Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2023 baru saja diselenggarakan di Universitas Padjadjaran (Unpad), Jatinangor, Sumedang, pada Senin, 27/11/2023 dan ditutup dengan acara malam puncak pada Kamis, 30/11/2023. Perlombaan tingkat nasional yang dinilai bergengsi ini berhasil menghadirkan ribuan peserta dari perguruan tinggi se-Indonesia.
Menjadi tuan rumah tentunya menorehkan kebanggaan tersendiri pada seluruh civitas akademika Unpad. Oleh itu, kesiapan Unpad dalam menerima ribuan tamu dari berbagai daerah menjadi salah satu hal yang sangat diperhatikan baik untuk para pendatang juga mahasiswa Unpad sendiri. Melihat dari luar, pembukaan dan penutupan acara PIMNAS ini memang digelar dengan megah. Adanya parade budaya berbagai daerah, tersedianya sepeda listrik yang digratiskan selama PIMNAS untuk transportasi para panitia dan peserta, hingga diundangnya bintang tamu terkenal untuk mengisi bagian dari acara PIMNAS merupakan bentuk Unpad mempersiapkan acara ini dengan baik.
Hal paling berharga yang dijual pada PIMNAS ini tentunya pengalaman menarik dengan bertemu serta membentuk relasi baik antar mahasiswa mau pun pendidik dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Persiapan panjang yang dilalui peserta pun menjadikan ini sebagai acara yang ditunggu-tunggu. Oleh itu, ini tentunya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Rina Indiastuti yakni menjadikan PIMNAS sebagai ajang menjalin persahabatan.
Unpad dan seluruh panitia yang bekerja dapat dikatakan siap dalam hal persiapan konsep dan teknis acara. Beberapa peserta yang berasal dari perguruan tinggi lain juga mengakui hal itu, seperti Fany dari Politeknik Negeri Jember dan Annisa dari Telkom University. Namun, ada beberapa hal yang kurang diperhatikan lebih lanjut. Seperti kurangnya sesi acara yang dapat dimanfaatkan oleh para peserta dari berbagai kota berkenalan satu sama lain. Mungkin hal ini dikarenakan singkatnya waktu pelaksanaan PIMNAS yang kemudian membuat setiap sesi acara pun dijalankan dengan sangat padat. Sehingga, di luar dari tujuannya yang ingin menjadi ajang persahabatan, Unpad dan PIMNAS pun memprioritaskan acara inti mereka yakni perlombaan tersebut.
Kesejukan yang memang menjadi nilai tambah bagi lingkungan Unpad ternyata berhasil membuat para peserta merasakan kenyamanan. Namun, jarak antar gedung yang jauh pastinya akan menyulitkan peserta untuk melakukan mobilisasi. Transportasi mobil 'Odong' pun memang tidak berjalan dengan optimal dan memang harus menunggu terlebih dahulu. Oleh itu, tersedianya sepeda listrik 'Beam' sebagai alat transportasi yang dapat digunakan secara gratis selama PIMNAS pun sangat memudahkan baik untuk peserta dan panitia.
Lucunya, penggunaan sepeda listrik ini pun menciptakan berbagai drama di kalangan mahasiswa Unpad dan peserta PIMNAS. Hal ini dikarenakan awalnya Unpad mengatakan bahwa fasilitas ini dapat digunakan oleh seluruh civitas akademika. Hal ini yang kemudian dianggap oleh mahasiswa Unpad bahwa sepeda listrik ini boleh digunakan kapan pun. Nyatanya, para peserta dan panitia PIMNAS yang harus diprioritaskan terlebih dahulu pun mengalami kesulitan karena jumlah sepeda listrik yang terbatas.Â
Seharusnya, dari awal sudah ditekankan terlebih dahulu bahwa selama PIMNAS dilakukan, penggunaan fasilitas ini diprioritaskan kepada orang-orang yang terlibat di dalam PIMNAS. Di hari selanjutnya, Unpad mencantumkan tulisan di pangkalan sepeda listrik itu untuk menginformasikan prioritas penggunaan. Mahasiswa pun lebih sadar dan kemudian menggunakan fasilitas ini di waktu-waktu setelah acara PIMNAS pada hari itu selesai.
Selain permasalahan sosialisasi terkait fasilitas sepeda listrik yang kemudian ramai dan diperbincangkan di media sosial, sebenarnya Unpad sudah berhasil dalam segi menjamu dan melayani para tamu. Hal ini yakni mulai dari segi makanan yang disediakan, LO untuk para peserta yang disiapkan, dan lain sebagainya.
Namun, ditemukan ada beberapa panitia yang kurang ramah dan berkenan dalam menyampaikan informasi kepada peserta. Beberapa hal juga masih ada yang dikerjakan dengan durasi waktu yang mepet sehingga kemudian ketika dieksekusi menjadi tidak maksimal. Salah satunya seperti pembuatan layout kursi ketika acara penutupan yang baru dilakukan sekitar empat jam sebelum acara dimulai. Hal ini pun menyebabkan ada beberapa tamu yang tidak bisa mendapatkan tempat duduk. Kurang pula penegasan terhadap tamu yang asal duduk di tempat yang tidak seharusnya. Hal ini menjadi salah satu yang kemudian dinilai kurang juga dari segi keseluruhan acara PIMNAS.