Nasywa Rizky Sulistyo Pratama (53)
Perkembangan globalisasi saat ini telah berpengaruh besar dalam tatanan masyarakat, globalisasi sendiri secara sederhana dapat dikatakan sebagai penyempitan dan percepatan keterkaitan seluruh dunia, batas-batas teritorial maupun budaya antar bangsa menjadi seolah hilang. Salah satu fenomena yang muncul ditengah masyarakat global saat ini adalah budaya populer jepang, budaya populer Jepang atau selanjutnya disingkat J-pop umumnya berkaitan dengan pertunjukan televisi, Film, comic/manga, anime, musik, dan fashion.
Saya sendiri termasuk Sebagian penikmat budaya J-pop, saya pernah datang ke suatu event jejepangan cosplay dan crosswalk yang diadakan pada suatu mall didaerah Yogyakarta. Banyak orang-orang mengkonsumsi, memakai, dan menikmati hal berbau jejepangan, dilomba cosplay para peseta dan Sebagian penonton memakai kostum dari karakter anime favorit mereka, menggunkan pernak-pernik (pedang, make-up, akssesoris). Saat saya mencoba masuk kedalam obrolan rombongan, mereka membahas tentang berita dan informasi terniki tentang anime dan manga melalui grup, situs web, dan media sosial yang mereka miliki, mereka juga bertukar cerita tentang kesan menonton filem jejepangan. Terdapat berbagai komunitas yang terbentuk dari dasar kecintaan mereka terhadap J-pop.
Trend yang menjamur saat ini salah satunya budaya J-pop. Terbentuknya budaya baru ini tidak bisa dipisahkan dengan globalisasi, seperti yang dijelaskan diatas tentang globalisasi, pikiran saya tidak jauh-jauh dengan pemikiran jaringan sosial (Network Society) yang diperkenalkan oleh Manuel Casttls, jaringan sosial menurut castells memiliki dampak yang kian singkat salah satunya pada bidang sosial, politik, dan ekonomi. Pemikiran Castells merujuk pada pola interaksi dan koneksi tiap individu dan kelompok pada suatu masyarakat yang telah menganut teknologi dan percepakan komunikasi. Dalam karya  Manuel Castells yang berjudul The Network Society: From Knowledge To Policy mengatakan bahwa dunia saat ini sedang berproses bertransformasi sosial yang diakibatkan oleh adanya teknologi komunikasi sejak 1970, kendati masyarakat berupaya untuk menyesuaikan teknologi sesuai kebutuhan, hadirnya teknologi justru berbalik menciptakan struktur sosial yang baru (Castells, Manuel et. Al : 2115,3). Menurut saya pemikiran Network Society adalah dimana cepat serta mudahnya arus informasi dan teknologi mulai memunculkan dampak pada masyarakat, kemudahan lalu lintas informasi menjadikan seseorang atau kelompok ini memiliki budaya baru yang mereka sukai. Banyaknya kesamaan menjadikan orang-orang memiliki inisiatif untuk membentuk komunitas atau budaya baru yang mereka anut bersama.
Teori Network Society sendiri diperkenalkan oleh seorang tokoh sosiolog bernama Manuel Castells yang lahir negara spanyol pada tahun 1942 dan hidup di Hellin, Albacete, Madrid, Cartagena, Valencia dan Barcelona. Manuel castells memulai karir akademisnya pada tahun 1958 dengan mengambil jurusan ekonomi dan hukum Universitas Barcelona pada tahun 1958- 62, kemudian melanjutkan di Fakultas Hukum dan Ekonomi Sorbonne pada tahun 1964 dan mendapat gelar Phd di bidang Sosiologi dari Universitas Paris pada tahun 1967. Dia termasuk dalam penganut Marxisme yang dihadapkan dengan lingkungan yang dimana berbagai perusahaan mengalami persaingan dengan industry lain dan memanfaatkan jaringan sosial untuk bergerak mengeksplor Kerjasama yang lebih luas.
Daftar pustaka
Estuningtyas, R. D. (n.d.). Dampak Globalisasi Pada P oliti k, Ekonomi, Cara Berfi kir Dan Ide ol ogi Serta Tantangan Dakw ahnya.
Society, T. N. (2005). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manuel Castell dalam bukunya yang berjudul. 14--45.
Technologies, N., Urbaine, L. Q., America, L., & Award, H. L. (2000). M a n u e l c a s t e l l s. 1997, 1--12.
Venus, O. A., & Helmi, L. (n.d.). Budaya Populer Jepang di Indonesia: Catatan Studi Fenomenologis Tentang Konsep Diri Anggota Cosplay Party Bandung. 71--90.