Mohon tunggu...
NATASHA PASHA
NATASHA PASHA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakultas Psikologi

Interested in new things. Because it's seems imposibble until we try, then it's done.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengingat Hari Akhir: Kunci Hidup Sederhana dan Penuh Makna

21 Januari 2025   08:51 Diperbarui: 21 Januari 2025   10:39 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada kehidupan modern sekarang semakin banyak manusia yang cenderung mudah merasa terbebani oleh tekanan dan tuntutan hidup. Seringkali lupa bahwa ujian dan cobaan merupakan bagian dalam kehidupan. Bahkan banyak juga manusia sering kehilangan arah dan pedoman hidupnya. Hal ini dikarenakan individu yang menghadapi berbagai permasalahan psikologis akibat kesulitan dalam menyeimbangkan kebutuhan biologis, psikologis, sosial, dan spiritual mereka. Aspek terpenting yang berperan dalam menghadapi permasalahan ini adalah iman, terutama bagi seorang Muslim sebagai bentuk kepercayaannya pada kekuasaan Allah. 

Berkaitan dengan fakta banyaknya tekanan hidup membuat manusia seringkali lupa bahwa sebenarnya Allah SWT tidak akan menguji melebihi kemampuannya. Adi & Elsyam (2022) mengatakan bahwa ujian dan cobaan datang bukan untuk menyakiti, melainkan bentuk kasih sayang Allah kepada hambanya. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan pada ayat ini “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala dari kebajikan yang diusahakannya dan ia mendapat siksa dari kejahatan yang dikerjakannya.” (Al-Baqarah [2]: 286). 

Data dari POLRI menyebutkan terdapat total jumlah tindakan bunuh diri sebanyak 852 orang selama 2024. Banyak faktor yang melatarbelakangi hal ini yaitu tekanan ekonomi, masalah keluarga, serta gangguan mental seperti depresi dan kecemasan. Walau demikian, secara tidak langsung hilangnya makna hidup menjadi salah satu penyebab utama seseorang memilih mengakhiri hidupnya. Individu seringkali merasa bahwa kematian merupakan jalan keluar yang akan membebaskannya dari penderitaan serta beban hidup sehingga kesengsaraan duniawi akan berakhir begitu saja. 

Dalam Islam, merenungkan kematian dan mempersiapkan diri untuk kehidupan setelahnya merupakan aspek penting dari ibadah. Salah satunya adalah beriman pada hari akhir. Putri & Wasik (2022) menyatakan bahwa mengimani dan mempercayai hari akhir berarti meyakini bahwa pada suatu waktu nanti, akan tiba hari ketika alam semesta beserta segala isinya akan hancur dan bersama seluruh umat manusia akan dibangkitkan kembali di alam kehidupan yang kekal, dikenal sebagai alam akhirat. Alam akhirat merupakan tujuan utama sekaligus akhir dari kehidupan umat Islam. 

Mengingat hari akhir bisa menjadi pondasi dalam memaknai hidup. Individu yang menyadari bahwa kehidupan dunia ini hanyalah bersifat sementara serta percaya ada kehidupan yang kekal setelahnya akan mampu menghadapi berbagai ujian hidup. Mengetahui bahwa setiap manusia akan dibangkitkan kembali untuk dimintai pertanggungjawaban atas segala amalan dan perbuatan masing-masing selama di dunia. Setelah proses hisab, manusia nantinya akan diberi balasan terhadap amalan yang sudah dilakukan baik berupa kenikmatan surga maupun siksaan neraka.

Keimanan kepada hari akhir berkaitan erat dengan keimanan kepada Allah dan membawa banyak hikmah dalam kehidupan. Memahaminya membantu individu lebih bermakna dalam menjalani hidup, karena setiap tindakan dipandang sebagai persiapan menuju kehidupan abadi. Dikutip dari Akidah Islam, berikut beberapa hikmah beriman kepada hari akhir, antara lain:

1. Keyakinan akan adanya hari akhir akan mengantarkan manusia untuk beramal positif. 

Keyakinan bahwa hari kiamat pasti ada akan mendorong seseorang melakukan aktivitas positif dalam segala aspek kehidupannya, walaupun aktivitas itu tidak menghasilkan keuntungan secara materi di dunia. Namun amalan tersebut pasti akan diberi ganjaran oleh Allah pada hari kiamat. Allah tidak akan menyia-nyiakan amalan baik seseorang meskipun itu kecil.

2. Keimanan pada hari akhir mendorong manusia senantiasa hidup dengan sikap selalu merasa diawasi oleh Allah (muraqabatullah). 

Sikap merasa selalu dalam pengawasan Allah mendorong orang untuk tidak melanggar aturan, tidak berbuat jahat, dan tidak melakukan keburukan meskipun tidak ada manusia yang mengetahui. Meskipun manusia tidak tahu Allah pasti melihat semuanya. 

3. Keimanan pada hari akhir akan mendatangkan kedamaian hati dan kelapangan dada dalam menghadapi ujian di dunia. 

Ada kalanya ketika diperlakukan tidak baik, dicurangi, atau dizalimi oleh sesama manusia. Keyakinan pada hari akhir mendorong orang untuk lebih ikhlas dan gigih mencari solusi. Ia yakin bahwa keadilan mungkin tidak terealisasi di dunia meskipun ia telah berusaha keras mewujudkannya, tetapi ada kepastian bahwa keadilan di akhirat itu pasti terjadi.

4.Keimanan kepada hari akhir akan melahirkan sikap selalu berprasangka baik kepada Allah. 

Dalam kehidupan dunia, terkadang merasa ada orang yang hidupnya lebih enak sementara ada orang lain yang hidupnya lebih susah. Keimanan bahwa Allah maha adil dan keyakinan bahwa semuanya dinilai oleh Allah, akan melahirkan ketentraman hati. Hidup yang sementara ini adalah ujian dari Allah, dan setelah hidup yang singkat ini, ada kehidupan lain yang lebih kekal

5. Keimanan kepada hari akhir mesti dibuktikan dengan amal nyata. 

Keimanan kepada hari akhir tidak cukup hanya diucapkan di lisan, tetapi juga mesti diiringi dengan amalan untuk menambang timbangan amal baik, sehingga kelak diberi kemudahan dalam melewati berbagai peristiwa besar sejak kematian, kehidupan alam barzakh, peristiwa kebangkitan, berkumpul di padang mahsyar, hingga melewati sirat. Hanya iman dan amal shalih yang bisa membantu dan menyelamatkan seorang hamba di pengadilan akhirat.

Saujani et al. (2024) mengemukakan bahwa makna hidup merujuk pada bentuk motivasi, tujuan, dan harapan yang ada dalam kehidupan setiap individu yang sifatnya bisa sangat pribadi dan bisa berubah sesuai dengan pengalaman serta kondisi yang dialami. Tentunya harus dicapai melalui usaha dan tanggung jawab agar mencapai kebahagiaan dan memberi arti lebih pada kehidupan. Menemukan makna hidup sangat dibutuhkan pada kehidupan individu karena berisi segala hal yang dianggap penting dan bernilai serta memberi arah serta tujuan yang layak untuk diperjuangkan dalam hidup. 

Seperti pada point-point hikmah yang telah disebutkan, pentingnya mengingat dan kepercayaan akan hari akhir mampu memotivasi untuk membimbing manusia dalam berperilaku dan beramal sesuai apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. Salah satu contoh yang bisa diterapkan adalah gaya hidup sederhana. Putri & Wasik (2022) menyebutkan bahwa Islam sebagai agama yang relevan dengan perkembangan zaman telah terlebih dahulu mengajarkan konsep gaya hidup minimalis, yang terkait erat dengan sikap syukur melalui zuhud dan qanaah. Zuhud berarti menjauhkan diri dari hal-hal duniawi yang tidak bermanfaat untuk kehidupan akhirat, sementara qanaah adalah rasa puas atau cukup atas apa yang telah diberikan oleh Allah. 

Hidup sederhana mampu mendorong individu agar tidak mudah tertekan dengan tuntutan atau standarisasi kehidupan modern. Individu akan menjalani hidup dengan tidak terfokus pada materi dan keinginan duniawi sehingga akan lebih mudah dalam menemukan kebahagiaan sejati. Bukan berarti tidak boleh merasakan kesenangan dan keindahan, hanya saja tidak secara berlebihan. Seseorang akan lebih mudah mensyukuri apa yang ada dan lebih fokus pada tujuan hidup yang lebih abadi. Dengan hidup sederhana akan terbiasa bijak dalam mengelola kebutuhan sehari-hari agar mampu memilah kebutuhan dan keinginan. Selain itu, kesadaran ini juga mengingatkan bahwa setiap barang yang dimiliki akan dipertanggungjawabkan di akhirat. 

Mengingat hari akhir atau keimanan pada hari akhir ternyata memiliki peran penting dalam membentuk pola pikir dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupan. Dengan keyakinan ini membantu manusia semangat dalam menemukan hidup yang lebih dalam dan bermakna karena menyadari untuk menghadapi ujian dengan lebih tabah dan berhati-hati dalam berbuat. Mengingat bahwa kehidupan dunia bersifat sementara dan ada kehidupan abadi sesudahnya akan menggerakkan individu untuk selalu berbuat baik, menjaga sikap, serta menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan ketakwaan kepada Allah SWT. 

Bentuk penerapan nyata yang bisa dilakukan adalah mengimplementasikan gaya hidup sederhana. Manusia akan mengendalikan hawa nafsu serta lebih memprioritaskan sedekah guna meningkatkan kualitas kehidupan di akhirat. Sikap ini akan memberikan ketenangan batin sekaligus sebagai wujud nyata dari persiapan menuju kehidupan abadi yang didasari dengan pertanggungjawaban atas segala amal perbuatan di dunia. Dengan demikian, pentingnya mengingat hari akhir mampu membawa manusia menemukan makna hidupnya dan menjalani hidupnya dengan sederhana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun