Permasalahan energi global terus meningkat seiring menipisnya cadangan bahan bakar fosil dan semakin parahnya dampak perubahan iklim. Di tengah tantangan ini, biomassa muncul sebagai solusi yang menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan energi secara berkelanjutan. Sebagai sumber energi terbarukan, biomassa tidak hanya melimpah, tetapi juga memiliki potensi untuk diolah menjadi berbagai bentuk energi seperti bio-arang, bioetanol, dan biopelet. Dengan karakteristiknya yang ramah lingkungan dan ekonomis, biomassa menjadi alternatif strategis untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil sekaligus mengelola limbah organik yang belum dimanfaatkan secara optimal.
     Berbagai jurnal yang membahas topik biomassa bertujuan untuk mengeksplorasi potensi biomassa sebagai sumber energi terbarukan, baik melalui konversi menjadi bio-arang, bioetanol, maupun biopelet. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis biomassa yang dapat dimanfaatkan, metode konversi yang efisien, dan dampaknya terhadap ekonomi serta lingkungan. Selain itu, studi ini juga bertujuan mendorong diversifikasi energi terbarukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Selain itu beberapa jurnal juga membahas topik biomassa dengan memanfaatkan limbah bertujuan untuk mengeksplorasi penggunaan limbah kayu dari industri pengolahan sebagai bahan dasar pembuatan furnitur dan karya seni dan menguji efektivitas limbah batubara sebagai pembenah tanah dan sumber nutrisi untuk meningkatkan biomassa tanaman bunga matahari.
     Metode yang digunakan dalam penelitian ini bervariasi, termasuk analisis SWOT untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam pengembangan biomassa (Fitriana dan Febrina, 2021). Ada pula studi eksperimental untuk mengukur nilai kalor dan efisiensi pembakaran biomassa (Miharja, 2016), serta survei lapangan yang melibatkan wawancara dan observasi terhadap produsen bio-briket (Eka Putri dan Andasuryani, 2017). Selain itu juga dilakukan observasi lapangan di kawasan pengolahan limbah kayu di Denpasar dan wawancara mendalam dengan pemilik usaha untuk memahami proses pengolahan limbah kayu menjadi produk bernilai seni (Sutarman, 2016). Kemudian, penelitian lain menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial untuk menguji berbagai rasio limbah batubara (0--50%) dan dosis kompos (0--800 g/pot) pada 36 unit percobaan tanaman bunga matahari (Noviardi, 2013). Data kuantitatif dan kualitatif diolah untuk menilai aspek teknis, ekonomi, dan lingkungan dari konversi biomassa menjadi sumber energi.
     Penelitian-penelitian ini menunjukkan bahwa biomassa seperti tongkol jagung, tempurung kelapa, limbah kayu, kulit kopi, dan jerami padi memiliki nilai kalor yang tinggi dan dapat diolah menjadi energi terbarukan seperti bio-briket, bioetanol, atau bio-oil. Temuan utama lainnya mencakup keunggulan bio-arang yang bersifat ramah lingkungan, murah, dan terbarukan, meskipun penggunaannya masih terkendala popularitas rendah dan fluktuasi kualitas bahan baku (Fitriana dan Febrina, 2021). Selain itu, studi menunjukkan bahwa biomassa memberikan dampak ekonomi positif dengan meningkatkan nilai tambah limbah organik. Selain itu, penelitian lain menunjukkan bahwa limbah kayu dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomi seperti meja, kursi, hiasan lampu, dan panel dinding. Hasil ini menunjukkan bahwa kreativitas dapat meningkatkan nilai tambah limbah sekaligus mengurangi pencemaran lingkungan (Sutarman, 2016). Kemudian penelitian Noviardi, (2013) menemukan bahwa penambahan limbah batubara hingga 50% dan kompos hingga 800 g/pot menghasilkan biomassa bunga matahari tertinggi sebesar 0,1826 kg berat kering. Namun, kombinasi kedua bahan tidak selalu memberikan efek sinergis pada peningkatan biomassa.
     Kontribusi penelitian ini sangat signifikan dalam mendorong transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan. Selain itu, pengelolaan biomassa sebagai solusi ramah lingkungan yang mendukung prinsip keberlanjutan dan dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi alternatif, mengurangi pencemaran akibat pembuangan langsung, dan meningkatkan produktivitas segala bidang. Hasil penelitian menjadi dasar penting untuk pengembangan kebijakan energi berkelanjutan, optimalisasi pemanfaatan limbah, dan pengembangan teknologi konversi biomassa. Selain itu, penelitian ini juga mendukung pencapaian target bauran energi terbarukan, mengurangi emisi karbon, dan menciptakan peluang usaha berbasis energi terbarukan.
     Meskipun hasil penelitian menunjukkan potensi besar biomassa, beberapa kelemahan perlu diperhatikan. Sebagian besar studi tidak melakukan uji eksperimental mendalam untuk memastikan performa biomassa pada skala komersial. Beberapa penelitian juga kurang membahas aspek sosial dan regulasi yang memengaruhi adopsi teknologi biomassa oleh masyarakat. Selain itu, analisis ekonomi jangka panjang dan dampak lingkungan dari teknologi konversi biomassa belum sepenuhnya dieksplorasi. Selain itu, tidak ada data kuantitatif terkait volume limbah yang diolah atau dampaknya terhadap pengurangan emisi karbon, serta tidak membahas potensi limbah kayu untuk energi terbarukan seperti briket biomassa, dan belum mengevaluasi dampak jangka panjang penggunaan limbah batubara terhadap kualitas tanah dan potensi bioakumulasi logam berat yang dapat memengaruhi ekosistem
     Pengembangan biomassa sebagai sumber energi terbarukan memerlukan pendekatan komprehensif yang mencakup berbagai aspek strategis. Penelitian lanjutan perlu difokuskan pada pengujian teknis produk biomassa, termasuk pengukuran nilai kalor, efisiensi pembakaran, serta dampak lingkungan. Analisis ekonomi yang mendalam juga penting dilakukan guna menilai kelayakan komersialisasi biomassa dalam skala besar. Edukasi dan promosi kepada masyarakat serta pelaku usaha menjadi langkah strategis untuk meningkatkan penerimaan terhadap teknologi konversi biomassa. Pelatihan mengenai teknik produksi yang sederhana dan terjangkau dapat mendukung implementasi teknologi tersebut. Kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan biomassa, seperti pemberian subsidi untuk teknologi, insentif bagi pelaku industri, serta penyediaan infrastruktur memadai, sangat diperlukan. Sinergi antara riset, kebijakan, dan keterlibatan masyarakat akan menjadikan biomassa sebagai pilar utama diversifikasi energi terbarukan yang berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H