Mohon tunggu...
Natasya DwiAndini
Natasya DwiAndini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Film dan Televisi, ISI Surakarta

Ambivert, menyukai segala hal baru/tantangan. Alam, buku, senja, kopi, musik, aku menyukai dan menikmati atmosfir itu.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kampung Wisata Batik Kauman

20 Januari 2023   21:46 Diperbarui: 20 Januari 2023   21:49 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surakarta, 19 Januari 2023 – Kampung Batik Kauman merupakan pusat batik tertua di Surakarta, bertempat di Jalan Kauman, Kec. Pasar Kliwon, Surakarta, Jawa Tengah. Selain terkenal karena pengerajin batiknya, Kampung Batik Kauman juga terkenal akan rumah gaya arsitektur kolonial Jawa, limasan yang unik, serta Joglo. Berbeda dengan Kampung Batik Laweyan yang memiliki spot mural-mural pada temboknya, Kampung Batik Kauman lebih mengarah pada perabotan atau properti kuno.

Saat datang ke Kampung Batik Kauman, pengunjung akan dimanjakan dengan butik batik yang bermacam-macam, harganya pun juga bervariasi mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah. Biasanya semakin sulit pembuatan batik, maka semakin mahal harganya. Menurut penuturan salah satu penjual batik di Kampung Batik Kauman, membuat batik memiliki beberapa cara atau teknik, yaitu batik cetak, batik cap, dan batik tulis. Nah, batik tulis inilah yang biasanya harganya akan lebih mahal bahkan bisa jutaan rupiah, karena mengandalakan kerajinan tangan manusia.

Selain dimanjakan dengan corak batik yang bermacam-macam, disini pengunjung juga bisa melihat bagaimana proses membatik, bahkan hingga merasakan sensasi membuat batik sendiri. Harga tiket untuk workshop batik adalah Rp 55.000 untuk tiap orangnya namun hasil dapat dibawa pulang dan memiliki jam tutup pada pukul 15.00. Hal yang harus diperhatikan saat workshop adalah tidak boleh didokumentasikan dan merokok.

dokpri
dokpri

Sejarah Kampung Wisata Batik Kauman

Kampung Batik Kauman dulunya adalah pemukiman untuk para abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta yang mempertahankan tradisi dengan cara membatik, tepatnya pada masa Raja Pakubuwono III saat membangun Masjid Agung Solo pada tahun 1763 hingga 1788. Lalu pada tahun 2006 Kauman dijadikan kampung batik. Itulah mengapa Kampung Batik Kauman merupakan pusat batik tertua dan penyiaran agama Islam di Kota Solo.

Batik yang ditawarkan di Kauman lebih berdasar pada pakem Keraton, sehingga motif Batik Kauman lebih mempresentasikan pada yang dikenakan di Keraton Kasunanan. Maka dari itu, pengunjung akan sulit menemukan corak batik khas luar Jawa seperti Kalimantan, Madura, dan lain-lain. Lama pembuatan batik tergantung dari teknik yang digunakan, batik cap atau bahkan cetak bisa bisa hanya satu bulan, jika batik tulis bisa hingga tiga bulanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun