Indonesia memiliki kekayaan bahan pangan lokal yang berlimpah dan bernutrisi tinggi, yang tersebar di berbagai daerah, termasuk Nusa Tenggara Timur (NTT). Potensi pengembangan bahan pangan ini besar dan menjanjikan, mengingat setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri.Â
Di NTT, beberapa bahan pangan utama yang menonjol antara lain ubi, jagung, kelor, kenari, dan gula semut. Masing-masing bahan ini, selain menjadi bagian dari konsumsi harian, memiliki kandungan nutrisi yang mendukung kesehatan dan layak untuk dieksplorasi lebih jauh.
Salah satu bahan pangan lokal NTT yang kaya manfaat adalah kenari. Kenari terkenal sebagai sumber lemak sehat yang baik bagi tubuh. Selain mengandung lemak sehat, kenari juga kaya akan protein, serat, dan berbagai mineral. Kandungan asam lemak omega-3 dalam kenari bermanfaat bagi kesehatan jantung dan mendukung pengelolaan kolesterol.Â
Tak hanya itu, kenari juga mengandung antioksidan yang penting dalam melawan radikal bebas, membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan, dan menjaga kesehatan sistem imun. Dengan teksturnya yang renyah dan rasa gurih yang khas, kenari kerap digunakan dalam berbagai olahan masakan atau camilan.
Selain kenari, gula semut merupakan produk lokal NTT yang menarik untuk ditelusuri lebih jauh. Gula semut adalah pemanis alami yang dibuat dari nira pohon aren melalui proses pengolahan tradisional hingga menghasilkan butiran halus berwarna cokelat.Â
Pemanis ini memiliki indeks glikemik yang lebih rendah daripada gula pasir, sehingga menjadi pilihan yang lebih ramah bagi mereka yang ingin menjaga kestabilan kadar gula darah. Selain itu, gula semut mengandung berbagai mineral penting seperti kalium, zat besi, dan magnesium, yang berperan dalam fungsi-fungsi vital tubuh.
Kedua bahan ini, kenari dan gula semut, memiliki keseimbangan nutrisi dengan kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan. Kombinasi keduanya menghasilkan perpaduan unik antara rasa manis dan gurih, serta berpotensi diolah menjadi produk yang mendukung keberlanjutan pangan lokal.
Dengan mengenal dan mengolah kekayaan bahan pangan seperti ini, masyarakat dapat lebih menghargai dan memanfaatkan potensi pangan lokal, sekaligus berkontribusi pada pelestarian budaya pangan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H