Mohon tunggu...
Natasha Beatrice Budijono
Natasha Beatrice Budijono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Nutrition Student at Airlangga University

Halo saya Natasha, seorang mahasiswi jurusan Gizi di Universitas Airlangga. Menulis adalah hobi saya sejak saya duduk di bangku kelas tujuh SMP.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Diabetes Mellitus pada Anak dan Remaja di Indonesia: Gejala dan Pencegahan

17 Agustus 2024   21:14 Diperbarui: 17 Agustus 2024   21:19 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Diabetes mellitus adalah salah satu penyakit kronis jangka panjang yang dapat menjangkit siapapun, baik orang tua maupun anak-anak dan remaja. Penyakit ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah secara terus menerus. Gula atau glukosa adalah salah satu sumber energi yang penting bagi sel-sel tubuh, glukosa akan meninggalkan aliran darah dan masuk ke dalam sel untuk menyediakan energi bagi sel. Pankreas memproduksi hormon insulin untuk mempermudah glukosa untuk masuk ke dalam sel.

Saat ini di Indonesia, kasus diabetes mellitus pada anak dan remaja melonjak secara drastis. Pada Januari 2023, IDI (Ikatan Dokter Indonesia) mencatat kasus diabetes pada anak meningkat 70 kali lipat dibandingkan tahun 2010 dan 2000. Kasus diabetes pada anak mencapai dua banding 100.000 jiwa per Januari 2023. Sebanyak 1.645 anak menderita diabetes mellitus tersebar di berbagai kota di Indonesia dan 60% diantaranya adalah anak perempuan.

Gejala awal yang umumnya muncul adalah anak mudah haus, banyak minum, sering buang air kecil, cepat lapar, banyak makan namun berat badan tidak naik, serta mudah lelah. Pada seebagian besar remaja, gejala-gejala tersebut akan mudah disampaikan pada orang tuanya, tetapi pada anak kecil, gejala tersebut mungkin sulit tersampaikan kepada orang tua. Jika gejala tersebut semakin parah dan tidak diketahui oleh orang tua, maka diabetes mellitus tidak segera terdiagnosis dan diobati. Akibatnya, anak dapat mengalami kondisi gawat darurat  dengan keluhan nyeri perut, muntah, dehidrasi, bahkan sesak nafas.

Diabetes mellitus dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat, mempertahankan berat badan ideal, makan dengan porsi 4 sehat 5 sempurna, rajin berolahraga, serta memilih makanan dengan kadar gula yang rendah.

Referensi:

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2612/diabetes-melitus-pada-anak

https://sardjito.co.id/2021/11/18/mengenal-diabetes-melitus-pada-anak/

https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/diabetes-mellitus-pada-anak-dan-remaja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun