Mohon tunggu...
Natasha Nicolas
Natasha Nicolas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lulusan Public Relations yang amatir dalam menulis

Hanya seorang lulusan ilmu komunikasi yang gemar namun amatir dalam menulis artikel. Artikel yang ditulis hanya merupakan sebuah isi pemikiran dan perspektif saya yang sepertinya menarik jika dibagikan ke orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Tilik", Sebuah Realita Berbalut Film

8 Maret 2021   14:53 Diperbarui: 8 Maret 2021   15:47 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuplikan film TILIK (2018) source : YouTube Ravacana Films 

"Tilik", sebuah kata dalam bahasa Jawa yang artinya adalah menjenguk. Saya ingat ketika film pendek ini pertama kali viral di tahun 2019,  dimana saat itu saya masih seorang mahasiswa baru di kampus. Saya pun melihat teman teman saya di kampus banyak sekali yang membicarakan film tersebut, tetapi jujur saja pada saat itu saya kurang tertarik. Ntah karena banyaknya aktivitas yang memadati jadwal saya sehari hari, atau karena memang saya sedang tidak tertarik saja untuk menonton film pada saat itu. Sehingga ketika orang orang menghebohkan sosok bu Tejo, saya tidak terlalu mengenalnya. Yang saya tau hanyalah bu Tejo seperti ibu ibu pada umumnya, yang hobi bergosip. 

Tahun pun berganti dan memasuki tahun 2020, suatu hari ibu saya dari Medan menelepon saya dan bercerita bahwa ia baru saja selesai menonton film tersebut dan merekomendasikan saya untuk mencoba menontonnya. Saya pun kembali diliputi rasa penasaran tetapi tidak berekspektasi tinggi, karena saya selama ini tidak terlalu tertarik dengan film Indonesia. Tetapi karena kebetulan saya pada saat itu tidak mempunyai banyak aktivitas yang berarti, saya pun meluangkan waktu untuk menonton film pendek berdurasi 20 menitan tersebut. Apik dan menarik, adalah kata yang pas untuk menggambarkan film ini. Hanya dengan menggunakan sebuah truk pick up di sepanjang film, dengan dialog percakapan berbahasa Jawa yang dikemas dengan baik oleh para ibu ibu di dalam film pendek tersebut, film ini mampu membuat saya tertawa dan tergeli sendiri dalam hati. Kalau kita berkaca ke kehidupan kita sehari hari, kita pasti sering melihat sekumpulan ibu ibu sedang menggosip bukan? Hal itulah yang saya lihat disini. Bukan sebuah film, tetapi adegan yang nyata dan sungguhan.

Film ini pun menyuguhkan nuansa Indonesia yang kental, dari pemandangan hingga kepercayaan bahwa mengikatkan karet gelang ke ibu jari bisa menunda keinginan buang air kecil, sampai ketika para ibu ibu bersatu padu melawan pak Polisi yang menilang mereka karena menaiki truk yang seharusnya tidak digunakan untuk kendaraan umum, padahal saat itu bu Tejo sedang bertengkar dengan salah satu ibu ibu disana. Hal tersebut mengingatkan saya pada jargon "The power of emak emak". 

Film yang mempunyai subtitle berbahasa Indonesia ini juga mengandung banyak sekali pesan moral dan sedikit banyaknya menyindir kita yang mungkin sangat gampang termakan berita Hoax, dan juga untuk tidak menghakimi orang lain dari apa yang terlihat di depan, walaupun ternyata di akhir cerita kita bisa melihat bahwa hampir 90% perkataan bu Tejo tersebut terbukti kebenarannya. 

Cuplikan film TILIK (2018) source : YouTube Ravacana Films 
Cuplikan film TILIK (2018) source : YouTube Ravacana Films 

Saya pikir, Tilik layak mendapatkan apresiasi besar, bukan hanya karena dialog yang natural, tetapi juga karena seluruh pemerannya memerankan perannya dengan sangat sempurna. Saya sangat merekomendasikan kepada semua orang yang belum menonton film ini, sisihkan waktu kalian 20 menit saja untuk membuka YouTube dan menontonnya. Saya sungguh mengapresiasi film film pendek buatan Indonesia yang bagus dan berkualitas seperti Tilik, dan saya sangat berharap, kedepannya ada lagi film film pendek Indonesia yang berkualitas dan mampu menaikkan industri perfilman Indonesia menjadi lebih baik lagi. Bagi teman teman yang ingin menonton, selamat menonton! 


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun