Saat ini Ayah saya memiliki 6 orang cucu, dari total 3 orang anaknya. Beliau selalu mengajarkan kami banyak hal tentang pertualangan hidup, bukan hanya cerita tapi langsung terjun ke lapangan. Ketika SMP dan SMA, saat kami berdua atau bahkah bersama adik bungsu saya beserta Ibu saya pergi memasang pukat.Â
Aktivitas yang memberikan pertualangan tersendiri di dalam nadi kehidupan saya. (saya bersyur sempat mencicipi indahnya pantai kota raha, plus karang plus beberapa pemandangan hewan cantik disekitaran pelabuhan nusantara kota raha. tidak ada gambar untuk cerita ini.... tetapi tetap terukir indah dimemori saya.Â
Salah satunya adalah pengalaman disalah satu malam rembulan kami berempat mendapatkan rejeki dari sang pemilik Alam. kejadian langka menurut saya. Kami memperoleh satu bakul ikan ruma-ruma (ikan kembung) padahal saat itu kedalaman air tidak satu meter.Â
Oh iya untuk memukat kami tidak menggunakan sampan atau sejenisnya. melainkan dengan jalan kaki di laut dengan kedalaman sepinggang orang dewasa. Kebetulan laut diraha itu memiliki kontour yang landai. jadi arena kami lumayan luas, dan dapat berpindah-pindah dengan leluasa.Â
Malam itu kira baru pukul 7 - 8 malam. kebetulan ayah saya memiliki 'ramalan-ramalan' tertentu untuk ini kami pergi melaut. dengan hitungan air pasang, umur bulan dilangit, hitungan musim... dan lain sebagainya. Beliau kerap kali mengajak kami atau bahkan pergi sendiri dengan waktu tak tentu, sepulang dari kantor. kebetulan hari itu beliau mengijinkan kami untuk ikut serta disalah satu petualangan hidupnya.Â
Pergi melaut pukul 7 malam, cemplung di air laut dipesisir pantai kota raha..... tidak ada dibenak saya macam2 saat itu... intinya pergi mencari ikan..... nah.... setelah mencari beberapa tempat untuk menebarkan pukat, tiba2 disekeliling kami diributkan dengan riak air laut...... beberapa kelompok ikan saling berturut turut ada yang menjaui kami, ada yang mendekat, ada juga yang hanya melingkari kami....... suasana saat itu sangat hening, sebab air baru saja bergerak naik dan hampir tidak ada ombak sama sekali... tenang.... sehingga bunyi air laut ketika ikan berenang sesekali naik kepermukaan sangat jelas terdengar.Â
Ayah saya tidak langsung memasang pukat yang sudah disediakan. Beliau terdiam, begitu juga kami diberi isarat untuk berhenti. Beliau sedang mempelajari pola (pola pergerakan ikan) ternyata.... setelah berapa lama, dimulailah... beliau mengarahkan saya dan ibu untuk tetap berada disalah satu ujung pukat, sementara adik bersama ayah saya menuju kearah lain sambil menebarkan pukat secara perlahan. diposisi ini adik saya sudah berada diatas pundak beliau. setelah pukat terpasang semua, kami tidak bergerak untuk beberapa saat, beliau beri isarat tetap ditempat.Â
Setelah beberapa saat.... suasana riuh terjadi mula-mula satu, dua, tiga dan.... seterusnya, beberapa rombongan ikan menabrak pukat kami...... satu persatu ikan-ikan tersebut di keluarkan dari pukat, hasilnya satu bakul.... kira-kira menampung kurang lebih 150 ekor, ikan sebesar 3 sampai 4 jari orang dewasa.
Kejadian tersebut terjadi untuk beberapa hari..... kurang lebih 5 hari, tidak sampai seminggu, setelahnya, tidak sebanyak malam tersebut, kadang bahkan hanya satu atau dua ekor.... saya sangat menikmati masa2 itu. Ikan ruma2 itu bergerak seperti kawanan burung atau lebah di film2... ada satu ekor didepan, selanjutnya memebentuk seperti anak panah.... kadang rombongan kecil terpidah dari rombongan yang lumayan besar... kedalam air waktu itu sekitar 1 meter, bahkan sampai 50 cm, ikan tersebut naik. padahal ikan tersebut termasuk ikan di air dalam____
****