3. Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya ISPA, antara lain:
- Usia: anak-anak dan orang tua lebih rentan terhadap ISPA.
- Kondisi kesehatan: orang dengan kondisi kesehatan yang buruk, seperti asma atau penyakit jantung, lebih rentan terhadap ISPA.
- Kebiasaan hidup: merokok, minum alkohol, dan kekurangan tidur dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya ISPA.
Faktor Risiko ISPA
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena ISPA, antara lain:
•Usia: Anak-anak di bawah usia 5 tahun dan orang lanjut usia memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah, sehingga lebih rentan terhadap infeksi.
•Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah: Individu dengan kondisi medis yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS, kanker, atau penggunaan obat imunosupresan, memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena ISPA.
•Kondisi Lingkungan: Paparan terhadap polusi udara, asap rokok, dan lingkungan dengan sanitasi yang buruk dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan.
•Kepadatan Penduduk: Tinggal di area dengan kepadatan penduduk yang tinggi atau fasilitas umum yang ramai meningkatkan peluang penularan patogen penyebab ISPA.
•Kebiasaan Merokok: Merokok merusak sistem pertahanan alami saluran pernapasan dan meningkatkan risiko infeksi.
Mekanisme Penularan
ISPA ditularkan terutama melalui droplet pernapasan yang dihasilkan saat seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara. Droplet ini dapat terhirup oleh orang lain atau mendarat pada permukaan yang kemudian disentuh, dan jika tangan yang terkontaminasi menyentuh wajah, hidung, atau mulut, patogen dapat masuk ke dalam tubuh. Selain itu, beberapa patogen dapat menyebar melalui kontak langsung dengan sekresi pernapasan atau melalui permukaan yang terkontaminasi.
Gejala ISPA
Gejala ISPA dapat bervariasi tergantung pada patogen penyebab dan bagian saluran pernapasan yang terinfeksi. Gejala umum meliputi:
•Batuk: Dapat berupa batuk kering atau berdahak.
•Demam: Peningkatan suhu tubuh sebagai respons terhadap infeksi.
•Sakit Tenggorokan: Rasa nyeri atau tidak nyaman di tenggorokan.
•Pilek atau Hidung Tersumbat: Produksi lendir berlebih atau hidung mampet
Pencegahan
Pencegahan ISPA dapat dilakukan dengan cara:
- Mencuci tangan secara teratur
- Menggunakan masker saat berada di tempat umum
- Menghindari kontak dengan orang yang sakit
- Mengonsumsi makanan yang seimbang dan bergizi
- Berolahraga secara teratur
Kesimpulan
ISPA merupakan penyakit yang umum dan dapat menyebabkan gejala ringan hingga berat. Penyebab ISPA dapat berupa virus, bakteri, atau jamur. Faktor risiko seperti usia, kondisi kesehatan, dan kebiasaan hidup juga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya ISPA. Pencegahan ISPA dapat dilakukan dengan cara mencuci tangan secara teratur, menggunakan masker, menghindari kontak dengan orang yang sakit, mengonsumsi makanan yang seimbang dan bergizi, serta berolahraga secara teratur.
Daftar Pustaka
1. World Health Organization. (2022). Acute Respiratory Infections.
2. Centers for Disease Control and Prevention. (2022). Respiratory Syncytial Virus (RSV).
3. National Institute of Allergy and Infectious Diseases. (2022). Respiratory Viral Diseases.
4. American Lung Association. (2022). Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI