Mohon tunggu...
Natasha GuspiniFitria
Natasha GuspiniFitria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Saya adalah seorang mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta jurusan Manajemen dengan passion besar untuk berkarir di bidang marketing atau keuangan. Selama saya kuliah saya fokus pada bidang akademik sehingga saya mampu mendapatkan nilai yang memuaskan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Restorasi Ekonomi Indonesia Melalui Tradisi Beas Parelek

9 November 2022   07:38 Diperbarui: 14 November 2022   18:25 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada awal tahun 2020, Indonesia dikejutkan dengan adanya wabah yang dikenal masyarakat sebagai virus Covid-19. Wabah ini mempengaruhi hampir seluruh sektor kehidupan yang ada di dunia termasuk Indonesia. Salah satu sektor yang terdampak di Indonesia yaitu sektor Ekonomi. Setelah adanya pandemi Covid-19, ekonomi di Indonesia menurun drastis. Salah satu sebab menurunnya ekonomi di Indonesia yaitu pembatasan-pembatasan yang di lakukan oleh berbagai negara yang memasok kebutuhan Indonesia.

United Nation Development Program memprediksi bahwa pandemi Covid-19 ini dapat meningkatkan terjadinya kemiskinan dan menurunkan kesejahteraan masyarakat. Jika dampak pandemi Covid-19 ini tidak ditangani dengan cepat dan tepat maka dikhawatirkan adanya kemiskinan dan ketidaksejahteraan masyarakat di Indonesia yang berlanjut.

Upaya pemerintah dalam menangani masalah pandemi ini yaitu dengan membuat kebijakan untuk meminimalisir penyebaran wabah salah satunya dengan cara work from home atau yang sering kita dengar yaitu bekerja dari rumah. Selain membuat kebijakan mengenai work from home, pemerintah Indonesia juga bisa menerapkan tradisi beas parelek atau jimpitan untuk membantu mencegah kemiskinan dan ketidahteraan masyarakat indonesia.

Tradisi beas perelek merupakan manifestasi dari falsafah Sunda buhun, "silih asah, silih asih, silih asuh". Beas parelek merupakan tradsisi turun temurun masyarakat sunda untuk menjaga stabilitas pangan. Beas parelek biasanya digunakan oleh masyarakat untuk saling membantu dalam menstabilkan pangan didesa tersebut. Beas parelek sendiri memiliki cara kerja yang unik, yaitu dengan menuangkan beras atau memberi beras kepada tokoh masyarakat atau kepada petugas yang sudah di tunjuk oleh daerah setempat yang berkeliling membawa wadah untuk mengumpulkan beras tersebut. Setelah beras tersebut terkumpul,maka beras tersebut akan dibagikan kepada masyarakat pra-sejahtera (masyarakaat yang membutuhkan) secara adil dan merata.

Secara tidak langsung tradisi beas parelek ini memberi manfaat dengan melatih rasa kepedulian dan keikhlasan masyarakat dalam berbagi untuk membantu sesama manusia. Mayarakat memiliki kesadaran yang tinggi untuk bahu-membahu melakukan kegiatan yang menyangkut kemaslahatan bersama.

https://management-feb.umy.ac.id/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun