Mohon tunggu...
Natalia Irma
Natalia Irma Mohon Tunggu... -

walking, reading,writing

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Deputi Sekjen yang "Bermartabat" Dalam Berkata-kata

23 Maret 2012   00:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:36 1279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

DEPUTI SEKJEN SEPERTI KETUA UMUM SAJA

Belakangan ini saya kok merasa gregetan membaca komentar-komentar Saleh Mukadar yang menjabat Deputi Sekjen PSSI bidang kompetisi. Bukannya merasa kagum atau tertarikdengan pemikirannya, karena dia juga anggota DPRD Surabaya dari PDI Perjuangan, tapi justeru malah neg saja.

Bagaimana tidak, ucapan-ucapannya sama sekali tidak mencerminkan bahwa dia itu wakil rakyat yang juga pengurus PSSI. Lihat saja ketika berbicara soal rencana KONI yang akan membawa masalah kisruh PSSI ke Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (Baori), Meskipun tidak setuju, tapi haruskah mengatakan bahwa pengurus KONI itu bodoh-bodoh. Ketika menyebut Baori diketuai oleh Hinca Panjaitan yang Sekjen KPSI (Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia), bukankah Saleh Mukadar menunjukkan kebodohannya sendiri. Setahu saya, Ketua Baori saat ini adalah Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Prof. Dr. Satya Arinanto. Sedangkan wakilnya adalah Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Benny Ryanto.

Menyimak berita bahwa pernyataan itu tidak dibantah oleh PSSI, berarti apa yang disampaikan oleh Saleh Mukadar adalah sikap dari organisasi itu sendiri. Sesuatu yang patut disesalkan karena meskipun PSSI tidak tunduk pada KONI tapi ke FIFA, tapi KONI tetaplah merupakan induk olahraga di Indonesia yang mempunyak kewenangan dan tanggungjawab tak kecil. Tak pantas jika mengatakan pengurus KONI saat ini terdiri dari orang-orang bodoh, tanpa mau berkaca pada diri sendiri apakah kepengurusan PSSI sekarang bukannya justeru yang seperti tuduhan Saleh itu sendiri?

Selain itu, jabatan sebagai wakil rakyat dan politisi dari PDI Perjuangan tentu akan tercoreng dengan pernyataan yang kasar seperti itu. Tidak salah jika nanti ada yang bertanya apakah PDI Perjuangan mengajarkan kadernya untuk berbicara kasar seperti itu. Jika tidak apakah masih layak partai yang selalu mencitrakan dirinya sebagai partainya wong cilik itu akan tetap mempertahankan anggotanya yang tak beretika seperti itu?

Tak mengherankan jika wajah persepakbolaan di bawah kepemimpinan Djohar Arifin saat ini makin mencoreng diri bangsa ini, dengan lebih banyak blunder-blundernya ketimbang prestasi minimal dalam berorganisasi, sebelum berbicara soal kegemilangan tim nasional sendiri.

Salah satu blunder PSSI adalah pengangkatan Saleh Mukadar sebagai Deputi Sekjen bidang kompetisi, karena Saleh Mukadar masih dijatuhi hukuman lantaran telah menghina institusi PSSI lewat pernyataannya di berbagai media massa . Dia juga pernah dihukum oleh Komdis PSSI karena tingkah laku buruk. Di Surat Keputusan Komdis PSSI nomor 90/KEP/KD/ISL-II/IX-10 disebutkan bahwa Saleh dilarang beraktivitas di lingkungan sepak bola Indonesia selama tiga tahun. Dia juga diminta membayar denda Rp 50 juta kepada PSSI.

Namun, seperti istilah “muka badak” menanggapi sanksi yang diterimanya, Saleh Mukadar mengatakan bahwa bahwa sanksi yang diterimanya dari PSSI periode sebelumnya, telah dicabut oleh Komite Normalisasi (KN) yang dipimpin oleh Agum Gumelar dalam Kongresdi hotel Sultan 14 April 2011. Padahal dalam acara silahturahmi yang berubah menjadi Kongres itu KN hanya memutihkan status keanggotaan PSM Makassar.

Sudah menebar kebohongan kini Saleh Mukadar kembali menebar cacian yang tak pantas ke KONI. Sungguh miris menyaksikan perilaku seperti ini. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun