AMBARAWA (10/02/2022) - Pandemi COVID-19 yang sampai sekarang masih berlangsung menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat khususnya di Kelurahan Kranggan. COVID-19 sendiri telah membatasi aktivitas masyarakat sehari-hari, terutama untuk akses ke fasilitas publik. Masyarakat enggan untuk beraktivitas, khususnya pada RTH-RTH yang ada, dikarenakan ketakutannya akan tertular covid-19. Lantas bagaimana merancang kembali ruang publik agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk berkumpul secara sosial namun tetap memperhatikan anjuran pemerintah mengenai pembatasan sosial (sosial distancing) dan pencegahan penyakit menular?
Menanggapi hal tersebut, KKN Undip Tim 1 melakukan program perancangan Desain 3D Adaptasi Ruang Terbuka Hijau Pasca Covid-19. Kelurahan Kranggan sendiri belum menyelesaikan pembangunan RTH yang ada di depan Kantor Kelurahan, harapannya, desain ini nantinya dapat menjadi masukan dalam penyediaan RTH tersebut.
Berdasarkan ruang lingkup penyebab utama penyebaran virus pandemi covid-19 adalah berkumpulnya sejumlah masyarakat di ruang publik, untuk itu berdasarkan kehidupan sosial yang baru pasca covid-19, dalam perencanaan dan perancangan ruang terbuka hijau perlu memasukkan unsur, yang mengadopsi anjuran Pemerintah yaitu jaga jarak, cuci tangan dengan sabun dan pakai masker: jaga jarak, cuci tangan adalah unsur yang berhubungan dengan disain, sementara pakai masker adalah unsur umum. Dari dua unsur: (1) Jaga jarak dan (2) cuci tangan akan menghasilkan disain yang lebih spesifik sebuah rancangan taman kelurahan untuk Kelurahan Kranggan. Berikut merupakan hasil dari perancangan Desain 3D Adaptasi Ruang Terbuka Hijau Pasca Covid-19 :
Pada desain adaptasi ruang terbuka hijau, yakni taman kelurahan untuk Kelurahan Kranggan, bangku taman dirancang memiliki panjang 4 meter yang kapasitasnya dapat disesuaikan dengan anjuran pembatasan sosial sesuai dengan level PPKM yang berlaku di wilayah Kelurahan Kranggan. Setiap bangku taman di rancang memiliki jarak 4-6 meter, hal ini bertujuan untuk mengantisipasi penyebaran covid-19 melalui sentuhan.
Selain itu, bangku taman merupakan elemen yang sering disentuh oleh pengunjung dalam beraktivitas di ruang terbuka hijau publik. Penggunaan material batu dalam perancangan dikarenakan batu merupakan material yang dapat menyimpan panas lebih lama, sehingga akan lebih mudah mematikan virus apabila di terik matahari.
Kemudian, dalam perencanaan dan perancangan softscape sangat perlu untuk mempertimbangkan jenis tumbuhan yang tepat sehingga tidak menimbulkan suasana yang lembab, yang sangat berisiko terhadap pengguna/pengunjung karena dengan suasana tersebut virus dapat bertahan cukup lama, dari kombinasi tanaman peneduh/pelindung, semak dan penutup tanah dapat dikombinasikan dalam kawasan sehingga matahari masih dapat menyinari dengan sangat baik sehingga virus tidak bertahan lama. (Purwono, 2020).
Penempatan wastafel di ruang publik dilakukan untuk mencegah penyebaran virus covid 19 dan edukasi cuci tangan bagi masyarakat. Dengan disediakannya wastafel ini masyarakat dapat menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan jalan mencuci tangan dengan baik dan benar Penempatan wastafel yang terbaik adalah sebelum pengguna/pengunjung masuk ke dalam kawasan, sehingga paling tidak meminimalisasi penyebaran.