Mohon tunggu...
Nasywa syawal Salsabila
Nasywa syawal Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mengerjakan tugas

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Upaya Pemerintah dan Masyarakat dalam Menekan Angka Stunting! Menuju Generasi Sehat dan Berdaya Saing Global

16 Januari 2025   10:55 Diperbarui: 16 Januari 2025   10:56 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : Tribun Timur

Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan penurunan angka stunting nasional dari 24,4% menjadi 21,6%. Penurunan ini mencerminkan upaya pemerintah dalam meningkatkan status gizi anak-anak Indonesia.

Mantan Menteri Kesehatan, Nila F. Moeloek, menekankan pentingnya peran ibu dalam meningkatkan pengetahuan tentang gizi untuk mencegah kekurangan gizi dan stunting pada anak. Beliau menyatakan, "Ibu-ibu harus berpengetahuan tentang kesehatan, juga perilaku. Negara kita begitu subur, tidak kekurangan pangan, tapi bagaimana cara kita mengolah makanan dan mengerti tentang gizi untuk anak-anak kita."

Nila Moeloek juga menyoroti dampak anemia pada anak terhadap kemampuan belajar. Dalam sebuah studi terbaru beliau mengungkapkan bahwa anak yang kurang asupan gizi atau energi memiliki risiko tiga kali lebih besar memiliki memori kerja yang rendah, yang berdampak pada proses pembelajaran mereka.

Pemerintah terus berupaya menekan angka stunting dan meningkatkan status gizi masyarakat melalui berbagai program dan intervensi strategis. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah pembentukan Badan Gizi Nasional, yang menjadi ujung tombak dalam koordinasi lintas sektor terkait isu gizi. Badan ini bertugas mengidentifikasi kelompok rentan, memastikan distribusi pangan bergizi secara merata, dan mendorong edukasi masyarakat tentang pentingnya gizi yang seimbang. Fokus utamanya adalah pada anak-anak, ibu hamil, dan kelompok prasejahtera yang paling rentan terhadap kekurangan gizi.

Pemerintah juga mengembangkan program intervensi gizi spesifik, seperti pemberian makanan tambahan (PMT) untuk ibu hamil dan anak balita, serta penguatan edukasi kesehatan melalui Posyandu. Upaya ini diperkuat dengan dukungan teknologi, seperti peluncuran aplikasi digital yang membantu masyarakat memantau asupan gizi harian dan memberikan rekomendasi pola makan sehat sesuai kebutuhan.

Dalam wawancara dengan Menteri Kesehatan, dijelaskan bahwa program Isi Piringku menjadi salah satu inovasi kunci dalam mendukung penerapan pola makan sehat di tingkat rumah tangga. "Edukasi gizi harus dimulai dari hal-hal kecil di rumah. Dengan memahami porsi ideal antara karbohidrat, protein, dan serat, kita bisa membantu mencegah stunting sejak dini,"ungkap Menteri Kesehatan.

Selain program pemerintah, sektor swasta dan lembaga non-pemerintah juga menjadi pilar penting. Contohnya kemitraan dengan perusahaan pangan untuk memperkaya kandungan gizi dalam produk makanan instan serta kampanye edukasi gizi melalui media sosial yang menjangkau generasi muda. Inisiatif-inisiatif ini dirancang untuk menciptakan dampak berkelanjutan yang tidak hanya memperbaiki status gizi individu tetapi juga membangun ekosistem masyarakat yang sadar gizi.

Upaya ini membawa harapan besar disematkan pada generasi mendatang. Mereka diharapkan tumbuh sebagai individu yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi di tingkat global. Tetapi keberhasilan ini tidak dapat dicapai tanpa peran aktif masyarakat, khususnya ibu-ibu yang menjadi penggerak utama dalam membentuk kebiasaan makan sehat di rumah. Pemahaman lebih baik tentang pola makan bergizi seimbang membuat masyarakat Indonesia dapat bersama-sama mewujudkan cita-cita menjadi bangsa yang lebih sehat dan produktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun