Mohon tunggu...
Natalia Florencia
Natalia Florencia Mohon Tunggu... -

Gadis berdarah campuran yang berprinsip satu, "Indonesia Tanah Air Beta"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Paranoid Menjelang Natal

25 Desember 2011   01:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:47 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sehari menjelang Natal (Sabtu 24/12/2011), salah seorang anggota milist Komunitas Papua di Yahoo Group yang mengaku bernama Andy Ayamiseba, memposting sebuah tulisan berbahasa Inggris dengan judul Jakarta Globe : Papua’s Rage .

“ A bad example if the Cooperation Development Program (CDA) signed between Jakarta and Vanuatu ends the same way. There is NOTHING positive to be learned from Indonesia, except corruption, bribery, murders, rape, extortion, etc. Please be ALARMED!!!!!!!!! “ demikian isi tulisan itu yang artinya kurang lebih yakni, “ Sebuah contoh buruk jika Program Kerjasama Pembangunan yang ditandatangani Jakarta dan Vanuatu berakhir dengan cara yang sama. Tidak ada hal poistif yang bisa dipelajari dari Indonesia, kecuali korupsi, penyuapan, pembunuhan, pemerkosaan, pemerasan, dll, Silahkan khawatir. “

Membaca isi tulisan itu, saya jadi teringat dengan tulisan saya di Kompasiana (Jumat 23/12/2011) dengan judul Menlu Vanuatu Kecewakan OPM (http://politik.kompasiana.com/2011/12/23/menlu-vanuatu-kecewakan-opm).

Saya juga jadi teringat dengan komentar Kompasioner,  Arkilaus Baho yang mengatakan, “Vanuatu sejak awal dukung Otonomi Khusus. Yang salah adalah pemikiran bahwa vanuatu dukung OPM. APBN Vanuatu itu kecil skali. Tidak salah kalau Indonesia ngutang di IMF lalu bagi sebagain ke Vanuatu. Dah lama kasus ini. Karena masih ada pentolan OPM di Vanuatu, dana otsus sebagian kesana. Kerjasama selama ini sengaja tidak dibuka agar isu Papua terus dipelihara negara-negara lain salah satunya Vanuatu.” (http://politik.kompasiana.com/2011/12/23/menlu-vanuatu-kecewakan-opm).

Ternyata CDA yang ditandatangani Indonesia dan Vanuatu sunguh-sungguh dasyat, hingga mengundang reaksi tokoh / pendukung OPM yang merasa dirugikan perjuangannya untuk memisahkan Papua dari Indonesia.

Dengan demikian, saya ucapkan selamat dan terima kasih kepada Kompasioner kita, Arkilaus Baho yang mampu menganalisa masalah secara cepat dan tepat.

Selamat Natal - Syalom.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun