Mohon tunggu...
Politik

Nasib Politik Ahok

31 Mei 2015   21:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:25 1753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14330818671694142933

[caption id="attachment_368645" align="aligncenter" width="668" caption="Ahok dan Golok - Foto diambil dari Lensa Indonesia. "][/caption]

Banyak yang nggak sadar ada pernyataan Ahok minggu ini soal statemen politiknya "Ngumpulin tanda tangan 1 juta orang nggak mudah" . Ahok  mengucapkan ini sebenarnya ingin test the water soal keterpilihan politiknya. Sebenarnya ia sedang memancing kekuatan politik PDI Perjuangan untuk menanggapi soal Ahok, namun nampaknya PDI Perjuangan tidak cepat menjawab Ahok, tapi justru Nasdem.

Dalam pertarungan 2017,  Ahok jelas menolak bertarungan sendirian tanpa partai. Ia harus melakukan koalisi politik, sementara modal terbesar Ahok adalah Megawati.  Dari sekian pembesar politik, hanya Megawati-lah yang bisa dijadikan pegangan Ahok, tapi jelas Ahok tidak ingin mengulangi kesalahan pada Gerindra, ia nampaknya melakukan "Selfie Political Branding" atas dirinya sendiri, sehingga nanti akan terjadi perjanjian dirinya dengan koalisi parpol.

Lalu siapa yang bisa dijadikan patokan politik Ahok. Pertama-tama Koalisi harus dipimpin oleh PDI Perjuangan, karena hitungannya mayoritas penduduk DKI Jakarta mayoritas sekarang ditempati orang Jawa-Mataraman, ini basis terbesar pendukung Jokowi, yang bisa diambil Ahok dan Jawa-Mataraman kekuatannya terletak pada PDI Perjuangan.

Kedua, Ahok perlu Nasdem.  Ahok ingin menguasai media, selain itu Ahok pasti didukung oleh jaringan media besar selain Metro TV, seperti Berita Satu, Kompas dan Tempo.  Kekuatan inilah yang ingin digalang Ahok.

Ketiga, Ahok butuh jaringan relawan,  di titik ini Ahok sudah banyak kenal jurnalis senior dan menjadi pendukung setianya, bahkan Ahok secara diam-diam sudah punya penulis-penulis branding politik untuk mendukung dirinya.

Bila dihitung dari hal ini, Ahok paling siap dari seluruh kandidat potensial Gubernur DKI.  Dari seluruh Partai politik, PKS dan Gerindra memiliki dendam kuat pada Ahok,  PKS akan memajukan calonnya sendiri, itu sudah jadi tradisi politik PKS, mereka merasa punya kekuatan di Jakarta. Sementara Gerindra sampai saat ini masih konyol saja memberikan panggung pada M Taufik, yang merupakan eks Narapidana kasus koruptor dan notorius di mata masyarakat.

Sampai sejauh ini, Megawati sebagai penentu politik di PDI Perjuangan masih memiliki 'tone' positif terhadap Ahok, dan ini yang membuat Ahok bisa menguasai peta politik di Jakarta.  Ahok adalah masa depan politik Indonesia, bila proyek MRT (Mass Rapid Transport) kelar dan proyek Great Wall sukses besar, bisa dipastikan Ahok akan menjadi calon kuat pemimpin nasional, salah satu pesaing Ahok kemungkinan besar adalah Risma dan Ridwan Kamil.

Harus diakui diluar Jokowi, hanya Ahok yang memiliki masa depan politik jelas dan cemerlang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun