Nama Dosen : Istisari Bulan Lageni, S.Sos, M.I.Kom
Mata Kuliah : Psikologi Komunikasi (K)
Nama : Nasywa Rahmadhita
NIM/NPM : 23010400193
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Jakarta
Pengertian
    Istilah "Generasi Stroberi" menggambarkan anak muda yang dianggap kurang tahan terhadap tekanan dan lebih mudah menyerah dibandingkan generasi sebelumnya. Hal ini merujuk pada karakteristik buah stroberi yang tampak indah dan menarik, tetapi mudah rusak jika ditekan. Generasi ini sering dikaitkan dengan sifat yang sensitif, rentan terhadap stres, dan sulit menghadapi tantangan hidup. Namun, apakah benar mereka benar-benar rapuh, ataukah hanya membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam?
Memahami Generasi Stroberi
    Generasi stroberi umumnya merujuk pada mereka yang tumbuh di era digital dengan akses informasi yang luas serta kemudahan teknologi. Namun, dibalik itu semua, mereka juga menghadapi tantangan yang berbeda dari generasi sebelumnya, seperti tekanan sosial media, persaingan kerja yang ketat, dan ekspektasi tinggi dari lingkungan.
    Perbedaan pola asuh juga berpengaruh besar terhadap karakter mereka. Banyak dari mereka dibesarkan dalam lingkungan yang lebih protektif dibandingkan generasi sebelumnya, sehingga memiliki ketahanan mental yang berbeda. Namun, hal ini bukan berarti mereka lemah, melainkan lebih sensitif terhadap lingkungan sekitar.
A. Ciri-Ciri Generasi Stroberi
- Sensitif terhadap kritik: Cenderung merasa tersinggung atau tidak nyaman saat menerima kritik.
- Cenderung memiliki kenyamanan: Lebih suka bekerja di lingkungan yang nyaman dan mendukung.
- Berorientasi pada passion: Lebih memilih pekerjaan yang sesuai dengan minat dari pada sekedar stabilitas finansial.
- Tingkat stres yang tinggi: Mudah merasa cemas dan tertekan oleh ekspektasi sosial.
- Mementingkan kesehatan mental: Lebih sadar akan pentingnya self-care dan kesejahteraan psikologis.
B. Faktor Penyebab Generasi Stroberi
- Pola asuh yang protektif: Banyak orang tua memberikan perlindungan berlebihan, sehingga anak kurang terlatih menghadapi tantangan hidup.
- Perkembangan teknologi: Internet dan media sosial membentuk cara berpikir mereka serta ekspektasi terhadap kehidupan yang ideal.
- Tuntutan sosial dan ekonomi: Persaingan yang ketat dalam dunia akademik dan pekerjaan meningkatkan tekanan mental mereka.
- Perubahan nilai-nilai sosial:Â Generasi ini lebih menekankan keseimbangan hidup dibandingkan kerja keras tanpa batas.
C. Dampak Generasi Stroberi
- Dampak Positif: Mereka lebih kreatif, inovatif, dan peduli terhadap kesehatan mental serta hak-hak individu di tempat kerja.
- Dampah Negatif:Â Kurangnya ketahanan terhadap stres dan tantangan membuat mereka lebih sulit mengahadapi situasi yang penuh tekanan.
D. Penanggulangan dan Solusi
- Pendidikan karakter sejak dini: Mengajarkan anak-anak untuk menghadapi tantangan dengan mental yang lebih kuat.
- Pendekatan yang seimbang dalam pola asuh:Â Orang tua perlu memberi kebebasan sekaligus membimbing anak agar dapat mandiri.
- Pelatihan keterampilan hidup:Â Membantu generasi ini untuk mengembangkan problem-sloving dan manajemen stres.
- Lingkungan kerja yang mendukung:Â Perusahaan perlu meyediakan tempat kerja yang sehat secara mental tanpa mengurangi tuntunan profesionalisme.
- Kesadaran diri dan penguatan mental: Generasi ini harus terus belajar mengelola emosi, membangun ketahanan mental, dan meningkatkan keterampilan adaptasi.
Kesimpulan
    Generasi stroberi bukanlah generasi yang rapuh, melainkan generasi yang tumbuh di tengah perubahan zaman yang serba cepat. Mereka bukan lemah, tetapi lebih sadar akan pentingnya kesehatan mental, keseimbangan hidup, dan nilai-nilai individu. Jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya, mereka memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi tantangan, yang terkadang dianggap kurang tangguh oleh standar lama.
    Namun, menilai mereka hanya dari kelemahan yang terlihat tanpa memahami latar belakangnya adalah suatu kekeliriuan. Alih-alih mengkritik, lebih baik jika masyarakat, orang tua, dan institusi pendidikan memberikan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Dengan bimbingan yang tepat, generasi stroberi dapat berkembang menjadi individu yang kuat, inovatif, dan mampu beradaptasi dengan berbagai tantangan global.
    Setiap generasi memiliki keunikan dan tantangannya sendiri. Jika generasi sebelumnya mampu menghadapi tantangan dengan ketangguhan fisik dan kerja keras. Generasi stroberi dapat menghadapi dengan kecerdasan emosional, inovasi, dan kesadaran sosial yang lebih tinggi. Kunci utamanya adalah memahami, membimbing, dan membangun jembatan antara generasi agar saling mendukung dalam menghadapi tantangan masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI