Mohon tunggu...
Natalia Br Lumban
Natalia Br Lumban Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Membaca dan Menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Yuk Belajar Hidrolisis Garam

2 Juli 2023   13:10 Diperbarui: 2 Juli 2023   13:13 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Hidrolisis adalah suatu proses kimia di mana molekul atau senyawa terpecah atau diuraikan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil melalui reaksi dengan air. Dalam hidrolisis, air bertindak sebagai pereaksi yang memecahkan ikatan kimia dalam senyawa, menghasilkan komponen-komponen baru. Hidrolisis sering melibatkan pembentukan ion hidroksida (OH-) dan ion hidrogen (H+) dari molekul air. 

Reaksi hidrolisis dapat terjadi dengan senyawa anorganik, seperti garam atau asam, maupun dengan senyawa organik, seperti ester, amida, atau karbohidrat. Dalam hidrolisis senyawa anorganik, seperti garam, hidrolisis melibatkan reaksi antara ion garam dengan molekul air, menghasilkan ion hidroksida (OH-) atau ion hidrogen (H+). Ini dapat menyebabkan perubahan pH larutan. Dalam hidrolisis senyawa organik, hidrolisis melibatkan pemecahan ikatan kimia dalam senyawa organik oleh air. 

Contoh umum adalah hidrolisis ester, di mana ester diuraikan menjadi asam dan alkohol melalui reaksi dengan air. Reaksi hidrolisis ini dapat dikatalisis oleh asam atau basa, tergantung pada kondisi reaksi. Hidrolisis memiliki peran yang penting dalam berbagai proses biologis, seperti metabolisme dan pencernaan makanan. 

Selain itu, hidrolisis juga penting dalam industri, misalnya dalam produksi sabun, deterjen, atau pengolahan makanan. Secara umum, hidrolisis merupakan proses penting dalam kimia di mana senyawa diuraikan menjadi komponen-komponen yang lebih kecil melalui reaksi dengan air. Ini memainkan peran penting dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari dan dalam ilmu kimia secara keseluruhan.

Jenis-Jenis Hidrolisis Garam 

1. Larutan garam tidak terhidrolisis

          Larutan garam yang tidak terhidrolisis mengacu pada larutan garam di mana garam tersebut terdisosiasi menjadi ion-ion yang stabil dalam air tanpa mengalami hidrolisis yang signifikan. Ini berarti tidak ada perubahan pH yang terjadi dalam larutan tersebut. Sebagai contoh, larutan garam seperti natrium klorida (NaCl), kalium nitrat (KNO3), magnesium sulfat (MgSO4), dan banyak lagi, cenderung tidak mengalami hidrolisis dan mempertahankan keasaman atau kebasaan yang sama dengan air murni. Namun, penting untuk dicatat bahwa ada beberapa pengecualian di mana beberapa jenis larutan garam dapat mengalami hidrolisis dalam kondisi tertentu. Misalnya, garam-garam logam transisi, seperti aluminium klorida (AlCl3), dapat mengalami hidrolisis dalam air dan membentuk asam atau basa kuat. Namun, hal ini tergantung pada sifat asam atau basa dari ion-ion garam tersebut.

2. Larutan garam terhidrolisis parsial 

          Larutan garam terhidrolisis parsial mengacu pada larutan garam di mana sebagian ion garam mengalami hidrolisis saat larutan tersebut dilarutkan dalam air. Dalam kasus ini, sebagian kecil ion garam berinteraksi dengan air, menghasilkan ion hidroksida (OH-) atau ion hidrogen (H+), sementara sebagian besar ion garam tetap terdisosiasi tanpa mengalami hidrolisis. Hidrolisis parsial terjadi ketika ion garam memiliki sifat asam atau basa yang lemah. Ion garam yang bersifat asam akan menyerap ion hidrogen (H+) dari air, sedangkan ion garam yang bersifat basa akan menyerap ion hidroksida (OH-) dari air. Ini mengarah pada perubahan pH larutan. Contoh larutan garam terhidrolisis parsial adalah larutan natrium asetat (CH3COONa). Ketika natrium asetat dilarutkan dalam air, ion asetat (CH3COO-) akan berinteraksi dengan air dan menarik ion hidrogen (H+) dari air, membentuk asam asetat yang lemah. Reaksi ini menghasilkan peningkatan konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam larutan, sehingga larutan tersebut bersifat sedikit asam. Hidrolisis parsial juga dapat terjadi pada larutan garam lainnya dengan ion yang bersifat asam atau basa yang lemah. Faktor-faktor seperti kekuatan asam atau basa dari ion garam, konsentrasi larutan, dan suhu dapat mempengaruhi tingkat hidrolisis parsial. Pemahaman tentang hidrolisis parsial pada larutan garam membantu dalam memahami sifat asam-basa larutan, penentuan pH, dan keseimbangan ion dalam larutan. Hal ini penting dalam berbagai aplikasi kimia dan pemahaman reaksi kimia dalam lingkungan dan sistem biologis.

Perhitungan pH Hidrolisis Garam 

  • Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat

Untuk menghitung pH larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat, kita perlu mempertimbangkan hidrolisis yang terjadi dan menghitung konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam larutan. Misalkan kita memiliki larutan garam yang berasal dari asam lemah (HA) dan basa kuat (BOH). Reaksi hidrolisis terjadi saat ion garam (A- dan B+) berinteraksi dengan air dan mempengaruhi pH larutan. Langkah-langkah umum untuk menghitung pH larutan garam dalam kasus ini adalah sebagai berikut:

1. Tulis reaksi hidrolisis yang terjadi. 

Misalnya, jika kita memiliki garam natrium asetat (CH3COONa), reaksinya adalah:

CH3COONa + H2O -> CH3COOH + NaOH

2. Tentukan konsentrasi awal dari asam lemah dan basa kuat sebelum hidrolisis.

 Misalnya, jika kita memiliki 0,1 M natrium asetat, maka konsentrasi awal asam asetat (CH3COOH) adalah 0 M dan konsentrasi awal natrium hidroksida (NaOH) adalah 0,1 M.

3. Hitung perubahan konsentrasi yang terjadi selama hidrolisis. 

Dalam contoh ini, karena asam lemah terbentuk, konsentrasi asam asetat (CH3COOH) akan meningkat, dan konsentrasi natrium hidroksida (NaOH) akan menurun sebanding.

4. Hitung konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam larutan. 

Konsentrasi ion hidrogen dapat dihitung menggunakan persamaan kesetimbangan hidrolisis asam lemah yang relevan. Dalam contoh ini, kita akan menggunakan persamaan untuk hidrolisis asetat (CH3COO-):

Ka = [H+][CH3COO-] / [CH3COOH]

Di sini, Ka adalah konstanta disosiasi asam untuk asetat.

5. Hitung pH larutan. pH dapat dihitung menggunakan rumus pH = -log[H+].

          Penting untuk diingat bahwa perhitungan ini didasarkan pada asumsi bahwa larutan garam memiliki volume yang besar sehingga perubahan dalam konsentrasi tidak signifikan. Juga, faktor-faktor lain seperti suhu dan aktivitas ion juga harus dipertimbangkan untuk perhitungan yang lebih akurat.

  • Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah

         Untuk menghitung pH larutan garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah, kita perlu mempertimbangkan hidrolisis yang terjadi dan menghitung konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam larutan. Misalkan kita memiliki larutan garam yang berasal dari asam kuat (HA) dan basa lemah (BOH). Reaksi hidrolisis terjadi saat ion garam (A- dan B+) berinteraksi dengan air dan mempengaruhi pH larutan. Berikut adalah langkah-langkah umum untuk menghitung pH larutan garam dalam kasus ini:

1. Tulis reaksi hidrolisis yang terjadi. 

Misalnya, jika kita memiliki garam amonium klorida (NH4Cl), reaksinya adalah:

NH4Cl + H2O -> NH4OH + HCl

2. Tentukan konsentrasi awal dari asam kuat dan basa lemah sebelum hidrolisis. 

Misalnya, jika kita memiliki 0,1 M amonium klorida, maka konsentrasi awal amonium hidroksida (NH4OH) adalah 0 M dan konsentrasi awal asam klorida (HCl) adalah 0,1 M.

3. Hitung perubahan konsentrasi yang terjadi selama hidrolisis. 

Dalam contoh ini, karena basa lemah terbentuk, konsentrasi amonium hidroksida (NH4OH) akan meningkat, dan konsentrasi asam klorida (HCl) akan menurun sebanding.

4. Hitung konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam larutan. 

Konsentrasi ion hidrogen dapat dihitung menggunakan persamaan kesetimbangan hidrolisis basa lemah yang relevan. Dalam contoh ini, kita akan menggunakan persamaan untuk hidrolisis amonium (NH4+):

Kb = [NH4+][OH-] / [NH4OH]

Di sini, Kb adalah konstanta basa konjugat untuk amonium.

5. Hitung pH larutan

pH dapat dihitung menggunakan rumus pH = -log[H+].

         Dengan langkah-langkah ini, kita  dapat menghitung pH larutan garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah. Ingatlah bahwa ini adalah pendekatan yang umum, dan variasi yang lebih kompleks dapat terjadi tergantung pada sifat-sifat spesifik dari garam yang kita gunakan. 

  • Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah

          Untuk menghitung pH larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah, kita perlu mempertimbangkan hidrolisis yang terjadi dan menghitung konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam larutan. Misalkan kita memiliki larutan garam yang berasal dari asam lemah (HA) dan basa lemah (BOH). Reaksi hidrolisis terjadi saat ion garam (A- dan B+) berinteraksi dengan air dan mempengaruhi pH larutan. Berikut adalah langkah-langkah umum untuk menghitung pH larutan garam dalam kasus ini:

1. Tulis reaksi hidrolisis yang terjadi. 

Misalnya, jika kita memiliki garam asam asetat (CH3COOH) dan basa amonium hidroksida (NH4OH), reaksinya adalah:

CH3COONH4 + H2O -> CH3COOH + NH4OH

2.Tentukan konsentrasi awal dari asam lemah dan basa lemah sebelum hidrolisis. 

Misalnya, jika kita memiliki 0,1 M asam asetat dan 0,1 M amonium hidroksida, maka konsentrasi awal asam asetat (CH3COOH) dan amonium hidroksida (NH4OH) adalah 0,1 M.

3. Hitung perubahan konsentrasi yang terjadi selama hidrolisis. 

Dalam contoh ini, karena asam lemah dan basa lemah terbentuk, konsentrasi asam asetat (CH3COOH) dan amonium hidroksida (NH4OH) akan meningkat.

4. Hitung konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam larutan. 

Konsentrasi ion hidrogen dapat dihitung menggunakan persamaan kesetimbangan hidrolisis asam lemah dan basa lemah yang relevan. Misalnya, untuk hidrolisis asetat (CH3COO-): Ka = [H+][CH3COO-] / [CH3COOH] Untuk hidrolisis amonium (NH4+): Kb = [NH4+][OH-] / [NH4OH].

5. Dalam kasus ini, kita memiliki dua persamaan untuk dipertimbangkan. 

Konsentrasi ion hidrogen (H+) dihitung dengan menggunakan persamaan dari reaksi dengan konstanta asam (Ka) dan basa (Kb). Setelah itu, Anda dapat menggunakan rumus pH = -log[H+] untuk menghitung pH larutan.

          Pastikan untuk menggunakan persamaan hidrolisis yang sesuai untuk garam yang spesifik yang Anda gunakan dalam perhitungan Anda. Selain itu, faktor-faktor seperti suhu dan aktivitas ion juga harus dipertimbangkan untuk perhitungan yang lebih akurat. Dengan langkah-langkah ini, Anda dapat menghitung pH larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah. Ingatlah bahwa ini adalah pendekatan yang umum, dan variasi yang lebih kompleks dapat terjadi tergantung pada sifat-sifat spesifik dari garam yang Anda gunakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun