Mohon tunggu...
Natalia Aghata
Natalia Aghata Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Perilaku Seks Remaja

4 Desember 2017   23:29 Diperbarui: 5 Desember 2017   00:37 1487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini remaja mengalami perubahan secara kognitif, fisik, psikis maupun secara seksual. Namun demikian masa ini juga menjadi masa yang rentan bagi remaja, karena pada masa ini remaja sedang mengalami gejolak seiring munculnya dorongan rasa ingin tahu yang tinggi terutama pada masalah seksual, tetapi belum diimbangi dengan kematangan pribadi dan tingkat pengetahuan yang memadai. 

Dorongan rasa ingin tahu pada diri remaja merupakan potensi sangat berharga dalam pengembangan kemampuan dan kepribadian individu, tetapi jika tidak diarahkan dengan baik akan dapat menimbulkan beberapa permasalahan yang bisa merugikan banyak pihak terutama dirinya, keluarga maupun masyarakat.

Menurut Halstead (Roqib, 2008: 276) secara garis besar pendidikan seks yang diberikan sejak dini memiliki tujuan sebagai berikut:1) Membantu anak mengetahui topiktopik biologis seperti pertumbuhan, masa puber, dan kehamilan;2) Mencegah anak-anak dari tindak kekerasan; 3) Mengurangi rasa bersalah, rasa malu, dan kecemasan akibat tindakan seksual; 4) Mencegah remaja perempuan di bawah umur dari kehamilan;  5) Mendorong hubungan yang baik;  6) Mencegah remaja di bawah umur terlibat dalam hubungan seksual (sexual intercourse); 7) Mengurangi kasus infeksi melalui seks; 8) Membantu anak muda yang bertanya tentang peran laki-laki dan perempuan di masyarakat.

Dalam hal ini remaja mulai mengembangkan pola aktivitas seksual, dengan menjalin hubungan besama lawan jenisnya dengan berpacaran. Pengalaman yang dialaminya dalam menjalin hubungan ini dapat membentuk perilaku remaja terhadap hubungan seksual karena berpacaran, memungkinkan pasangan untuk mengekspresikan seksualitasnya. Pengalaman tersebut dapat mempengaruhi perilaku remaja terhadap hubungan seksual pranikah, positif ataupun negatif tergantung dari seberapa kuat pengalaman-pengalaman yang di terima dalam kehidupannya.

Roqib, M. 2008. Pendidikan Seks pada Anak Usia Dini. Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan, Vo. 13, No. 2, 271-286

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun