Mohon tunggu...
Nasyiatul Tri Hasanah
Nasyiatul Tri Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Diponegoro

Mahasiswa di Universitas Diponegoro Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Program Pencegahan dan Penanggulangan Stunting melalui Pelatihan Fortifikasi Makanan Pengolahan Ikan Menjadi Dimsum oleh Mahasiswa KKN Tim 1 Undip

9 Februari 2024   02:41 Diperbarui: 9 Februari 2024   02:45 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pelaksanaan program kerja /Dokumentasi pribadi

(Pakembaran, 09/02/2024)-- Pada Hari Senin, 22 Januari 2024 Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim I universitas Diponegoro melakukan kegiatan Sosialisasi "Program Pencegahan dan Penanggulangan Stunting Melalui Pelatihan Fortifikasi Makanan Pengolahan Ikan Menjadi Dimsum". Kegiatan ini dilaksanakan di TK Pertiwi, Dusun Grendi, Desa Pakembaran, Kecamatan Warungpring, Kabupaten Pemalang.

Stunting adalah pendek atau sangat pendeknya tinggi badan yang kurang dari -2 standar deviasi pada kurva pertumbuhan WHO. Stunting disebabkan oleh asupan nutrisi yang tidak adekuat, kesehatan dan gizi ibu hamil yang kurang terjamin serta infeksi berulang/kronis terjadi dalam 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan). Di Indonesia, berdasarkan data Asian Development Bank, pada tahun 2022 persentase Prevalence of Stunting Among Children Under 5 Years of Age di Indonesia sebesar 31,8 persen. Jumlah tersebut, menyebabkan Indonesia berada pada urutan ke-10 di wilayah Asia Tenggara.

Faktor- faktor penyebab stunting sangat banyak diantaranya kesehatan dan gizi ibu hamil yang kurang terjaga, praktik pemberian makanan bayi dan anak yang tidak adekuat, serta terjadinya infeksi pada 1000 HPK. Jika gizi ibu hamil tidak terpenuhi dan terjadi infeksi, akibatnya terjadi penurunan kesehatan yang mengakibatkan tingginya angka mortalitas dan morbiditas. Lantas bagaimana cara mengatasi stunting? Stunting dapat di atasi dengan memenuhi kebutuhan 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan), pemberian ASI eksklusif, serta pemberian MPASI. 

Selain itu, salah satu penanggulangan stunting dapat dilakukan dengan perilaku mengkonsumsi sumber protein hewani secara terus menerus. Sumber pangan hewani secara umum mengandung protein tinggi dan kaya asam amino esensial yang baik bagi balita stunting, Ikan merupakan salah satu jenis protein heme yang memiliki tingkat penyerapan besi yang baik. Kandungan protein dalam ikan mencapai 18% dan terdiri dari asam amino esensial. Menurut Daftar Bahan Makanan Penukar (DBMP) Indonesia, satu porsi ikan segar (50 gram) mengandung 10 gram protein. Disisi lain, kebutuhan serat juga sangat perlu diperhatikan. Serat adalah suatu komponen jaringan yang ada pada tanaman yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan. Sayuran merupakan sumber serat, vitamin, dan mineral yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Konsumsi sayur yang bervariasi dapat membantu meningkatkan asupan nutrisi dan mencegah stunting pada anak. Beberapa sayur yang baik dikonsumsi antara lain brokoli, bayam, wortel, kentang, dan kubis. Pemenuhan kebutuhan protein dan serat sangat perlu diperhatikan, terutama untuk pencegahan stunting pada anak-anak. Maka dari itu, mahasiswa KKN TIM 1 Universitas Diponegoro yang berada di Desa Pakembaran memberikan pengarahan dalam bentuk Sosialisasi Upaya Pencegahan Stunting melalui Fortifikasi Makanan yaitu pengolahan ikan menjadi dimsum.

Menurut WHO, fortifikasi pangan adalah penambahan untuk meningkatkan zat gizi tertentu ke dalam bahan pangan dengan tujuan meningkatkan kualitas pangan tersebut yang dapat bermanfaat bagi kesehatan. Dalam hal ini akan dilakukan penambahan sayur-sayuran ke dalam bahan makanan. Penambahan sayur-sayuran kedalam makanan diharapkan mampu meningkatkan nilai gizi pada makanan anak dan menurunkan angka stunting, terutama di Desa Pakembaran. Sayur yang dipilih adalah wortel. Sayur wortel memiliki kandungan zat gizi yang dapat membantu pertumbuhan anak dan mengandung antioksidan yang sangat bagus untuk anak agar tidak mudah terserang penyakit. Jenis makanan yang dipilih disini adalah dimsum. Dimsum merupakan makanan kecil yang memiliki nilai gizi tinggi ini biasanya diisi dengan daging ayam, ikan, udang, dan sayur-sayuran. Kepopuleran dimsum di Indonesia cukup luas sangat diminati dan digemari oleh masyarakat Indonesia. Pengolahan ikan menjadi dimsum dapat menjadi upaya meningkatkan minat konsumen khususnya anak-anak yang tidak menyukai ikan dalam bentuk olahan utuh dan menambah nilai gizi produk karena terdapat kandungan gizi yang penting untuk tubuh dan salah satu solusi untuk mengatasi kasus stunting. 

Lantas bagaimana cara pengolahan dimsum ikan lele dengan fortifikasi sayuran tersebut? Tahapan pembuatan dimsum adalah sebagai berikut: 

1. Giling ikan menggunakan food processor bersama putih telur dan es batu sampai halus. 

2. Haluskan bawang merah dan bawang putih 

3. Campurkan daging dan bumbu-bumbu yang telah dihaluskan ke dalam wadah, kemudian tambahkan merica, garam, penyedap rasa, tapioka,minyak wijen, saus tiram, dan daun bawang yang telah diiris sebelumnya, aduk hingga kalis. 

4. Ambil adonan 1 sdm masukan kedalam kulit pangsit dan bentuk sesuai keinginan , kemudian tambahkan parutan wortel di atas dimsum Kukus Selama 20 menit, angkat dan siap dihidangkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun