Tak terasa, sudah berapa purnama yang kita lewati dengan menjalani hidup yang benar benar baru. Saya masih ingat, saat itu saya masih seorang mahasiswa semester 2 ketika Covid-19 pertama kali menampakkan batang hidungnya di muka dunia. Seluruh mahasiswa asing yang juga banyak melanjutkan studi mereka di kampus saya pun diminta untuk isolasi mandiri di asrama dan tidak boleh keluar sampai 2 minggu dikarenakan mereka baru saja kembali dari kampung halaman mereka yang diduga merupakan tempat pertama kali Covid-19 berawal. Ketika situasi sudah tidak terkendali, akhirnya pemerintah pun mewajibkan online learning dan jutaan mahasiswa dipulangkan kerumah masing masing, termasuk saya. Online learning pun berlanjut hingga satu tahun, hingga tiba tiba beberapa hari lalu, pemerintah mengeluarkan pengumuman bahwa pembelajaran tatap muka sudah bisa dimulai sejak Juli 2021. Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan, langkah ini bisa terlaksana apabila vaksinasi Covid-19 bagi tenaga pendidik dapat diselesaikan pada Juni 2021.
"Kami ingin memastikan kalau kita bisa vaksinasi sampai akhir bulan Juni, tahun ajaran berikutnya di bulan Juli, insya Allah kita sudah melakukan proses tatap muka di sekolah," kata Nadiem seperti dilansir oleh kompas.com di hari Selasa (9/3/2021).
Sementara itu, untuk kebijakan Dirjen Dikti mengenai pembelajaran tatap muka bagi perguruan tinggi, terhitung sejak Januari 2021, masing masing kampus sudah boleh memulai pembelajaran offline apabila memang sudah siap.
Sebagai seorang mahasiswa semester 5, saya sendiri pun sebenarnya masih bimbang apakah keputusan ini memang paling tepat di kondisi sekarang ini. Tidak bisa saya pungkiri, bahwa saya sangat membutuhkan perkuliahan offline.
Saya membutuhkan pembelajaran praktek dan project offline karena saya adalah seorang mahasiswa jurusan Public Relations. Apalagi di kampus saya, hampir 70% pembelajaran berbasis project dan praktek. Tetapi melihat perkembangan berita Covid-19 sekarang, bagaimana virus Covid-19 bermutasi dan mempunyai varian yang baru dan lebih berbahaya, sejujurnya saya sangat khawatir.
Apalagi mungkin kita sama sama tau, menjadi seorang mahasiswa adalah masa dimana kita menjadi aktif, baik di organisasi ataupun di pergaulan. Apakah bisa kita tetap menjaga protokol kesehatan disaat sedang berkumpul dengan teman teman kita? Sulit, tampaknya. Tetapi, bukan berarti tidak bisa dilakukan.
- Sterilisasi di seluruh ruangan kelas yang dipakai untuk pembelajaran tatap muka
Sterilisasi di seluruh ruangan termasuk membersihkan meja dan kursi yang dipakai oleh tenaga pengajar dan mahasiswa, membersihkan kenop pintu dan jendela, serta menyemprotkan disinfektan ke dalam ruangan. Sebisa mungkin setiap sudut dan barang yang ada pun harus dibersihkan demi kebaikan bersama.
- Pastikan setiap mahasiswa mencuci tangan dan mengukur suhu tubuh sebelum masuk ke dalam gedung
Kebersihan tangan merupakan salah satu hal yang paling penting dan termasuk dalam salah satu 3M yang sebelumnya digalakkan oleh pemerintah. Gunakan sabun dan cuci tangan dengan baik agar terhindar dari virus yang bisa menjangkit kita. Setelah itu, setiap mahasiswa wajib mengukur suhu tubuh dengan termometer yang telah disediakan oleh kampus.
- Setiap mahasiswa wajib menggunakan masker
Selama proses pembelajaran tatap muka berlangsung, setiap mahasiswa wajib menggunakan masker dan tidak diperbolehkan melepaskan masker mereka selama berada di kelas demi mencegah penyebaran virus Covid-19 melalui udara. Hindari juga untuk makan dan minum di dalam ruangan yang ramai dengan orang tapi tidak mempunyai sirkulasi udara yang bagus.
- Pembatasan jumlah mahasiswa di satu ruangan