Mohon tunggu...
Natanael Albertus
Natanael Albertus Mohon Tunggu... Guru - Saya penghobby menulis karya fiksi dan non fiksi.

Saya hanya orang biasa yang hobby menulis dan mengamati dunia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menanggapi Konflik Rusia Ukraina yang Berpotensi Perang Dunia Ketiga

4 Februari 2022   15:16 Diperbarui: 4 Februari 2022   15:21 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah kegagalan kudeta Komunis, Uni Soviet dibubarkan dan Gorbachev mengundurkan diri pada 25 Desember 1991. Ukraina, Belarus dan  Rusia membentuk persemakmuran kemerdekaan, dan sebagian besar bekas Republik Soviet akhirnya bergabung. Yeltsin mulai mengangkat kendali komunis dan reformasi harga  pada 1993. 

Dia  menandatangani Perjanjian START II dan berjanji untuk menangguhkan program senjata nuklir. Ia memenangkan pemilihan kembali pada tahun 1996, tetapi mengundurkan diri pada tahun 1999. 

Kemudian, mantan agen KGB Vladimir Putin ditunjuk sebagai penjabat presiden seperti yang ditulis di Sejarah Rusia Pergolakan Kekuasaan Sejak Awal Berdiri Masa Kekaisaran.

Presiden Rusia Vladimir Putin akhirnya mengomentari ketegangan  di perbatasan Ukraina dan konflik Ukraina. Pada Selasa (2 Januari 2022) Putin menuduh Barat, termasuk Amerika Serikat, mengabaikan masalah keamanan Rusia. Dia menuduh Barat  menggunakan Ukraina hanya sebagai alat untuk menahan Rusia.

 Sementara itu, Putin berharap menemukan solusi  untuk mengakhiri ketegangan yang meningkat. Putin mengatakan Kremlin sedang mempelajari tanggapan AS-NATO terhadap tuntutan keamanan Moskow, tetapi itu tidak cukup. Komentar Putin  adalah pernyataan resmi pertama dalam beberapa minggu tentang krisis yang disebabkan oleh ketakutan akan invasi Rusia ke Ukraina.

"Jelas bahwa kekhawatiran mendasar Rusia akhirnya diabaikan," kata Putin kepada wartawan setelah bertemu dengan Perdana Menteri Hongaria Victor Oban di Moskow, Rusia. 

Putin kemudian menuntut jaminan keamanan yang mengikat secara hukum terhadap ekspansi NATO lebih lanjut dan penyebaran aset ofensif di dekat perbatasan Rusia, dan permintaan Rusia agar NATO kembali ke status militernya sebelum 1997 (dalam Kompas.com dengan judul "Buka Suara, Putin: AS Tak Peduli Keamanan Ukraina, Tugas Utamanya Menahan Perkembangan Rusia")

Menengok sejarah Panjang tersebut kita dapat menyikapi konflik Rusia -Ukraina, dengan NATO yang di dalamnya terdapat Inggris dan Amerika Serikat karena Rusia tidak setuju jika Ukraina bergabung ke Nato, saya kira kemungkinan perang dunia ketiga bisa saja terjadi.

Perang dunia ketiga bisa terjadi jika pemimpin  masing-masing negara pemicu konflik Rusia - Ukraina saling ngotot tidak mau mengalah dengan pendapat atau misi masing-masing.

Ke-egoisan pimpinan negara dipertaruhkan di sini. Apakah pemimpin di kedua belah pihak mau mengalah. Tidak saling menuntut atau saling menjatuhkan. Apalagi sekarang, dunia masih menghadapi goncangan virus Omicron.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun