Mohon tunggu...
Nasywa Almira
Nasywa Almira Mohon Tunggu... Jurnalis - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya adalah mahasiswi Jurnalistik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Generasi Z Memimpin Tren Digicam dan Alasan Mereka Kembali Mencintai Fotografi Klasik

4 Januari 2024   23:13 Diperbarui: 6 Januari 2024   23:17 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: foto sendiri

Tangerang Selatan, 4 Januari 2024 - Generasi Z telah menghebohkan dunia fotografi dengan adopsi kembali tren digicam, mengeksplorasi keindahan fotografi klasik yang telah lama terlupakan. Pergerakan yang menarik ini menyoroti kreativitas dan nostalgia sebagai pendorong utama di balik fenomena yang sedang berkembang ini.

Perkembangan teknologi fotografi mengalami lonjakan pesat dengan munculnya kamera digital yang di mana kamera tersebut menjadi ngetren di era 1990-an. Fenomena ini sejalan dengan lahirnya gen Z. Mereka lahir sekitar tahun 1990-an sampai awal 2010-an. Oleh karena itu, mereka menjadi saksi perubahan dramatis dalam cara orang berbagi dan menyimpan kenangan. Teknologi kamera digital ini tidak hanya mengeksplorasi foto-foto, tetapi juga ikut mempengaruhi cara kita melihat dunia. Jadi kamera digital bukan hanya sekedar alat foto biasa, tetapi juga bagian dari identitas gen Z.

Dalam era digital yang lebih maju, kamera digital atau digicam menjadi perangkat yang sangat populer bagi banyak orang dalam mengabadikan momen berharga. Gen Z kembali tertarik pada pesona fotografi klasik dengan menggunakan digicam klasik di era modern ini. Meskipun ada banyak pilihan kamera digital modern dengan fitur canggih, gen Z lebih tertarik pada digicam klasik karena keunikan dan estetika yang ditampilkan. Bentuk kamera yang kecil memastikan kenyamanan bagi mereka yang ingin membawanya ke berbagai tempat. Tentunya dengan tampilan yang klasik serta bervariasi, digicam klasik memberikan nuansa nostalgia yang membuat pengguna merasa terhubung dengan masa lalu.

Digicam klasik memberikan pengguna kebebasan kreatif yang unik melalui fitur yang lebih terbatas tetapi beragam. Efek dan fitur yang vintage pada digicam klasik semakin menarik minat gen Z untuk menghasilkan gambar dengan karakteristik khas, menciptakan suasana, dan gaya fotografi yang unik. Hal ini memungkinkan generasi Z untuk belajar cara mengatur efek secara manual dan mengembangkan keterampilan kreatifitas mereka dalam fotografi.

"Saya menggunakan kamera Kodak EasyShare C713 dengan fitur-fitur yang beragam. Fitur yang paling menarik perhatian saya ialah terdapat pada bagian filter dan pencahayaan yang dapat diatur dengan penyesuaian pada setiap objek foto. Contohnya semisal saya ingin memfoto mainan, terdapat tombol di bagian atas kamera untuk memfoto suatu benda. Berlaku juga dengan objek manusia dan pemandangan. Warna kamera yang juga saya suka yakni silver menjadi alasan lain perbedaan kamera pada zaman sekarang yaitu kebanyakan berwarna hitam polos." ucap Rafi, seorang gen Z yang menggunakan digicam klasik, Sabtu (30/12/2023).

Selain itu, menggunakan digicam juga memberikan pengalaman fotografi yang berbeda. Gen Z menikmati proses lebih hati-hati dalam pengambilan foto. Mereka harus mempertimbangkan objeknya, pengaturan fokus, dan pencahayaan yang lebih teliti. Ini membantu mereka untuk lebih menghargai seni dalam fotografi dan mengembangkan keterampilan dalam mengambil foto yang menarik.

Digicam klasik tidak hanya mampu mengambil foto, tetapi juga mampu menghasilkan video dengan estetika yang menarik. Video digicam klasik menciptakan konten dengan tampilan yang khas, seperti efek gambar dengan kualitas yang rendah, warna-warna vintage, dan tampilan grainy. Gen Z yang tertarik pada seni atau perfilman mungkin menggunakan video digicam klasik sebagai alat kreatif untuk proyek mereka. Mereka menggabungkan teknologi kamera klasik dengan teknik editing modern untuk meciptakan efek visual yang menarik.

Meskipun digicam klasik sedang populer di kalangan gen Z, fenomena ini juga menghadapi kritik. Beberapa orang meragukan keberlanjutan tren ini dan menganggapnya hanya sebagai keinginan untuk tampil dan menarik perhatian sesaat. Namun, beberapa narasumber berpendapat bahwa peran digicam klasik sebagai alat untuk mengabadikan momen yang berharga tidak dapat diabaikan. Dalam pandangan mereka, popularitas digicam klasik tidak hanya sekedar tren sementara, melainkan juga mencerminkan keinginan generasi ini untuk menghargai keindahan dan estetika dalam fotografi.

Dalam era modern ini, harga kamera digital klasik yang terpercaya bervariasi, dengan rentang harga sekitar 500 ribu hingga 1 juta rupiah. Rentang harga ini mencakup banyak pilihan kamera yang dapat memenuhi kebutuhan fotografi sehari-hari. Namun, karena banyaknya peminat kamera digital klasik, penjual seringkali menetapkan harga yang tinggi. Hal ini tidak hanya karena kualitas kamera yang baik, tetapi juga karena ketersediaan barang yang langka.

"Untuk peningkatan permintaan digicam di kalangan gen Z, itu jelas ada. Peningkatan yang terjadi luar biasa. Apalagi, biasanya ada beberapa tipe digicam yang memang sangat banyak yang nyari. Jadi, kita di sini bermain supplier dan demand, banyak permintaan tapi stok sedikit. Jadi harganya semakin tinggi. Jadi, untuk peningkatan permintaan sangat banyak. Stoknya sekarang sudah mulai menipis kalau dibandingkan dengan awal-awal tren digicam ini muncul di tahun 2022, yaitu sekitar bulan februari-maret" ucap Kadek Nanda, pemilik toko digicam jepretorika, Minggu (31/12/2023).

Kebanyakan digicam klasik dijual dalam kondisi bekas dan memiliki keuntungan serta kerugian tersendiri. Jika anda berencana untuk membeli digicam klasik secara online, perlu adanya kewaspadaan dan pengecekan yang cermat terhadap kondisi kamera tersebut. Terlebih lagi, saat ini terjadi tren kenaikan harga dalam pasar digicam klasik. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempertimbangkan dengan hati-hati kisaran harga yang sedang meningkat sebelum melakukan pembelian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun