Akhlak Individu adalah sifat yang ada dalam jiwa atau keadaan jiwa setiap orang memengaruhi sikap dan tindakan mereka terhadap Allah SWT. Akhlak yang baik menghasilkan keshalehan. Allah SWT menciptakan setiap manusia dengan semua aspek jasmaniah dan rohaniahnya. Ia dibangun dengan kekuatan rohani, seperti akal pikiran, hati nurani, naluri, perasaan, dan keterampilan batin atau bakat. Berakhlak yang baik pada diri sendiri berarti menghargai, menghormati, menyayangi, dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya karena menyadari bahwa dirinya adalah ciptaan dan amanah Allah SWT. Untuk menjalankan perintah Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, maka setiap umat islam harus memiliki dasar atau sikap akhlak sebagai berikut :
1. Akidah yang benar, yang berasal dari keimanan yang benar dan mendorong tindakan yang benar.
2. Perjuangan setiap umat muslim untuk menjadi individu yang baik, sehingga mereka dapat menjadi tauladan atau contoh yang baik.
3. Seseorang harus membangun kapasitas diri menjadi seseorang yang mencintai ilmu dan menerapkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-harinya.
4. Seseorang harus menyadari bahwa dia adalah hamba Allah SWT yang selalu membutuhkan.
5. Seseorang harus berjuang untuk mewujudkan cita-cita dan kehidupannya sebagai seorang muslim.
Jika seseorang membiarkan anggota tubuhnya kotor, sakit, atau tidak dirawat, itu dapat berarti bahwa mereka tidak menjaga amanah dari Allah SWT, karena anggota tubuh adalah bagian amanah dari Allah SWT. Demikian pula, jika seseorang membiarkan otaknya kosong atau bodoh, dan hati nuraninya tidak menerima pembersihan rohani. Berakhlak yang baik terhadap diri sendiri terkait dengan pembinaan sumber daya manusia, yang berarti membina manusia agar fisik, mental, dan akal sehat secara seimbang dan ideal. Dengan bimbingan ini, manusia dilahirkan dengan pengalaman dan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dengan nilai-nilai luhur agama, seperti keimanan, ketakwaan, dan akhlak yang mulia.
Akhlak Sosial adalah sifat dan keadaan jiwa seseorang yang membentuk sikap dan tindakan mereka terhadap sesama manusia, alam, dan lingkungan mereka. Sebagai makhluk sosial, manusia sangat bergantung pada orang lain untuk bertahan hidup dan berfungsi dengan baik. Untuk mencapai hal ini, ia harus bekerja sama dan saling membantu satu sama lain. Oleh karena itu, mereka harus menciptakan suasana yang baik di mana satu sama lain itu berperilaku baik, seperti mengiringi jenazah, mengabulkan undangan, dan mengunjungi orang sakit.Â
Karena saudara kita adalah orang yang paling dekat dengan kita dan bertanggung jawab untuk mendewasakan kita, Islam memerintahkan kita untuk berakhlak baik kepada mereka. Ini dapat dicapai dengan memuliakannya, membantunya, menghargainya, dan lain-lain. Allah SWT menganjurkan silaturahim, yang berarti mempertahankan hubungan keluarga. Seorang muslim akan mendapatkan derajat yang lebih tinggi di sisi Allah SWT jika dia berbuat baik kepada sanak-kerabatnya meskipun mereka sendiri jahat terhadapnya
Sebagai makhluk sosial, kita diharuskan untuk menjaga keseimbangan antara akhlak individu dan akhlak sosial karena kita membutuhkan orang lain untuk berinteraksi dan membantu satu sama lain. Agar menjadi manusia yang berkualitas tinggi, setiap orang harus mengimbangi akhlak individu dengan akhlak sosial. Banyak perilaku yang baik yang dapat dilakukan untuk mengimbangi dan mempertahankan keseimbangan antara akhlak individu dan akhlak sosial. Karena banyak orang yang menilai perilaku kita, maka kita harus berperilaku yang baik di lingkungan masyarakat untuk mewujudkan keseimbangan diri sendiri dengan orang lain.
Sebagai seorang muslim, kita harus menunjukkan kepedulian yang terus menerus terhadap sesama manusia sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW, yang setiap malam tidak pernah tidur sebelum memastikan bahwa 40 tetangganya, baik di kanan, kiri, depan atau belakang, tidak kelaparan. Oleh karena itu, Rasulullah SAW diberi julukan Uswatun Hasanah karena telah mengajarkan kita cara berperilaku baik kepada orang lain.