Mohon tunggu...
Natanniel  Adoe
Natanniel Adoe Mohon Tunggu... free lancer -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Tren Pohon Natal 2016 "The Art of Kokedama X- mas Tree"

4 Desember 2016   14:04 Diperbarui: 4 Desember 2016   14:13 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon Natal Kokedama

Terlintas di pikiran kita apa itu kokedama? Mungkin untuk sebagian orang tidak asing mendengar kata Kokedama ( 苔玉 ) sejak pertama kali muncul di Jepang, wabah kokedama sudah merambah hampir keseluruh penjuru dunia bahkan sampai  sampai di Tanah Air. 

kokedama  sendiri terdiri dari dua suku kata, koke (lumut) dan  dama (bola) secara harafiah berati bola lumut. kapan mulai dibuat masih belum ada kepastian, berawal dari jaman Edo di Jepang, dimana lahir konsep menanam bonsai, kemudian terjadi transformasi bentuk seiring berjalannya waktu maka mulai muncul konsep kokedama, Mengadopsi estetika Jepang Wabi-sabi (侘寂), yang dapat dijelaskan sebagai apresiasi terhadap alam.

Salah satu elemen terpenting adalah Yugen (幽玄) yang merupakan konsep dalam estetika tradisional Jepang. Beberapa opini muncul tentang yugen, tetapi secara garis besar dapat ditarik kesimpulan yang mengacuh pada  keindahan alam semesta yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata  tetapi hanya dapat dirasakan oleh manusia yang mampu menciptakan suasana di luar penalarannya. Sehingga Kokedama dapat diartikan implementasi dari keindahan yang tercipta dari ketidaksempurnaan dan menyisakan ketidaksempurnaan. 

Seiring berjalannya waktu, kreatifitas, serta ide-ide baru muncul sehingga banyak inovasi yang walaupun sedikit melenceng dari acuan dasarnya, tetapi tetap memberi suatu nilai seni yang berbeda, sebagai contohnya lumut diganti dengan benang.

Terinspirasi oleh satu lagi metode taman Jepang yang luar biasa indah muncul ide baru yang mencoba teknik kokedama yang di aplikasikan pada pohon Natal serta  mengkolaborasikan dengan teknik lain.

Sempat mengunjungi salah satu tempat wisata bunga terkenal di kota Malang, hasil nya tidak ada yang menjual tanaman hias Kokedama dan bahkan ada yang tidak tau teknik menanam seperti ini, mungkin di karena kurang populer,  surfing di internet, instagram serta media sosial lainnya juga menunjukan sangat jarang kokedama di aplikasi khususnya ke pohon natal. diharapkan dengan tulisan ini bisa menjadi tren baru pohon Natal 2016 khususnya di Tanah Air.

Tak terasa Natal akan tiba, ini merupakan momentum yang tepat, di mana akan memberi nuansa baru bagi nilai estetika seni, bayangkan pohon natal berselimutkan moss atau benang di tanam tanpa menggunakan pot, explementasi bentuk seni tradisional oriental jepang, ada di rumah kita, wow! it's amazing, sangat praktis dan natural,  penempatnya bisa digantung atau diletakkan diatas meja atau wadah.

Perawatannya pun sangat mudah,  disarankan menggunakan hand sprayer  untuk penyiraman jika menggunakan moss ball, sedangkan jika menggunakan benang sebagai selimut cukup direndam 3 hari sekali selama 3 atau 4 menit, begitu juga untuk pemupukan cuma interval waktunya sebulan satu kali.

Kokedama X-mas tree, menggunakan  tananam yang identik dengan pohon natal, seperti pohon cemara, ekor tupai, pucuk merah dan lain sebagainya, ukuran dan dimensi nya pun bisa disesuaikan dengan selara atau kondisi rumah masing-masing.

Kolaborasi antara kokedama dan terrarium, dengan tema " Kokedama X-mas tree melayang di atas atas kandang Betlehem.

Mungkin sedikit konyol dan terlalu berimajinasi? Mengapa tidak dibuat tema lain seperti landscape hutan tropis, gurun dan lain sebagainya, di mana nilai estetikanya lebih menarik! Sah-sah saja menggunakan tema apa pun, kokedama X-mas tree di kandang Betlehem, memang terkesan unik, tapi point yang ingin ditekankan adalah tentang keajaiban natal yang sebenarnya di mana sesuatu yang tidak masuk akal di luar penalaran akal manusia, mungkin saja akan terjadi jika kita percaya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun