Mohon tunggu...
nasywa alfita
nasywa alfita Mohon Tunggu... Lainnya - student

undergraduate student at management IPB

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sikap FOMO dan Tren Lingkungan Masyarakat: Pilar Manajemen Keuangan untuk Pengambilan Keputusan Bijak

23 Juli 2024   00:03 Diperbarui: 23 Juli 2024   00:16 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat ini sering kita mendengar kata "FOMO ( Fear of Missing Out) atau takut ketinggalan. Baik dari segi ketinggalan informasi maupun ketinggalan tren yang sedang berlangsung. Hal tersebut berpengaruh terhadap perilaku konsumtif Masyarakat, dikarenakan Masyarakat berlomba-lomba agar tidak ketinggalan dengan hal yang sedang tren untuk kebutuhan 'gengsi' mereka. 

Hal tersebut menyebabkan beberapa Masyarakat rela melakukan pinjaman online untuk memenuhi kebutuhan tersier mereka dengan cara meminjam dari pinjaman online illegal dengan bunga yang cukup tinggi,  mengakibatkan para peminjam tidak bisa membayar tidak jarang beberapa orang diberitakan mengakhiri hiudp karena tidak dapat membayar pinjaman tersebut. 

Dalam konteks tersebut dibutuhkan manajemen keuangan yang tepat agar  Masyarakat dapat menerka kebutuhan mereka dengan penghasilan yang mereka dapatkan serta membantu mereka mengambil Keputusan bijak dalam dalam menghadapi tren lingkungan yang sedang terjadi.

Manajemen keuangan sendiri salah satu bidang manajemen fungsional yang menerapkan prinsip-prinsip keuangan dalam pengambilan keputusan investasi jangka panjang hingga pengelolaan modal kerja perusahaan dalam investasi maupun pendanaan jangka pendek.

Beberapa cara dapat dilakukan untuk memaksimalkan manajemen keuangan. Pertama lakukan perencanaan keuangan, menetapkan anggaran yang jelas dan realistis agar individu dapat mengetahui batas finansial mereka. Cara tersebut dapat dilakukan dengan mengalokasikan dana untuk kebutuhan primer, sekunder, tersier, berinvestasi, tabungan. Dengan perencanaan keuangan yang matang individu dapat terhindar dari perilaku impulsive yang dipicu oleh FOMO.

Kedua, lakukan analisis biaya manfaat, maksud dari hal tersebut adalah menilai apakah investasi dalam produk atau layanan ramah lingkungan benar-benar memberikan manfaat yang sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Misalnya, membeli mobil listrik mungkin memerlukan investasi awal yang besar, tetapi jika analisis menunjukkan penghematan energi yang signifikan dalam jangka panjang, maka itu bisa menjadi keputusan yang bijak.

Ketiga, mempunyai pemahaman yang baik mengenai keuangan. Hal tersebut mencakup tata cara mengelola uang secara bijak, memahami investasi secara mendalam, mengelola utang. Dalam konteks ini pengetahuan tidak hanya sebatas untuk menghindari mengikuti hype pasar tetapi juga mencakup produk ramah lingkungan yang efektif.

Keempat, lakukan evaluasi dan penyesuaian pilar ini menekankan pentingnya melakukan evaluasi berkala terhadap kondisi keuangan dan strategi yang telah diambil. Menghadapi tren lingkungan, seseorang perlu menilai kembali apakah keputusan yang diambil masih relevan dan menguntungkan. Misalnya, setelah beberapa bulan menggunakan produk ramah lingkungan, evaluasi apakah produk tersebut memberikan manfaat sesuai yang diharapkan. Jika tidak, maka perlu ada penyesuaian strategi keuangan.

Kelima, melakukan konsultasi dengan ahli keuangan atau konsultan keuangan, mereka dapat memberikan pandangan objektif dan saran yang didasarkan pada data dan analisis yang mendalam. Konsultasi ini sangat berguna ketika menghadapi keputusan besar terkait investasi dalam tren lingkungan, seperti membeli kendaraan listrik atau berinvestasi dalam perusahaan energi terbarukan.

Sikap FOMO dapat diatasi dengan pendekatan yang bijak melalui pilar manajemen keuangan ini. Menghadapi tren lingkungan dengan sikap FOMO memerlukan pendekatan yang bijak dan terstrukturMengambil langkah-langkah yang terencana dan berdasarkan analisis yang matang akan membantu individu untuk tidak hanya mengikuti tren lingkungan tetapi juga melakukannya dengan cara yang bertanggung jawab secara finansial. Dengan demikian, mereka dapat berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan tanpa mengorbankan stabilitas keuangan pribadi mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun