Salah satu armada transportasi yang sering digunakan untuk perjalanan rute Raha-Kendari, Sulawesi Tenggara adalah dengan menggunakan armada Kapal Penumpang. Kami lebih mengenalnya dengan istilah "kapal cepat". Istilah ini bukan tanpa alasan, ceritanya begini.
Pada  masa penambahan opsi transportasi laut di tahun 90-an yang menghubungkan tiga kota di Sulawesi Tenggara, Kendari-Raha-dan Bau Bau, Pemerintah membolehkan salah satu operator perusahaan transportasi laut untuk mengoperasikan jenis Kapal Fiber bagi masyarakat umum. Akibatnya waktu tempuh berkurang 50% dari armada yang sudah ada waktu itu  untuk rute ketiga kota ini. Sehingga dengan spontan menyebut armada baru tersebut dengan nama "Kapal Cepat".
Salah satu hal yang akan dijumpai ketika melakukan perjalanan laut dengan armada ini adalah Anda akan disuguhkan berbagai penganan oleh penjual disetiap kali menaik-turunkan penumpang. Tentu saja dengan variasi harga terjangkau. Begitu juga pada perjalanan pulang kami kembali ke Kendari dari rumah orang tua di Kota Raha, Kab. Muna, Sulawesi Tenggara.Â
Suasana ramai ditambah berbagai lantunan ref penjual dalam menyuguhkan jualan akan semakin membuat suasana dalam chaos terpola, khas pelabuhan. "gogos, kacang, telur masak, jipang, aq*a .... ". akan silih berganti dilantunkan oleh setiap penjual. Harapannya hanya satu, mendapat perhatian dari penumpang, terjual dalam waktu yang singkat. itu sj.Â
Pelabuhan Raha yang letaknya berada di tengah antara Kendari dan Bau Bau, menjadikan "kapal cepat" hanya akan singgah dalam waktu beberapa menit saja. Hal ini juga yang semakin mendramatisir setiap kali kapal ini harus bongkar muat.
Salah satu penganan yang diminati oleh Nio, El dan Al adalah Jipang. Penganan yang terbuat dari beras dan dilumuri dengan gula aren dengan tekstur yang cripsi adalah salah satu daya tariknya. Manisnya gula aren yang menyelimuti penganan ini membuat 3 anak kecil ini betah untuk duduk dideretan kursi yang sempit khas kelas ekonomi di transportasi umum.Â
Jipang ini cukup mengalihkan perhatian mereka akan suasana sekitar, awal yang baik untuk mengawali perjalanan di 30 menit pertama, sebab setelahnya mereka akan terlelap dibuai oleh ombak yang dengan manja akan ada disetiap menit perjalanan. Bahkan ketika salah satu dari mereka sudah menghabiskan jipang, maka yang masih memiliki wajib berbagi, walapun yang tersisa hanya gula aren di sela jari mereka.
Waktu tempuh kurang lebih 3 jam akan menjadi terasa singkat bagi mereka. tetapi bagi saya, lumayan membutuhkan energi dan kesiap-siagaan. Sebab harus memastikan 3 orang anak dan dua orang ibu mereka (istri saya dan adik perempuan) dalam keadaan nyaman dan aman.