Mohon tunggu...
Natalie Sytner
Natalie Sytner Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ceramah Itu Mencerahkan Umat, Bukan untuk Ajang Provokasi

4 Mei 2018   11:37 Diperbarui: 4 Mei 2018   11:48 875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.pinterest.com/adyashanti/suffering/

Berdakwah menyampaikan pesan agama sejatinya mengabarkan kebaikan dan kedamaian. Sebab sebaik-baiknya penceramah adalah menyiarkan kebaikan bukan menyebar provokasi yang menimbulkan konflik antar umat. Tentu ceramah seperti itu sangat berbahaya mengingat bahwa masjid adalah sebagai tempat beribadah dan bukan untuk berpolitik apalagi menghujat orang lain.

Rumah ibadah yang seharusnya menjadi tempat menciptakan kedamaian, ini menjadi ajang tebar kebencian dan provokasi, apalagi menyesatkan dengan kata-kata yang tidak pantas. Tentunya apa yang dilakukan seorang pencaramah ini bukanlah sebagai bentuk dari belajar agama, tapi kampanye terselubung berlabel agama. Sangat disayangkan jika agama dijadikan senjata untuk nafsu politik semata. Sebab tidak ada satupun pesan kebajikan yang disampaikan selain memcah belah persatuan dan mengajak umat bertikai.

Sebuah persoalan yang lucu. Kita semua yang senang membaca berita dan kebetulan punya akses bagus untuk itu tentu paham bahwa ceramah yang diakukan Gus Nur sungguh sangat disayangkan yang seharusnya mengajak umat pada hal yang lebih baik malah mengaharamkan seseorang tanpa dasar yang jelas.

Hal yang sepatutnya tidak dilakukan menjelek-jelekkan pihak lain mengarahkan umat untuk saling membenci dan mengharamkan mendukung Presiden yang sah melalui penyampaian seorang penceramah. Sekarang begini, apakah seorang ustad/ kyai/ ulama mengharam-haramkan sesuatu yang bahkan tidak ada dalilnya di Al-Qur'an dan cuma berdasar suka-sukanya dia saja? Kan tidak ada sama sekali di Al-Qur'an maupun hadist yang menulis haram, Betul tidak?

Disaat masyarakat yang datang ingin meningkatkan pengetahuan dan kehidupan spiritualnya ke arah yang lebih baik, namun malah berhadapan dengan orang yang sesukanya sendiri dan sangat-sangat tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Mulai sekarang kita harus lebih bijak dalam mencari penceramah. Kenali lebih dulu mereka jangan sampai nantinya justru menyesatkan kita. Sejatinya kita sebagai umat beragama harus bangkit melawan orang-orang yang berupaya menyebarkan permusuhan antar umat beragama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun