Ketika di sekolah pasti kita tidak asing dengan istilah Bimbingan dan Konseling atau BK, terlebih lagi dengan istilah guru BK. Lalu apa sih Bimbingan Konseling itu ? lalu apa tujuannya ? bagaimana dengan prospek kerjanya jika masuk di prodi ini ?
Singkatnya Bimbingan Konseling adalah proses bantuan kepada individu atau kelompok oleh konselor melalui metode wawancara. Namun ternyata menurut Dr. Bakhruddin All Habsy, M.pd Bimbingan Konseling adalah dua kata yang harus di satukan dengan kata " dan " mengapa demikian ? sebab itu dapat dimaknai bahwa upaya bimbingan tidak harus selamanya diikuti dengan konseling. Tetapi pada saat layanan konseling harus dalam prespektif bimbingan.
Tujuannya Untuk Apa ?Â
     Secara umum tujuan Bimbingan dan Konseling adalah untuk membantu seseorang untuk mengambil keputusannya. Bisa dibilang meyakinkan orang tersebut. Namun jika di sekolah Bimbingan dan Konseling memiliki tujuan lain yaitu :
- Membantu siswa mengembangkan potensinya
- Membantu siswa memahami dirinya
- Membantu siswa menyalurkan kemampuan, minat dan bakatnya, dll
Nah setelah tahu apa itu dan tujuan Bimbingan dan Konseling, sekarang apa sih prospek kerja setelah lulus dari prodi ini selain menjadi guru BK ? prospek kerja nya sangat banyak, kita bisa menjadi konselor, HRD dan masih banyak lagi. Menjadi seorang konselor harus memiliki keterampilan terapeutik, yaitu kemampuan berbicara yang bersifat menyembuhkan. Ada 3 ciri kemampuan terapeutik yakni, congruence ( menunjukkan diri sendiri atau jujur ), unconditional ( bersifat hangat dan positif ) dan empati ( memahami perasaan orang lain ).
Pernakah kalian melihat bahkan mengalami diberi solusi oleh seorang guru BK atau bahkan seorang konselor ? jika pernah maka itu adalah hal yang salah. Seharusnya mereka tidak boleh memberi solusi pada konselinya. Seharusnya konselor atau guru BK hanya boleh membantu konseli nya untuk mengambil keputusan yang diragukannya. Tak hanya itu, seorang konselor juga tidak diperbolehkan melakukan tindakan membandingkan seseorang, mind read ( membaca pikiran ), planning ( membuat argument ), filterring ( mendengarkan apa yang diminati saja ) dan judging ( menilai dengan hal yang tidak baik ). Konselor yang baik juga seharusnya tidak boleh banyak berbicara seharusnya banyak mendengarkan.
Lalu apakah seorang konselor tidak memiliki masalah ? bagaimana cara mereka menyelesaikan masalahnya sendiri ? lalu apakah masih boleh menjadi seorang konselor jika masih terlibat masalah ? menurut dekan fakultas ilmu pendidikan universitas negeri Surabaya " orang tidak akan bisa menyelesaikan masalah orang lain jika masih terlibat dengan masalahnya sendiri ". Menurut Prof. Dr. Mochamad Nursalim, M.Si dalam acara DIBIKONS yang dilaksanakan pada 28 Juli 2024 lalu mengatakan, ada beberapa cara menyelesaikan masalah dan yang paling mudah adalah dengan melakukan Self Healing atau Reframeing adalah melihat masalah dari sisi yang berbeda.
Sekian informasi yang dapat disampaikan, semoga bermanfaat bagi yang membaca. Saya ucapkan terima kasih.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI