Berdakwah menyampaikan pesan agama sejatinya mengabarkan kebaikan dan kedamaian. Sebab sebaik-baiknya penceramah adalah menyiarkan kebaikan bukan menyebar provokasi yang menimbulkan konflik antar umat. Tentu ceramah seperti itu sangat berbahaya mengingat bahwa masjid adalah sebagai tempat beribadah dan bukan untuk berpolitik apalagi menghujat orang lain.
Rumah ibadah yang seharusnya menjadi tempat menciptakan kedamaian, ini menjadi ajang tebar kebencian dan provokasi, apalagi menyesatkan dengan kata-kata yang tidak pantas. Tentunya apa yang dilakukan seorang pencaramah ini bukanlah sebagai bentuk dari belajar agama, tapi kampanye terselubung berlabel agama. Sangat disayangkan jika agama dijadikan senjata untuk nafsu politik semata. Sebab tidak ada satupun pesan kebajikan yang disampaikan selain memcah belah persatuan dan mengajak umat bertikai.
Sebuah persoalan yang lucu. Kita semua yang senang membaca berita dan kebetulan punya akses bagus untuk itu tentu paham bahwa ceramah yang diakukan Gus Nur sungguh sangat disayangkan yang seharusnya mengajak umat pada hal yang lebih baik malah mengaharamkan seseorang tanpa dasar yang jelas.
Hal yang sepatutnya tidak dilakukan menjelek-jelekkan pihak lain mengarahkan umat untuk saling membenci dan mengharamkan mendukung Presiden yang sah melalui penyampaian seorang penceramah. Sekarang begini, apakah seorang ustad/ kyai/ ulama mengharam-haramkan sesuatu yang bahkan tidak ada dalilnya di Al-Qur'an dan cuma berdasar suka-sukanya dia saja? Kan tidak ada sama sekali di Al-Qur'an maupun hadist yang menulis haram, Betul tidak?
Disaat masyarakat yang datang ingin meningkatkan pengetahuan dan kehidupan spiritualnya ke arah yang lebih baik, namun malah berhadapan dengan orang yang sesukanya sendiri dan sangat-sangat tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Mulai sekarang kita harus lebih bijak dalam mencari penceramah. Kenali lebih dulu mereka jangan sampai nantinya justru menyesatkan kita. Sejatinya kita sebagai umat beragama harus bangkit melawan orang-orang yang berupaya menyebarkan permusuhan antar umat beragama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H