Mohon tunggu...
NATASYA FITRI SUSANTI
NATASYA FITRI SUSANTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nasib Naas Guru Honorer di Wilayah 3T

23 Agustus 2023   00:27 Diperbarui: 16 Juni 2024   20:48 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika mendengar kata guru honorer hampir mayoriitas yang kita bayangkan pastinya adalah gaji yang rendah. Gaji guru honorer yang rendah ini disebabkan karena adanya pembludakan lulusana guru namun tidak disertai luasnya lapangan kerja, sehingga banyak di antara mereka memilih untuk mengambil pekerjaan yang sulit dengan risiko besar agar tiddak menjadi pengangguran.

Seperti yang kita ketahui bahwa dalam Undang -- Undang Dasar tahun 1945 yang merupakan dasar hukum atau acuan dasar dalam berbangsa dan bernegara telah tercantum bahwa setiap warga negara Indonesia wajib mendapatkan pedidikan dan perlakuan yang sama. Oleh karena itu sampai sekarang Pemerintah Indonesia berusaha sebaik mungki untuk membantu pemerataan pendidikan.

Tidak dapat di pungkiri, penyebaran pendidikan di Indonesia bejumlah merata. Karenanya daerah Indonesia yag luas di sertai betuk negaranya yang keulauan juga mnejadi salah satu alasan sulitnya pemerataan pendidikan di Indonesia. 

Salah satu upaya pemerataan pendidikan dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengirim guru honorer ke derah rawan atau daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) untuk memberikan pendidikan dasar di sana.

Kebijakan ini memanglah memiliki tujuan yang benar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tapi apakah pemeintah sudah mempertimbangkan juga tentang nasib para guru honorer yang sedang bekerja di sana

Ada beberapa masalah yang sering menimbulkan kontra diantara guru horoner dan pemerintah. Ada beberapa alasan dibalik masalah tersebut antara lain :

  • Gaji yang rendah
  • Daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) biasanya terletak jauh terpelosok di sebuah pulau. Bahkan tak jarang karena terlalu pelosok dataran yang di tempuh tidak lagi bisa di jangkau menggunakan alat transportasi darat. Jika di nilai, melihat sulitnya  pengabdian yang di lakukan oleh gurusudah selayaknya pemerintah berterimakasih degan memberikan upah yang juh lebih tinggi daeri pada guru yang mengajar di daerah sentral
  • Keamanan yang kurang memadai.
  • Di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), kemanan seseorang tentu dapat dikatakan jauh dari kata aman. Ada banyak factor yang dapat membahayakan guru honorer di sana.
  • Kondisi lingkungan
  • Kodisi alam atau cuaca bisa sangat mengancam keselamatan guru. Cuaca yang dingin mencekam di tambah dengan ingkat kebersihan lingkungan sering membahayakan keselamatan guru honorerdi sana.
  • Sumber daya manusia yang rendah
  • Sumber daya manusia yang rendah dapat di lihat dari pengotrolan emosi mereka. Kebanyakan masyarakat yang hidup di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) termasuk masyarakat yang memiliki sumberdaya mamnusia rendah. Mereka sering mengedepankan ego, prinsip, dan emosi mereka dalam menghadapi setiap masalah
  • Tugas yang tidak sesuai
  • Kebanyakan guru honorer di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) mengeluhkan mereka di tuntut untuk menyelesaikan banyak pekerjaan dan tidak sesuai dengan porsi mereka.

Harapan kepada pemerintah kedepannya:

  • Dapat menaikkan upah guru honorer di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) untuk menjamin kebutuhan mereka selama mengabdi
  • Dapat menjaga keamanan guru honorer degan mengikutsertakan beberapa polisi
  • memperingan pekerjaaan guru honorer yang sedang mengabdi.

kami berharap dengan munculnya artikel ini akan membuat nasib guru honorer akan berubah dan guru honorer dapat memaksimalkan potensi mengajarnya di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) sehingga dapat melahirkan generasi- generasi unggul dari pelosok negeri. Dengan munculnya generasi-generasi unggul dari pelosok negeri akan mengantarkan kita mencapai visi Indonesia Maju 2045.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun