Mohon tunggu...
Natasya Arianti
Natasya Arianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hallo Semuaa! Kenalin Saya Natasya Arianti seorang mahasiswa semester 3 jurusan pendidikan matematika di Universitas Indraprasta PGRI.

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan Guru Matematika di Era Industri 4.0

3 Januari 2023   20:30 Diperbarui: 3 Januari 2023   20:39 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini Indonesia sudah memasuki era revolusi 4.0 dimana teknologi sudah canggih dan telah menjadi tonggak sejarah baru dalam kehidupan manusia. Segala hal menjadi tidak terbatas akibat perkembangan internet dan teknologi digital. 

Penggunaan teknelogi digital ialah salah satu peluang untuk meningkatkan mutu dan kualitan pembelajaran di era revormasi 4.0. Era revolusi ini ditandai dengan penggunaan handphone yang semakin marak dalam kehidupan masyarakat. Revolusi 4.0 merupakan suatu era terjadinya perubahan besar-besaran dalam semua bidang terutama pada bidang pendidikan.

Di era revolusi ini, dunia Pendidikan dituntut untuk memiliki keterampilan seperti kreatif, inovatif, kritis dan mampu memecahkan suatu masalah. Penampilan ini tidak hanya guru dan dosen saja, tetapi siswa pun harus siap menghadapi keterampilan ini. 

Pendidikan merupakan usaha yang terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran agar siswa mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual agama, kecerdasan, pengendalian diri, dan akhlak mulia yang diperlukan baik dirinya, masyarakat, ataupun negara. 

Pendidikan merupakan aspek penting yang dapat menyiapkan dan mengubah generasi dalam menghadapi tantangan era revolusi 4.0. Perubahan ini kita dapat dilihat dari perubahan sistem Pendidikan yaitu pembelajaran, kurikulum, pengajaran, cara belajar siswa, dan alat yang digunakan sebagai sarana dan prasarananya.

Mengingat bahwa terdapat tantangan dan peluang guru dalam menggunakan teknologi digital untuk mendukung pembelajaran matematika. Terdapat 2 tantangan yang menjadi penghalang guru mengunakan teknologi digital dalam pembelajaran matematika. Tantangan pertama adalah yang berasal dan guru tersebut (faktor internal) seperti kurangnya percaya diri, kurangnya kemampuan calon guru dalam matematis, dan kurangnya pengetahuan guru mengenai teknologi digital. Guru merasa cemas ketika harus penggunaan teknologi digital karena rendahnya pengetahuan guru dalam mengoperasikannya.

Tantangan kedua adalah faktor eksternal seperti kurangnya sarana dan prasarana yang mengdukung dalam terlaksanakannya suatu pembelajaran matematika menggunakan teknologi digital. 

Hal ini tidak dipungkiri lagi bahwa di Indonesia sangat terbatas fasilitas pendukung teknologi digital berupa computer dan internet yang sangat membutuhkan biaya mahal dan belum adanya anggaran dari sekolah maupun pemerintah. Solusinya seperti melatih guru-guru dalam penggunaan teknologi digital, guru-guru mengikuti pelatihan, dan pemerintah mensubsidi kouta. 

Penggunaan teknologi digital memberikan peluang kepada guru untuk memanfaatkan dalam pembelajaran seperti mathcitymap dalam membuat blok berdasarkan gambar visual, bangunan yang berbentuk 3 dimensi. Merancang soal-soal yang berhubungan dengan konteks pada pengukuran luas area sawah dalam menganalisa soal dan melakukan pengukuran.

Pembelajaran matematika pada era revolusi 4.0 menuntut guru lebih kreatif, inovatif, dan professional. Guru dituntut untuk memiliki pengetahuan yang baik dan dapat memakai teknologi digital dalam pembelajaran. Kendala dan hambatan pasti tentu saja ada, dan berusaha untuk mengatasinya, seperti rendahnya kemampuan guru mungkin dapat ditingkatkan dengan memberikan pembinaan kepada guru-guru, dan mempersiapkan guru di Univetrsitas yang lebih baik. 

Sehingga calon guru mempunyai pengetahuan matematis yang mampu memenuhi Pendidikan yang ditetapkan sebelum mereka dikatakan layak untuk mengajar sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA). Pada halnya tugas Universitas pendidikan harus mengontrol kualitas pengajar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun