Mohon tunggu...
Natasya Dewi Yolanda
Natasya Dewi Yolanda Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

ASITA Jogja dan Tantangannya di Era Pandemi

11 Juni 2022   10:25 Diperbarui: 11 Juni 2022   10:37 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumen pribadi

Kota Yogyakarta memiliki banyak destinasi wisata, baik wisata buatan maupun wisata alam bahkan wisata sejarah. Keberadaan berbagai destinasi wisata yang bervariatif di Yogyakarta ini membuat adanya ketertarikan baik dari turis domestik maupun luar negeri untuk berkunjung ke Yogyakarta. Yogyakarta sebagai destinasi wisata inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh anggota ASITA untuk membuka bisnis jasa di bidang tour and travel. ASITA (Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies) merupakan sebuah asosiasi yang bergerak pada bidang biro perjalanan. ASITA memiliki kantor cabang di Yogyakarta yang beralamat di Jl. Ganesha II No. 1 A, Muja Muju, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. ASITA yang bergerak pada biro perjalanan membuat para anggotanya tidak jauh pula dari aspek-aspek serta bagian dari wisata di kota Yogyakarta. 

Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini menjadi dampak yang paling berpengaruh dalam pariwisata di Indonesia. Dilansir dari CNN Indonesia, Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Raden Kurleni Ukar mengatakan bahwa devisa dari sektor pariwisata menyusut hampir 80 persen akibat pandemi Covid-19. Penyusutan devisa pariwisata tercatat menjadi US$3,54 miliar atau sekitar Rp51,2 triliun (kurs Rp14.462 per dolar AS) dari tahun sebelumnya yang mencapai US$16,9 miliar. Hal ini menyebabkan munculnya permasalah-permasalahan dalam sektor pariwisata di Indonesia. Salah satunya yaitu berkurang drastisnya turis lokal maupun internasional yang berkunjung ke Indonesia termasuk ke Yogyakarta. Pemberlakuan PSBB pada pertengahan tahun 2020 menyebabkan adanya pembatasan untuk kedatangan turis internasional yang ingin berkunjung ke Indonesia. Hal ini tentunya juga berdampak bagi pendapatan para anggota ASITA DIY karena berkurangnya turis yang berkunjung. 

Permasalahan selanjutnya yaitu adanya pembangunan YIA sebagai bandara internasional. Dengan dibangunnya YIA ini menyebabkan munculnya isu bahwa Kota Yogyakarta akan dijadikan sebagai the next MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition). MICE merupakan sebuah kerjasama dan/atau pertemuan-pertemuan yang dilakukan oleh sekelompok orang pebisnis dalam sektor pariwisata dalam cakupan luas untuk menemukan konsep baru untuk melayani konsumen serta memecahkan masalah terkait bisnis pariwisata. 

Permasalahan yang muncul ini sebenarnya sekaligus menjadi peluang yang besar bagi bisnis pariwisata di Yogyakarta. Walaupun dapat menjadi peluang yang besar, namun akan ada potensi bagi para perusahaan tour untuk mulai mendirikan bisnis di Yogyakarta dengan menggunakan sistem kerja remote dan hanya dijalankan oleh satu orang saja. Akibatnya, akan muncul perusahaan-perusahaan baru yang tidak memiliki izin legal ataupun yang berada dibawah naungan ASITA DIY. Hal ini juga mengakibatkan adanya persaingan yang tidak sehat antar perusahaan tour di DIY karena perusahaan baru akan menawarkan harga yang lebih murah daripada perusahaan tour yang sudah jelas legalitasnya. 

ASITA DIY mempunyai tujuan untuk menciptakan ruang bagi para wisatawan yang ingin berwisata. ASITA DIY melakukan berbagai kerja sama dengan beberapa instansi pariwisata untuk menciptakan peluang sebagai biro perjalanan untuk menyediakan layanan kepariwisataan. Adanya pandemi Covid-19 saat ini, tidak mematahkan semangat ASITA DIY untuk tetap menyediakan layanan perjalanan bagi wisatawan. 

ASITA DIY menyelenggarakan beberapa event untuk membantu mewujudkan tujuannya. Salah satunya JITM (Jogja International Travel Mart) yang merupakan kegiatan untuk mempromosikan Kota Yogyakarta dengan sebuah pemasaran dan promosi. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar seluruh anggota-anggota ASITA DIY bisa mendapatkan pesanan baru sebagai biro perjalanan. ASITA DIY secara berkala akan mengadakan program yang nantinya turut mengundang kerabat atau teman-teman bisnis dari luar Yogyakarta untuk mempromosikan destinasi tempat wisata yang ada di sini. 

Sumber: https://rri.co.id/yogyakarta/sosial/pariwisata/688740/jogja-international-travel-mart-2019-diikuti-peserta-dari-25-negara 
Sumber: https://rri.co.id/yogyakarta/sosial/pariwisata/688740/jogja-international-travel-mart-2019-diikuti-peserta-dari-25-negara 

Kemudian pembangunan YIA akan memiliki potensi yang besar bagi ASITA untuk bisa lebih mengembangkan sektor bisnis pariwisata. Akan memberikan peluang untuk wisatawan yang berkunjung akan semakin banyak dan mencari sejumlah paket-paket wisata, jasa sewa transportasi, dan lain-lain. Semakin banyak wisatawan yang menggunakan jasa dari ASITA, maka akan semakin berkembang pula dan lebih dikenal oleh banyak orang. 

Benang merah dari permasalahan yang ada berdasarkan tujuan komunitas, harus memperketat regulasi agar perusahaan remote ini di sisi lain dapat memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan wisatawan secara hukum. Tetapi, ASITA juga tidak bisa menutup diri dari adanya perkembangan teknologi yang ada untuk tetap dapat beradaptasi dan tidak tertinggal zaman. 

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun