Sudah menjadi hal yang lumrah, tiap kali akan memasuki tahun politik atau tahun dimana akan digelarnya pemilu, suasana di Indonesia terasa agak sedikit 'panas' dibanding biasanya. Persaingan antar kubu yang akan berlaga tersebut bisa dibilang cukup ketat. Saling menyerang satu sama lain lewat berbagai persoalan, salah satu yang paling sering diperdebatkan adalah perihal utang Indonesia.
Angka hutang Indonesia yang terlihat makin meningkat, akhirnya membuat banyak masyarakat yang langsung mentah-mentah mengkritik pemerintah tanpa dasar, oleh karena itu agar semua dapat lebih jelas dan tersampaikan ke masyarakat awam, pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas RI, Bambang Brojonegoro pun menggelar diskusi publik di acara Opsi bertema "Membangun demi keadilan" yang disiarkan secara live di Metro TV pada 17 Desember 2018 lalu.
Dalam acara yang dipandu oleh presenter cantik Kak Aviani Malik tersebut, Pak Bambang Brojonegoro sempat mengungkapkan bahwa kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan memang membuat pemerintah agak sedikit kewalahan untuk mewujudkan keadilan yang merata bagi semua masyarakat Indonesia.Â
Kondisi geografis ini menjadi tantangan tersendiri dalam pemerataan di segala bidang, sebagai contoh, tantangan pemerataan listrik di negara yang hanya terdiri dari daratan tentu akan lebih mudah dibanding Indonesia yang setiap daerahnya dipisahkan dengan lautan bukan...?
Padahal sebenarnya meski angka hutang itu terlihat meningkat dari tahun ke tahun, namun jika dilihat secara keseluruhan termasuk dengan membandingkan tingkat GDP Indonesia, maka dengan tegas semua narasumber yang hadir pun kompak menjawab Indonesia dalam keadaan aman-aman saja.
Satu hal yang harus diingat terlebih dahulu adalah, pada tahun 2015 pemerintah Indonesia memang telah mengubah kebijakan yang berkaitan dengan belanja negara, tepatnya lebih banyak belanja infrastruktur untuk pembangunan. Alasannya simpel, karena seperti yang tadi telah aku sebutkan diawal, Indonesia memang memiliki tantangan yang lebih besar dibanding negara lain.Â
Jadi tanpa infrastruktur yang baik maka bisa dipastikan kemajuan Indonesia secara keseluruhan pun akan terhambat, dan demi belanja infrastruktur yang dampaknya akan dirasakan dalam jangka panjang itu, Indonesia jelas membutuhkan kucuran dana yang lebih besar.
Meski butuh dana segar untuk membangun infrastruktur tadi, pemerintah tetap mengoptimalkan belanja kebutuhan tersebut dengan menggunakan pendapatan dari dalam negri seperti pajak, cukai dan lain sebagainya.Â
Hal inilah yang mengakibatkan kondisi perekonomian kita pun tetap tumbuh diatas 5%. Tak hanya itu saja, tingkat inflasi kita pun terbilang cukup terkendali yaitu masih di kisaran 3 % saja. Â
Dampak positifnya adalah, infrastruktur Indonesia pun akan semakin tertata dengan baik yang otomatis akan membuat perekonomian kita pun ikut menggeliat pastinya. Dan hasil akhirnya adalah pembangunan yang merata hingga ke pelosok negri.
O iya kata infrastruktur yang sedari tadi aku bicarakan ini tuh tidak hanya sebatas pada pembangunan fisik jalan atau bendungan saja, karena seperti kita ketahui bersama pembangunan jalan dan beberapa fisik pembangunan tuh merupakan hasil kerjasama antara pemerintah dan pihak swasta. Infrastruktur yang kumaksud disini adalah infrastruktur yang benar-benar dibangun oleh pemerintah, seperti pembangunan di daerah pedalaman misalnya.
Dari pembahasan yang diangkat pada acara opsi kali ini, aku jadi sedikit malu juga karena masih sering melakukan kritik tak jelas tanpa dasar meski tidak sampai terungkap ke khalayak ramai. Seharusnya kan sebelum mengkritik, akan lebih baik jika kita mencari data dan pengetahuan perihal masalah yang akan kita kritik tersebut. Setuju...?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H