Mohon tunggu...
Natasha Trista
Natasha Trista Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

halo, aku natasha mahasiwa aktif jurusan ilmu komunikasi yang memiliki ketertarikan dengan broadcasting dan marketing.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Makna dan Karya Seni Pahat Pada Arca Siwa

12 November 2023   23:34 Diperbarui: 12 November 2023   23:52 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendahuluan

Arca siwa ? Mungkin sudah tidak asing di telinga kita.

Arca adalah patung yang dibuat tidak hanya dari batu namun juga dari bahan lainnya seperti perunggu, emas, maupun perak, yang termsasuk dalam kategori logam.  Arca dianggap sebagai salah satu benda peninggalan sejarah berupa patung yang dibentuk dengan tujuan utamanya yaitu sebagai media keagamaan dan sarana untuk memuja Tuhan atau dewa-dewinya.

Pada zaman dahulu sebelum Islam menjadi mayoritas agama di Indonesia, Hindu dan Buddha merupakan agama yang terkenal terlebih dahulu dan perkembangannya dapat dilihat dari situs purbakala yang tersebar di seluruh Indonesia.

Berbagai macam peninggalan Hindu-Buddha di Indonesia yang salah satunya adalah arca. Arca merupakan salah satu peninggalan yang ada di berbagai situs purbakala di Indonesia. Namun, tak semua arca dapat bertahan dalam bentuk utuh. Arca yang ditemukan juga banyak dalam kondisi berbeda beda karena pada masa kolonial banyak pencurian dan penjualan arca secara ilegal.

Nah, Arca Siwa adalah salah satu arca yang akan kita bahas saat ini. Arca Siwa ini adalah bentuk perlambangan Dewa Siwa di Jawa Barat yang menunjukkan bahwa agama Hindu telah berkembang dalam kehidupan bermasyarakat  di Pulau Panaitan, Banten, Jawa Barat.

Pembahasan

Arca Siwa ini merupakan ciri dari Siwa Jawa Barat, karena memiliki perbedaan dengan arca Siwa pada umumnya yang ditemukan di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Walaupun berbeda dengan arca pada umumnya, arca ini dapat dikatakan sebagai perlambangan dewa Siwa di Jawa Barat dan memiliki fungsi yang sama dengan Dewa Siwa lainnya. Arca Siwa ini diperkirakan berasal dari abad ke 7-8 Masehi yang ditemukan di Pulau Panaitan, Banten.

Dalam agama Hindu, arca sama dengan Murthi yang merujuk pada roh atau jiwa ketuhanan (Murtha). Arca dewa-dewa merupakan personifikasi dari kekuatan-kekuatan alam yang kemudian di wujudkan dalam bentuk seperti manusia dan menjadi perlambangan dewa. Hal ini dapat dilihat pada gambar Arca Siwa di atas yang berbentuk manusia.

Trimurti adalah dewa berbadan tiga yang melambangakan penciptaan, pemeliharaan, dan pembinasaan. Dewa Siwa merupakan satu dari dewa utama (Trimurti) dan dua dewa lainnya yaitu Dewa Brahmana (pencipta) dan Dewa Wisnu (pemelihara). Dewa Siwa dikenal sebagai dewa pembinasaan atau kehancuran. Walaupun dikenal sebagai dewa yang memiliki kesan negatif, sejatinya dia adalah pengubah dan pencipta ulang. Sebagai dewa utama (Trimurti) Dewa Siwa senantiasa menjadi tokoh yang menempati posisi paling tinggi dan sering muncul dalam pemujaan misalnya Siwa sebagai Mahadewa, Mahaguru (Mahayogi), Mahakala atau Bhairawa. Menurut tradisi Hinduisme Siwa, Siwa berdiri sebagai dewa tertinggi dan lahir sendiri tanpa ibu ataupun ayah.

Dewa Siwa memiliki istri yaitu Dewi Parwati dan anaknya Dewa Ganesa dan Dewa Kartikeya. Dewa Ganesa merupakan tokoh utama yang ditempatkan dalam bilik candi sisi selatan. Dewa Ganesa memiliki wujud setengah manusia, berbadan manusia dan berkepala gajah dengan kelengkapaan laksana Dewa Siwa. Sedangkan Dewa Kartikeya digambarkan sebagai kanak-kanak naik merak dan mempunyai kedudukan sebagai dewa perang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun