Mohon tunggu...
Natalia Maloringan
Natalia Maloringan Mohon Tunggu... Editor - Pekerja Sosial Profesional

Telah menyelesaikan studi Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial di Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung pada 2017. Sekarang bekerja sebagai Pekerja Sosial Supervisor Program Keluarga Harapan di Kementrian Sosial dengan penempatan Kabupaten Bandung. Tahun 2019, memulai melanjutkan studi Magister Terapan Pekerjaan Sosial di Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung semester 2 dan tengah menganalisis teknologi-teknologi pekerjaan sosial yang bisa diupdate serta bisa dipergunakan. Pada Agustus nanti masuk pada semeter 3 dimana melakukan kajian dan pembelajaran untuk pengelolaan kebijakan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pendamping Arjasari Berikan P2K2, Sadarkan KPM Mampu untuk Graduasi

13 Desember 2019   19:19 Diperbarui: 13 Desember 2019   19:21 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendamping Arjasari Berikan P2K2

Arjasari, 12 Desember 2019- Yan Yan Yoga Permana, S.Pd.I ; berikan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) pada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Desa Rancakole. Diakhir materi P2K2, ia mengingatkan kembali akan kesempatan KPM mampu untuk bisa keluar dari PKH dengan graduasi mandiri. Pendekatan yang ia berikan kemudian mengetuk hati dan kesadaran 2 KPM dampingannya.

Erna Nurhasanah, KPM dampingannya di RW 16, mundur setelah P2K2 berakhir. Erna menuturkan bahwa usaha manset yang ia tekuni bersama suaminya sudah mulai berkembang. Penghasilan yang Erna dapat pun semakin menanjak naik dan mencukupi kebutuhan dasarnya, sehingga ia yakin dirinya tak lagi harus bergantung pada bantuan pemerintah.

Pendamping Arjasari Berikan P2K2
Pendamping Arjasari Berikan P2K2
Lain halnya dengan Yeti Rohmah, warga RW 09 yang meminta mundur dari PKH setelah P2K2 usai karena ingin memberikan kesempatan pada yang lain merasakan bantuan pemerintah. Kondisi ekonominya belum cukup mapan dan jumlah tanggungannya pun masih banyak tapi berkat motivasi dari pendamping Yeti yakin rejekinya tak hanya dari PKH. Berangkat dari prinsip hidup Yeti, "rejeki tak akan tertukar, jika tertutup pintu yang satu maka pasti akan datang dari pintu yang lain", maka ia tak ingin menggantungkan rejekinya dari PKH dan memilih memberi kesempatan untuk orang tak mampu lainnya agar bisa merasakan bantuan pemerintah.

Peksos Supervisor PKH - Natalia Maloringan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun