Mohon tunggu...
Nasywah Fauzi
Nasywah Fauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Shalastic, Inovasi Bioplastik Antibakteri dari Limbah Kulit Hasil Pertanian sebagai Salah Satu Solusi Penanggulangan Sampah

9 Oktober 2023   20:25 Diperbarui: 9 Oktober 2023   20:31 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampah plastik merupakan salah satu permasalahan global yang juga melanda Indonesia, tercatat pada 2022 jumlah sampah plastik tidak terurai mencapai 19,2 M ton. Ditengah permasalahan sampah plastik tidak terurai yang kian meningkat intensinya ini, muncul sebuah terobosan baru berupa bioplastik. Bioplastik merupakan jenis plastik yang terbuat dari sumber daya terbarukan yang mudah terurai oleh mikroorganisme. Bahan baku dalam pembuatan bioplastik didapatkan dari polimer alami yang salah satunya dapat diperoleh dari bahan kaya akan karbohidrat. 

Pengeringan Kulit Pisang Ambon, Sumber: Dokumentasi pribadi.
Pengeringan Kulit Pisang Ambon, Sumber: Dokumentasi pribadi.

Disisi lain, limbah pertanian juga masih menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang patut diperhatikan. Padahal didalamnya masih terkandung senyawa-senyawa yang sangat berguna. Seperti limbah kulit pisang ambon yang tinggi karbohidrat. Sayangnya limbah kulit pisang, terutama pisang ambon yang sering dikonsumsi masyarakat ini kurang diberdayakan.  Hal yang sama juga terjadi pada limbah kulit bawang merah. Padahal di dalam kulit bawang merah terkandung senyawa antibakteri, yakni flavonoid dengan konsentrasi yang tinggi, sebesar 153%.

Tim PKM RE Shalastic, Sumber: Dokumentasi pribadi.
Tim PKM RE Shalastic, Sumber: Dokumentasi pribadi.

Berdasarkan permasalahan tersebut tim PKM Riset Eksakta Universitas Brawijaya yang terdiri atas Nasywah Fauzi, Nadyla Handayani, Ananda Merrisa, Azizah Kusuma Dewi dan Vincent Vernando dibawah bimbingan Dr. Widya Dwi Rukmi STP, M.P. menciptakan terobosan baru dengan mengembangkan bioplastik berbahan dasar tepung kulit pisang ambon dengan tambahan flavonoid di dalam ekstrak kulit bawang merah sebagai agen antibakteri. Selain berdasarkan pada permasalahan limbah, kulit bawang merah dipilih karena memiliki senyawa antibakteri dengan persentase yang tinggi. Senyawa antibakteri dipilih karena adanya peningkatan minat masyarakat terhadap kemasan polimer antimikroba. 

Kulit Bawang Merah, Sumber: Dokumentasi pribadi.
Kulit Bawang Merah, Sumber: Dokumentasi pribadi.

SHALASTIC adalah bioplastik berbahan dasar tepung dari kulit pisang ambon dengan pemberian ekstrak kulit bawang merah sebagai agen antibakteri. Bioplastik ini sebagai perwujudan dari penelitian kami yang berfokus pada formulasi ekstrak kulit bawang merah dalam bioplastik dari tepung kulit pisang ambon. Dalam penelitian ini dilakukan formulasi pembuatan bioplastik dengan  variasi penambahan ekstrak kulit bawang merah. 

Hasil bioplastik dengan penambahan konsentrasi ekstrak kulit bawang merah, Sumber: Dokumentasi pribadi.
Hasil bioplastik dengan penambahan konsentrasi ekstrak kulit bawang merah, Sumber: Dokumentasi pribadi.

Dengan terciptanya SHALASTIC ini diharapkan permasalahan limbah pertanian dan perkebunan yang ada dapat berkurang dan menciptakan kondisi lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman. Inovasi ini diharapkan dapat mengurangi pencemaran akibat limbah plastik maupun kulit buah dengan memanfaatkan potensi yang ada, serta menjadi wawasan bagi masyarakat yang masih minim pengetahuan mengenai pemanfaatan senyawa antibakteri dari limbah kulit pertanian. Selain itu, inovasi produk ini diharapkan mampu diaplikasikan secara luas sebagai pengemas produk pangan yang rentan terpapar bakteri karena tinggi kandungan flavonoid dari limbah alami yang berperan sebagai agen antimikroba dalam bioplastik. 

“Kami memilih kulit pisang ambon dan kulit bawang merah dalam pembuatan bioplastik bertujuan untuk memberikan solusi atas dua permasalahan sekaligus, sampah tidak terurai dan limbah pertanian yang kurang diberdayakan.” Jelas Nasywah, Sabtu (01/10).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun