Mohon tunggu...
Natania Ajeng Nafisa Putri
Natania Ajeng Nafisa Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Novel Ibu Susu, Karya Rio Johan

22 September 2023   21:33 Diperbarui: 22 September 2023   22:00 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Judul Buku      : Ibu Susu

Penulis            : Rio Johan

Penerbit           : Gramedia

Cetakan           : Petama, 23 Oktober 2017

Tebal               : 200 Halaman

ISBN               : 978-602-4296-9-45

Novel karya Rio Johan ini mengambil latar di Mesir Kuno, tepatnya pada masa kekuasaan Firaun Theb. Untuk menulis buku ini, Rio Johan memerlukan riset yang mendalam sehingga menghasilkan buku yang tidak biasa ada. Suasana yang digambarkan di novel ini sungguh detail. Tentang makanan, pakaian, sesajen, cara mereka bicara, termasuk juga dewa-dewi yang mereka sembah.

Sesuai dengan judulnya, yaitu "Ibu Susu", novel ini menceritakan bagaimana perjuangan Firaun Theb, selaku ayah dari Pangeran Sem, mencarikan Ibu Susu pengganti yang cocok untuk Pangeran Sem setelah kejadian naas yang menimpa nya. Dimana Paneran Sem tiba-tiba ditemukan terbaring lemas dengan tubuh yang membiru. Pencarian yang dilakukannya tidaklah mudah. Banyak nya perempuan yang harus diseleksi sesuai kriteria yang ada. Selama itu pun, Pangeran Sem hanya diberikan susu kambing dicampur dengan madu sebagai pengganti air susu.

Hingga pada akhirnya, pencarian itu menemukan titik terang. Dimana Firaun Theb menemukan perempuan bernama Iksa yang menurut hati kecilnya adalah Ibu Susu yang cocok untuk anaknya. Namun, Iksa memiliki borok dan luka disekujur tubuhnya, membuatnya dan para pembantu istana kewalahan dan kesulitan. Selain itu, saat Firaun Theb memtusukan untuk menjadikan Iksa sebagai Ibu Susu untuk putranya, syarat yang diberikan Iksa sebagai bayaran atas pengabdian kantung susunya untuk pangeran Sem, terbilang banyak dan tidaklah mudah untuk dikabulkan. 

Permintaan yang pertama, Iksa meminta sejumlah besar bahan pangan, daging-dagingan, sejumlah besar batu-batuan dan kesemuaan barang-barang itu harus dibagikan kepada para budak korban peperangan sepanjang delta sampai ke tanah-tanah taklukan. Permintaan yang kedua, sebagaimana perempuan yang mempunyai kantung susu adalah perempuan yang sedang hamil atau baru melahirkan, Iksa yang tidak sedang hamil itu ingin jika bayi yang akan dikandungnya adalah hasil dari hubungannya langsung bersama Firaun Theb. 

Permintaan yang ketiga dan akan menjadi boomerang bagi Iksa sendiri nantinya, yaitu minta agar puteranya kelak menjadi teman, sahabat, rekan, saudara pangerang Sem. Firaun Theb berusaha lebih keras lagi untuk memenuhi persyaratan tersebut. Namun, setelah permintaan itu dipenuhi, nyatanya Iksa hanya bisa menyusui Pangeran Sem selama tiga hari dan selama itu pula Pangeran Sem telah pulih dan bugar. Mimpi yang didapatkan Firaun Theb membuatnya didakwa akan mengancam kekuasaan Firaun Theb. Di akhir cerita, Firaun Theb dikisahkan meninggal setelah mengalami penyakit yang sama dengan putranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun