Mohon tunggu...
Nasywa RihadatulAisy
Nasywa RihadatulAisy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa s2 jurusan ekonomi syariah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transformasi Perbankan Syariah: Kilas Balik dan Masa Depan Bank Islam di Indonesia

12 Desember 2023   22:56 Diperbarui: 13 Desember 2023   00:02 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://jurnalpost.com/mengenal-sistem-dan-prospek-bank-syariah/24980/Input sumber gambar

Para pembaca pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah “Bank Islam” atau “Bank Syariah”. Sejak tahun 2021 lalu, industri perbankan di Indonesia menorehkan sejarah baru dimana secara resmi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi berdiri. Namun, jika kita melihat pada kilas balik sejarah yang lebih lama, BSI bukanlah bank berbasis Islam yang pertama kali berkembang di Indonesia. Sebelum BSI, Bank Muamalat telah lebih dulu hadir sebagai bank dengan basis syariah. Sesungguhnya keberadaan perbankan syariah memiliki posisi yang cukup signifikan di Indonesia. Jika berbicara mengenai Indonesia, kita sangat tahu bahwa sebagian besar masyarakatnya didominasi oleh penduduk yang beragama Islam. Namun, terlepas dari siapa yang menjadi lembaga perbankan berbasis syariah Islam pertama di Indonesia, ada baiknya kita membahas mengenai apa sebenarnya yang menjadi urgensi dari pendirian Bank Islam di Indonesia.

Dalam keuangan Islam, bunga uang secara fiqih dikategorikan sebagai riba yang berarti haram. Itulah mengapa di sejumlah negara Islam atau negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam didirikan bank alternatif yang bersifat non-ribawi. Melihat konsepnya yang bertujuan untuk melepaskan diri dari mekanisme bunga, pendirian Bank Islam awalnya menimbulkan keraguan yang signifikan. Keraguan ini muncul karena dianggap bahwa sistem perbankan tanpa bunga adalah sesuatu yang tidak mungkin dan tidak umum, sehingga muncul pertanyaan tentang bagaimana Bank Islam akan mendanai operasionalnya. Namun, karena kuatnya tekad untuk mengembangkan sistem perbankan yang sesuai dengan syariah Islam, pada akhirnya bank-bank Islam ini berhasil dikembangkan.

Kehadiran Bank Islam yang menerapkan prinsip-prinsip syariah seakan menjadi jawaban atas kekhawatiran masyarakat pada praktik riba dan aktivitas yang bertentangan dengan hukum Islam. Hal ini memberikan alternatif bagi masyarakat Muslim yang ingin menggunakan layanan keuangan sesuai dengan keyakinan agama mereka. Di sisi lain, Bank Islam juga memiliki potensi besar dalam mendukung pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Dengan memfasilitasi pembiayaan yang adil dan bebas riba, bank-bank Islam dapat mendorong investasi dan kewirausahaan dalam komunitas Muslim. Dari dorongan tersebut, Bank Islam secara tidak langsung ikut berkontribusi dalam menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pertumbuhan sektor usaha mikro dan kecil, serta meningkatkan kontribusi ekonomi masyarakat Muslim secara keseluruhan.

Bank Islam juga dapat membantu masyarakat yang belum terlayani oleh lembaga keuangan konvensional secara lebih inklusif. Dengan memperkenalkan produk dan layanan perbankan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, bank-bank Islam dapat memperluas akses ke layanan keuangan bagi kelompok yang sebelumnya tidak terjangkau. Ini akan membantu meningkatkan tingkat inklusi keuangan di Indonesia. Bila melihat hasil penelitian yang dilakukan oleh Ledhem dan Mekidiche (2020) diungkapkan bahwa kinerja dari sebuah lembaga perbankan syariah menghasilkan pengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi. Hal ini terjadi karena adanya dukungan dari faktor probabilitas, secara khusus return on equity (ROE) yang menjadi satu-satunya faktor utama dan signifikan bagi pertumbuhan ekonomi. Namun, peran ROE saja tidak cukup karena harus didukung oleh faktor kinerja keuangan lainnya, seperti tingkat kecukupan modal, kualitas aset, manajemen, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar.

Yang tidak kalah penting, Bank Islam menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis Islam seperti keadilan, keberlanjutan, dan transparansi. Hal ini dapat mempengaruhi praktik bisnis secara keseluruhan di Indonesia dengan meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan. Bank Islam juga mendorong adopsi kebiasaan bisnis yang baik dan tanggung jawab yang dapat berdampak positif pada masyarakat dan lingkungan. Lantas, kita kemudian bertanya-tanya, apa yang sebenarnya menjadi perbedaan utama dalam sistem Bank Islam dengan bank lain? Pertama, kita dapat mengulik manajemen pengetahuan yang diterapkan oleh Bank Islam. Manajemen pengetahuan di bank-bank Islam sangat dipengaruhi dan dibentuk oleh nilai dan ajaran Islam.

Kedua, para pegawai yang bekerja di Bank Islam memiliki pengetahuan yang lebih komprehensif karena mendapatkan pendidikan dari dua sistem pendidikan yang berbeda, yaitu pendidikan Islam dan pendidikan konvensional. Para pegawai yang lulus dari lembaga pendidikan Islam mungkin kurang menguasai pengetahuan perbankan profesional dan modern seperti akuntansi dan pemasaran, sedangkan karyawan yang lulus dari lembaga pendidikan konvensional mungkin kurang memahami syariah Islam atau aturan dan norma Islam terkait. Sebenarnya, hal ini juga menjadi salah satu faktor tantangan dalam manajemen pengetahuan di Bank Islam.

Inilah mengapa dalam Bank Islam aktif dilakukan pelatihan dan integrasi untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dari para pegawainya. Inovasi merupakan kunci keberhasilan bank-bank Islam, dan manajemen pengetahuan memiliki peran penting dalam mendukung inovasi ini. Manajemen pengetahuan yang baik akan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan karyawan, mengoptimalkan penggunaan pengetahuan yang ada, dan menciptakan lingkungan kerja yang inovatif. Dengan karakteristik-karakteristik ini, manajemen pengetahuan di bank-bank Islam membutuhkan pendekatan dan strategi yang berbeda dibandingkan dengan organisasi konvensional. Bank-bank Islam harus memperhatikan nilai-nilai dan norma-norma Islam dalam mengintegrasikan pengetahuan, melatih karyawan untuk mengisi kekurangan pengetahuan, dan menciptakan budaya organisasi yang mendukung inovasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun