Mulai saat ini, panggil dia si penggembara. Sang penggembara yang terus melangkah tanpa lelah, tak peduli hujan dan badai. Dia bukannya kuat dan tangguh. Justru, ia terlalu lemah untuk sekedar tinggal dan menetap di rumah. Ah, mungkin aku salah. Si penggembara tak punya rumah. Tepatnya, tak pernah punya rumah. Ia pernah mengira bahwa tempatnya berlabuh dulu adalah rumahnya. Lalu, ia serahkan semua miliknya dan ia letakkan disana. Lihat saja apa jadinya dia sekarang. Semua miliknya hilang dirampas manusia tak bertanggung jawab. Tapi, dia mendapatkan sebuah pelajaran. Bahwa manusia tak pernah punya rumah. Bahwa manusia tak patut dipercaya. Dan bahwa setiap manusia dilahirkan sebagai panggembara. Sudah hakekatnya manusia menjadi sang penggembara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI