Belum lama ini calon presiden nomor urut 02, Prabowo dan Sandi telah mendeklarasikan kemenangannya sebagai presiden dan wakil presiden periode 2019-2024.
Menurut Bachtiar Nasir selaku juru bicara BPN Prabowo-Sandi menyatakan bahwa selama ini rakyat Indonesia telah dibohongi dan ada kecurangan pada perhitungan suara.
Prabowo telah mengklaim kemenangan selama empat kali :
17 April 2019 -- 16.54 WIB
"Hasil dari exit poll kita di 5 ribu TPS menunjukkan bahwa kita menang 55,4 persen dan hasil quick count ini kita menang 52,2 persen."
17 April 2019 -- 20.00 WIB
"Berdasarkan real count kita sudah berada di posisi 62 persen ini adalah hasil real count dalam posisi lebih dari 320.000 TPS."
18 April 2019 -- 17.29 WIB
"Pada hari ini saya Prabowo Subianto menyatakan bahwa saya dan saudara Sandiaga Uno mendeklarasikan kemenangan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2019-2024."
19 April 2019 -- 14.07 WIB
"Ini adalah kemenangan rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia sudah sadar Rakyat Indonesia sudah bangkit. Rakyat Indonesia sudah tidak bisa dibohongi lagi."
Keyakinan pendukung paslon nomor urut 02 sejalan dengan keyakinan Prabowo.
Tapi, darimanakah data itu berasal?
Hamim, salah seorang anggota tim real count BPN Prabowo-Sandi mengungkap bagaimana kerja tim mereka.
"Tim pemenangan Prabowo-Sandi ini terdiri dari 4 tim, pertama tim partai dari PKS kedua Partai Gerindra. Ketiga ulama dari PA (Presiden Alumni) 212 dan yang terakhir adalah relawan. Relawan semua bergabung dalam satu tim pemenangan. Kami semua dilatih dan didiklat untuk bersama menjaga suara Prabowo-Sandi. Kita terima C1 sampai dini hari pagi, itu kita serahkan langsung ke masing-masing koordinator. Dari tingkat TPS, ke tingkat kelurahan, dari kelurahan ke tingkat kecamatan sampai ke tingkat walikota dan provinsi. Semuanya dikumpulkan dan direkap lalu disampaikan kepada BPN. Di sana BPN, sebagai badan pengelolaan saksi Prabowo-Sandi mereka yang mengelola semuanya. Sampai kemarin disampaikan bahwa malam dini hari Pak Prabowo menang."
Ada 3 tempat yang disebut sebagai lokasi pengolahan data real count BPN. Tiga tempat yang dicurigai sebagai lokasinya adalah Kertanegara, DPP PKN dan sebuah hotel di Jakarta.
Namun hasil real count BPN Prabowo-Sandi berbeda dengan quick count 12 lembaga survey.
Charta Politika 01 : 54,34% ; 02: 45,66%
LSI Denny JA 01 : 55,79% ; 02: 45,18%
Poltracking 01 : 54,98% ; 02: 45,02%
Voxpol Center 01 : 54,55% ; 02: 45,45%
Indobarometer 01 : 54,35% ; 02: 45,65%
SMRC 01 : 54,88% ; 02: 45,12%
Litbang Kompas 01 : 54,43% ; 02: 45,57%
Median 01 : 54,55% ; 02: 45,45%
Indikator 01 : 53,91% ; 02: 46,09%
Kedai Kopi 01 : 54,72% ; 02: 45,28%
Cyrus 01 : 55,62% ; 02: 44,38%
Konsepindo 01 : 53,67% ; 02: 46,33%
Sementara itu BPN menuduh sejumlah lembaga survey atas imbalan bayaran
Menurut CEO Cyrus, Hasan Nasbi "Tidak percaya tidak apa-apa silakan menunggu hasil KPU, tetapi jangan menuduh macam-macam. Anda tidak bisa klaim kemenangan, kalau data Anda tidak penuh semua. Karena itu real count, kalau numpuk hanya di Jawa saja atau di Sumatera saja, Anda tidak bisa klaim kemenangan karena tidak memenuhi syarat random, kalau real count Anda harus menunggu data semua selesai. Sekarang mau klaim kemenangan berdasarkan apa."
Sedangkan menurut ketua Persepsi, Philips Vermonte "Tudingan terhadap lembaga survey menurut saya tidak pada tempatnya. Karena recordnya cukup baik dari lembaga survey.
Bagaimana menurut Undang-Undang?
Menurut UU Nomor. 7 Tahun 2017 pasal 1 ayat 8
Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat KPU adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri dalam melaksanakan pemilu.
Lalu bagaimana menurut kalian?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H