Mohon tunggu...
Natasya Wijaya
Natasya Wijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan jurusan administrasi bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peluang dan Tantangan Pemilu 2024 di Era Digital

26 Juli 2023   22:00 Diperbarui: 26 Juli 2023   22:01 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : gambar pribadi

Pada Selasa, 24 Juli 2023, saya berkesempatan untuk mendengarkan sebuah paparan mengenai apa saja peluang dan tantangan pemilu 2024 dalam era digital ini. Pembicara yang akan memaparkan topik ini adalah Dr. Adiyana Slamet, S.IP, M.Si, ketua KPID Jawa Barat. 

Beliau memulai pembicaraannya dengan sebuah kalimat yang dikatakan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil pada 6 Juni yang mengatakan bahwa beliau menginisiasi KPID Jawa Barat harus mengawasi media digital yang berbasiskan internet. 

Gubernur ingin memiliki benteng pertahanan yang lengkap di Jawa Barat. Benteng pertahanan harus ada agar kita memiliki pertahanan pada 2 sisi, yaitu berbasiskan frekuensi dan objektif.

Kemajuan peradaban tidak serta merta ditandai hanya dengan kemajuan berpikir manusia, hal yang paling berperan adalah media. Menurut riset, media informasi yang terpercaya adalah televisi, kemudian media sosial. Revolusi industri 4.0 melibatkan internet yang cepat, big data, dan juga AI. Hal ini membuktikan bahwa generasi muda sekarang memiliki kemampuan untuk membuat negara ini menjadi lebih baik. 

Melalui penelitian yang dilakukan oleh beliau, ditemukan bahwa anak muda mengakses informasi politik melalui media sosial, itupun hanya mengakses dan belum tentu percaya. Sekitar tahun 2018-2019, banyak anak muda malas untuk membaca berita politik karena dianggap terlalu berat. Hal ini menjadi bahaya bagi negara apabila mereka tidak membaca berita politik, maka Indonesia akan sulit untuk menjadi Indonesia emas pada 2045 nanti. 

sumber : gambar pribadi
sumber : gambar pribadi

Juergen Habermas mengatakan bahwa media sosial merupakan second public sphere. Fungsi public sphere adalah sebagai tempat diskusi. Second public sphere menjadi tempat mengeluarkan pendapat "yang hilang". Pa Adiyana mengatakan bahwa "politic is not about objective reality but virtual reality" karena banyak politisi yang menggunakan media sosial untuk image politikalnya. Dalam media baru, kita dapat menemukan semua informasi yang ada dimanapun dan kapanpun kita butuh. 

Angka isu hoax politik dalam ruang digital terdapat sebesar 69%. Apabila angka isu hoax menjadi semakin tinggi, maka sebuah negara dapat rusak. Jumlah pemilih berdasarkan generasi di Jawa Barat DPT pemilu 2024 didominasi oleh generasi milenial dan generasi Z. Kedua generasi ini adalah generasi yang sangat aktif dalam menggunakan media sosial. 

Maka dari itu, dalam melihat informasi di media sosial, kita harus bisa berpikir kritis, apakah informasi tersebut benar atau tidak. Kita pun harus melaporkan berita hoax dan harus selalu mengklarifikasi setiap berita yang muncul, apakah informasi tersebut berasal dari media yang dapat dipercaya.

Sumber: gambar pribadi
Sumber: gambar pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun