Mohon tunggu...
Natalie Wijaya
Natalie Wijaya Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang yang gemar menulis.

Dibalik kesibukan sehari-hari, menulis adalah salah satu kegiatan yang membuat saya merasa bebas dan rileks.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengapa Kita Perlu Melestarikan Tari Tradisional Indonesia?

17 Februari 2022   10:56 Diperbarui: 17 Februari 2022   10:58 7390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sudah tidak asing lagi kita dengar bahwa negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Dari kuliner, agama, suku, bahasa, hingga tarian bisa berjumlah ribuan lebih! Wajar saja, Indonesia memang memiliki banyak pulau dari Sabang sampai Merauke. Negara ini juga memang terkenal dengan keragamannya namun tetap menjadi satu kesatuan. Hebat sekali bukan? Suku bangsa di Indonesia mencapai hingga 700 lebih lho. Tidak hanya itu, satu suku saja bisa mempunyai beberapa tradisi dan adatnya masing-masing. Khususnya untuk tarian tradisional juga melimpah ruah, ada sekitar 3000 tari tradisional!

Karena banyaknya tari tradisional, kita tidak mungkin bisa membahasnya satu persatu di tulisan ini. Tapi kita bisa melihat beberapa tarian yang cukup populer.

Yang pertama adalah Tari Saman dari daerah Aceh. Tarian ini sangat umum dipelajari di sekolah-sekolah, biasanya sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Tarian ini hanya diiringi irama dan nyanyian para penari yang dilakukan secara kompak. Selain irama yang kompak, tari saman ini juga terkenal dengan gerakan antar penari yang sinkron. Karena keunikannya, tarian ini sering kali digunakan para pemuda pemudi Indonesia untuk berlomba tari di luar negeri lho!

Yang kedua adalah Tari Kecak dari Bali. Kalian pasti tidak asing dengan tari kecak, sebab tarian ini sangat diminati dan dicari para wisatawan di Bali. Biasanya para turis akan mengunjungi tempat tari yang berada di pura atau panggung tari lainnya, untuk menikmati tari tradisional ini diiringi dengan keindahan terbenamnya matahari. Sungguh suatu pemandangan yang mempesona. Tari kecak sendiri menceritakan tentang kisah-kisah tradisional seperti Ramayana. Ciri khas tarian ini adalah penari akan duduk membuat lingkaran dan mengucapkan "CAK" sembari mengangkat kedua tangan.

Yang ketiga adalah Tari Jaipong dari Jawa Barat. Tarian ini bukan hanya sekadar tarian lho. Karya kesenian Pencak Silat, Wayang Golek dan Ketuk Tilu merupakan elemen dasar dari tari jaipong. Tidak hanya itu, tari ini lebih dari sekadar pertunjukan atau hiburan. Sejak dahulu orang saling menjalin hubungan baik dengan menggunakan tari jaipong. Ciri khas dari tari ini adalah karakternya yang bersifat humoris, ceria dan penuh semangat.

Itu baru beberapa tari tradisional yang terdapat di Indonesia. Dapat dilihat bahwa setiap tarian memiliki keunikan dan maknanya tersendiri. Mereka juga merupakan bagian dari kebudayaan suku masing-masing, terikat dengan ritual dan adat istiadat. Itulah yang membuat tarian tradisional Indonesia sangat melekat kepada kebudayaan masyarakat Indonesia.

Seiring dengan berkembangnya zaman, kesadaran para penerus bangsa akan budaya tradisional tari Indonesia pun menurun. Hal tersebut amat disayangkan karena tari tradisional merupakan warisan budaya yang semestinya dilestarikan. Tidak sedikit juga beberapa tarian yang punah dan terlupakan akibat kurangnya kesadaran kita untuk pelestarian budaya. Tidak ada salahnya untuk kita membuka pikiran untuk ide atau kebudayaan asing, namun alangkah baiknya bila budaya yang kita punya tidak terlupakan. 

Maka dari itu mulai dari sekarang, yuk kita mencoba lestarikan tari tradisional Indonesia! Kamu bisa mencoba melestarikannya dengan ikut pelatihan tarian tradisional secara offline maupun online. Jika kamu mempunyai keahliannya, kamu juga bisa membagikan teknik dan keahlianmu di platform website pembelajaran online seperti ZMFY atau https://go.zmfy.me/zmfy1. Mari kita tetap berkarya dan melestarikan kebudayaan bangsa kita!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun