Mohon tunggu...
Nasywa Radhiyyatin Nafiah
Nasywa Radhiyyatin Nafiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember

masih pemula

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Masih Ada Kemiskinan di Kota Surabaya?

2 November 2021   16:52 Diperbarui: 9 November 2021   18:44 1047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kota dapat diartikan sebagai pemukiman tempat masyarakat melakukan berbagai kegiatan yang luas kawasannya terbatas dan dikelilingi oleh berbagai fasilitas modern untuk membantu kelangsungan hidup masyarakatnya. Berbagai fasilitas mulai layanan kesehatan, tempat tinggal, hingga transportasi tersedia di wilayah perkotaan.

Ditinjau dari aspek perekonomian, perkotaan ditinggali oleh masyarakat dari berbagai lapisan ekonomi yang berbeda mulai dari yang berpenghasilan rendah hingga tinggi. Masyarakat yang tinggal di perkotaan dominan memiliki pekerjaan diluar bidang agraris dikarenakan di wilayah perkotaan sudah banyak tempat yang menyediakan berbagai lapangan kerja dan kebanyakan dari mereka bekerja di bidang perdagangan atau jasa.

Kota dianggap menyediakan banyak lapangan pekerjaan dan mulai dianggap sebagai tempat "beradu nasib" paling tepat oleh masyarakat berpenghasilan rendah yang tinggal di pinggir kota. Hal ini menyebabkan banyak orang pergi ke wilayah yang menyediakan hal tersebut bahkan memilih untuk menetap disana secara permanent sehingga muncullah wilayah perkotaan. 

Bahkan saat ini wilayah perkotaan cenderung sangat padat penduduk dikarenakan semakin banyak masyarakat yang memilih perkotaan sebagai tempat tinggal dengan berbagai alasan, salah satunya adalah faktor jarak antara tempat kerja dan tempat tinggal mereka di pinggiran kota yang cukup jauh dan memakan waktu. 

Namun, terlalu padatnya penduduk di suatu perkotaan dapat membawa berbagai dampak buruk dan masalah bagi kota itu sendiri. Salah satunya adalah masalah kemiskinan di Kecamatan Semampir, Kota Surabaya.

Kota Surabaya merupakan ibu kota Provinsi Jawa Timur yang menjadi kota terbesar kedua setelah Jakarta di Indonesia. Kota Surabaya mulai terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, baik perkembangan dalam infrastruktur, kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya. 

Hal ini sering kali dijadikan alasan banyak orang untuk melakukan migrasi ke daerah tersebut. Banyaknya pendatang baru dan meningkatnya populasi penduduk asli Kota Surabaya sendiri menyebabkan kurangnya lahan dikarenakan perbandingan antara kebutuhan dan ketersediaan lahan tidak seimbang. 

Tanpa disadari hal itu juga mengakibatkan Surabaya menjadi salah satu kota dengan angka kemiskinan tinggi di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk miskin di Kota Surabaya pada tahun 2019 telah mencapai 130 ribu jiwa atau sekitar 4,51 persen dari jumlah seluruh penduduknya. Di Kota Surabaya, Kecamatan Semampir merupakan wilayah dengan tingkat kemiskinan tertinggi yang mencapai presentase kemiskinan diatas 60 persen.

Mengapa muncul masalah kemiskinan di kota besar seperti di Kecamatan Semampir, Kota Surabaya?

1. Faktor Kependudukan

Banyaknya penduduk di kecamatan tersebut menjadi salah satu faktor munculnya masalah kemiskinan. Ditambah lagi dengan tidak hentinya para pendatang baru yang datang ke wilayah tersebut.

2. Faktor Pekerjaan dan Pendapatan

Masyarakat yang datang ke Kota Surabaya khususnya ke Kecamatan Semampir sebagian besar datang tanpa memiliki bekal skill dan pengalaman yang cukup untuk melamar pekerjaan di kota ini. Selain itu, semakin banyak penduduk tentunya semakin banyak pesaing yang muncul dalam mendapat pekerjaan. 

Hal ini menyebabkan sebagian masyarakat memilih untuk bekerja serabutan seperti menjadi pemulung, pengamen, bahkan ada yang memilih untuk menjadi pengangguran dikarenakan sulitnya persaingan dalam mendapatkan pekerjaan. Hal ini menjadi salah satu faktor rendahnya pendapatan penduduk sehingga memunculkan masalah kemiskinan.

Kemiskinan yang terjadi menyebabkan beberapa masyarakat mengambil jalan pintas bahkan sampai melakukan aksi kriminalitas demi memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Selain itu, ada pula masyarakat yang tinggal ditempat yang tak layak huni seperti dipingiran jalan bahkan di kolong jembatan karena tidak dapat membeli atau membayar tempat tinggal yang layak untuk hidupnya. Lingkungan kumuh pun timbul di beberapa tempat, akibat dari tidak teraturnya mereka membangun tempat tinggal.

Apa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemiskinan di Kota Surabaya?

Menurut jurnal tentang Tantangan Pengelolaan Penduduk di Kota Surabaya oleh Yulia Indahri, saat ini pemerintah Kota Surabaya sendiri sudah mencoba berbagai cara untuk mengatasi masalah kemiskinan ini. Cara-cara tersebut antara lain :

  1.  Membatasi dan menata imigran  yang datang ke Kota Surabaya

Banyak masyarakat yang datang ke Kota Surabaya dengan berbagai alasan, bagi mereka yang tidak memiliki cukup dana untuk memenuhi hidupnya bisa saja memilih untuk tinggal di tempat tak layak huni dan menambah kawasan kumuh di Kota Surabaya. 

Untuk mengatasi itu pemerintah Kota Surabaya mulai menata beberapa pendatang sejak awal kedatangan mereka agar para pendatang dapat tinggal dilingkungan yang layak namun tetap sesuai dengan kemampuan mereka.

2. Membantu meningkatkan kualitas masyarakat

Sebagian masyarakat yang sulit mendapat pekerjaan ada yang dikarenakan faktor tidak memiliki skill di bidang tertentu. Oleh karena itu, pemerintah Kota Surabaya membantu mewadahi masyarakatnya dengan memberi pelatihan keterampilan dan kreatifitas. 

Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan masyarakat dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya melalui pengembangan kemampuan dibidang tertentu sehingga dapat bersaing dengan baik dalam mendapatkan lapangan pekerjaan atau bahkan bisa membangun lapangan kerja sendiri. Karena saat ini jumlah pencari lapangan kerja juga semakin meningkat.

3. Rehabilitas Sosial Daerah Kumuh (RSDK)

Program RSDK  yang ada sejak tahun 2003 ini merupakan salah satu program dari pemerintah Kota Surabaya untuk mengurangi lingkungan kumuh dengan memberi rumah layak huni bagi masyarakat yang tidak berkecukupan. Selain untuk mensejahterakan masyarakat, program ini juga dapat membantu memperindah kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun