnalistik. “Seminar Nasional Pendidikan Sultan Agung IV. Vol. 3. No. 1.
Fitriarti, E. A. (2019). Urgensi Literasi Digital Dalam Menangkal Hoax Informasi Kesehatan Di Era Digital. Metacommunication: Journal of Communication Studies, 4(2), 219. Retrieved September 15, 2024, from https://doi.org/10.20527/mc.v4i2.6929
Nuryanti, L., Zubaidah, S., & Diantoro, M. (2018). Analisis kemampuan berpikir kritis siswa SMP. Jurnal pendidikan: Teori Penelitian dan Pengembangan, 2006, 155-158.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H