Mahasiswa KKN Tim 1 Undip yang berlokasi di Desa Ngancar, Kelurahan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri melaksanakan program kerja dengan tema SALTING "Sayangi Balita No Stunting". Stunting masih menjadi permasalahan yang banyak dijumpai di masyarakat dan tentunya perlu kolaborasi antara pihak tenaga kesehatan, pemerintah dan masyarakat itu sendiri dalam mengurangi angka stunting di wilayah tersebut. Kabupaten Wonogiri saat ini sedang gencar-gencarnya melaksanakan program untuk mengatasi stunting.
"Saat saya baru datang, ibu-ibu kader posyandu langsung melapor terkait angka stunting di daerahnya masing-masing dan minta untuk diadakan kegiatan penyuluhan sehingga langsung saja saya survey untuk mencari penyebabnya"., ujar Putri Erizqi mahasiswi Gizi UNDIP asal Tegal.Â
Setelah ditelusuri, tingginya angka balita stunting di daerah Desa Ngancar disebabkan karena kurangnya pengetahuan beberapa ibu atau pengasuh balita terkait pemberian makan pendamping ASI serta kemungkinan adanya bias dalam melakukan pengukuran. Berangkat dari permasalahan yang ada, Putri Erizqi (21) mengadakan program Salting yang meliputi kegiatan penyuluhan dan pelatihan kader untuk mengatasi tingginya angka stunting.
Kegiatan penyuluhan dan pelatihan dilaksanakan pada minggu kedua KKN (14/01/23), bertempat di posyandu mawar IV (Dusun Dungbendo). Kegiatan dimulai dengan penyuluhan kepada pengasuh balita terkait apa itu stunting baik dari penyebab, gejala, dan dampaknya dilanjutkan dengan materi cara pemberian makan pada anak. Setelah diberi penjelasan kemudian ditampilkan salah satu video cara pembuatan inovasi makanan tambahan dari biskuit PMT balita dan inovasi MT dari bahan jagung.Â
Selain penyuluhan, juga dilaksanakan pelatihan bersama kader terkait pengukuran antropometri (Tinggi badan, berat badan, lingkar lengan, dan lingkar kepala) yang baik dan benar serta pelatihan penggunaan teknologi aplikasi interpretasi atau kalkulator status gizi balita yakni aplikasi anthrocal dan BMI calculator. Pada pelatihan antropometri mahasiswa berkolaborasi dengan pihak puskesmas Giriwoyo. "Ibu balita dan ibu kadernya sangat aktif bertanya sampai lupa waktu kalau harus masak untuk suami dirumah.Â
Tapi semoga dengan adanya penyuluhan dan pelatihan ini kedepannya ibu balita dapat lebih berinovasi dalam membuat PMT atau MP-ASI. Untuk ibu kader juga semoga ilmunya dapat diterapkan dan makin berkompeten dalam tugasnya serta lebih tanggap dengan teknologi terkini",. Imbuh putri diakhir kegiatan penyuluhan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H