Mohon tunggu...
Nasywa Nayllah
Nasywa Nayllah Mohon Tunggu... Mahasiswa - siswa

suka membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Faktor Penyebab Kerusakan Jalan di Daerah Pemukiman

21 Oktober 2024   10:12 Diperbarui: 21 Oktober 2024   10:13 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di kawasan Dempel Berlian, Pedurungan, Semarang, merupakan daerah yang jumlah penduduknya terbilang cukup banyak. Hal ini juga menimbulkan tingginya kebutuhan setiap individunya berbeda beda. Salah satu hal yang selalu berkaitan adalah menggunakan jalan sebagai akses untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Transportasi yang mengakses jalan tersebut juga sangat beragam. Bahkan truk truk besar yang mengangkut tanah juga kerap melewati jalan tersebut. Seringkali diadakan perbaikan jalan di wilayah tersebut, namun pada akhirnya jalan akan tetap kembali rusak dan dilakukan perbaikan kembali yang tentunya mengakibatkan anggaran  biaya yang dikeluarkan menjadi bertambah besar. Adapun beberapa masalah yang perlu ditinjau lebih dalam, seperti penyebab rusaknya jalan tersebut dan bagaimana cara menangani atau meminimalisir terjadinya kerusakan yang mengakibatkan pembengkakan biaya perbaikan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2004 Pasal 1 ayat (4) menerangkan, jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya  yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

Menurut Shahin (1994), ada beberapa tipe jenis kerusakan pada perkerasan jalan :

  • Retak Kulit Buaya (Alligator Cracking). Retak yang berbentuk sebuah jaringan dari bidang persegi banyak (polygon) yang menyerupai kulit buaya, dengan lebar celah kurang lebih 3 mm.
  • Keriting (Corrugation). Bentuk kerusakan ini berupa gelombang pada lapisan permukaan, atau dapat dikatakan alur yang terjadi yang arahnya melintang jalan. Kerusakan ini umumnya terjadi pada tempat berhentinya kendaraan.
  • Amblas (Depression). Bentuk kerusakan yang terjadi berupa turunnya lapisan permukaan perkerasan tertentu dengan atau tanpa retak. Kedalaman retak ini umumnya lebih dari 2 cm dan akan menampung air.
  • Cacat Tepi Perkerasan (Edge Cracking). Kerusakan ini terjadi pada pertemuan tepi permukaan perkerasan dengan bahu jalan tanah (bahu tidak beraspal). Penyebab kerusakan ini disebabkan perlintasan roda kendaraan dan perkerasan ke bahu atau sebaliknya. Bentuk kerusakan cacat tepi dibedakan atas pecah tepi (edge break) atau penurunan tepi (edge drop).
  • Retak Refleksi Sambungan (Joint Reflection Cracking). Kerusakan ini pada umumnya terjadi pada permukaan aspal yang telah dihamparkan di atas perkerasan aspal. Pola retak dapat ke arah memanjang, melintang, diagonal, atau membentuk blok.
  • Penurunan Bahu pada Jalan (Lane). Kerusakan ini terjadi akibat terdapatnya beda ketinggian antara permukaan perkerasan dengan permukaan bahu atau tanah sekitarnya, dimana permukaan bahu lebih rendah terhadap permukaan perkerasan.
  • Retak Memanjang dan Melintang (Longitudinal and Transverse Cracking). Jenis kerusakan ini terdiri dari berbagai macam kerusakan yaitu retak memanjang dan retak melintang pada perkerasan.
  • Tambalan (Patching). Tambalan dapat dikelompokkan ke dalam cacat permukaan, karena pada tingkat tertentu (jika jumlah luas tambalan besar) akan menggangu kenyamanan berkendara.
  • Lubang (Potholes). Kerusakan ini berbentuk seperti mangkok yang dapat menampung dan meresapkan air pada bahu jalan. Kerusakan ini terkadang terjadi didekat retakan, atau di daerah drainasenya kurang baik.
  • Tersungkur (Shoving). Kerusakan ini membentuk jembulan pada lapisan aspal. Kerusakan ini terjadi pada lokasi tertentu dimana kendaraan berhenti pada kelandaian yang curam.
  • Keluar Aspal dari Permukaan Jalan (Bleeding). Kerusakan ini terjadi apabila tebal film aspal pada permukaan perkerasan, yang biasanya terlihat licin dan seperti kaca.
  • Retak Blok (Block Cracking). Retak yang saling terhubung membagi perkerasan menjadi beberapa bagian persegi, blok berukuran kira-kira 0,1 m2 -- 9 m2 . Blok yang luas diklasifikasi sebagai retak memanjang dan melintang.
  • Retak Menggeser (Slippage Cracking).Retak bentuk bulan sabit atau setengah lingkaran umumnya mempunyai dua titik akhir sesuai arah lalu lintas

Pada ruas Jalan Dempel Berlian mengalami kerusakan perkerasan jalan yang diakibatkan oleh kendaraan bermuatan lebih (overload) yang membawa muatan yang besar dan melebihi standar yang disyaratkan seperti kendaraan membawa barang, kayu, hebel, urugan tanah, dan pasir. Kondisi kerusakan jalan pada ruas Jalan Dempel Berlian yaitu kerusakan jalan Retak Memanjang dan Melintang (Longitudinal and Transverse Cracking) yang dapat diperbaiki dengan beberapa cara. Untuk celah yang kecil ( misalnya kurang dari 5 mm ), maka dilakukan pengisian celah dengan aspal. Retakan dibersihkan dan ditutup untuk mencegah ilfiltrasi air kedalam perkerasan.Untuk celah yang lebih lebar ( misalnya lebih dari 5 mm ), maka dilakukan pembangunan kembali pelat secara lokal. Dan terkahir, Penambalan diseluruh kedalaman.

Sumber  Bacaan: 

Juwita, F. (2018). Analisis Jenis Kerusakan Perkerasan Lentur Menggunakan Metode Pavement Condition Index. In F. Juwita, Analisis Jenis Kerusakan Perkerasan Lentur Menggunakan Metode Pavement Condition Index. https://ojs.ummetro.ac.id/index.php/tapak/article/download/801/572.

Luthfian. (n.d.). Analisa Faktor-Faktor Pengaruh Kerusakan Perkerasan Lentur Jalan Raya Akibat Overload. In Luthfian, Analisa Faktor-Faktor Pengaruh Kerusakan Perkerasan Lentur Jalan Raya Akibat Overload. https://repository.usm.ac.id/files/journalmhs/C.111.17.0171-20210816061659.pdf.

Mukhyar. (n.d.). Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Jalan Pada Jalan Lingkungan Pemukiman. In Mukhyar, Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Jalan Pada Jalan Lingkungan Pemukiman. https://eprints.uniska-bjm.ac.id/9446/1/ARTIKEL%20MUKHYAR.pdf.

Putra, S. A. (2020). Analisa Kerusakan Jalan Beton. In S. A. Putra, Analisa Kerusakan Jalan Beton. https://ejurnal.sttdumai.ac.id/index.php/unitek/article/download/169/123/298.

Sukastian, I. (2022). Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Jalan Pada Jalan Lingkungan Pemukiman. In I. Sukastian, Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Jalan Pada Jalan Lingkungan Pemukiman. https://sinta.eng.unila.ac.id/prosiding/index.php/ojs/article/download/51/94/320.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun